Liputan6.com, Jakarta - Matahari begitu penting dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tanaman tumbuh dan memungkinkan ketersediaan bahan pangan.
Baca Juga
Advertisement
Matahari juga telah lama dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Disebut terbarukan karena matahari adalah energi abadi.
Beberapa waktu terakhir, matahari juga ramai diperbincangkan. Yakni, soal badai matahari dan fenomena solstis.
Dua fenomena yang muncul pada akhir Desember 2023 ini dianggap sebagai pemicu meningkatnya suhu di berbagai wilayah Indonesia. Padahal, tak sepenuhnya benar.
Memang, matahari bersinar lebih terik akhir-akhir ini. Hanya saja, ada beberapa faktor regional yang menyebabkan cuaca panas dan meningkatnya suhu.
Simak Video Pilihan Ini:
Tentang Fenomena Solstis
Mengutip kanal news Liputan6.com, fomena solstis didefinisikan sebagai peristiwa saat matahari berada di bagian paling Utara maupun Selatan, ketika mengalami gerak semu tahunannya.
Solstis merupakan fenomena astronomis biasa. Istilah ini datang dari bahasa latin, yakni solstitium. Terdiri dari dua kata, Sol yang berarti Matahari dan Stitium yang diartikan tempat berhenti.
Uniknya, fenomena solstis ini hanya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu di bulan Juni dan Desember.
Solstis disebabkan oleh sumbu rotasi bumi dengan kemiringan 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika.
Ketika bumi berotasi dan mengorbit pada matahari, sementara Kutub Selatan dan belahan bumi bagian selatan juga menjauhi matahari. Inilah kondisi Solstis yang terjadi di bulan Juni. Sedangkan, fenomena solstis 22 Desember 2022, Kutub Utara dan belahan bumi utara berposisi menjauhi matahari.
Saat fenomena ini ramai diperbincangkan, muncul pertanyaan apakah Solstis akan kehadiran matahari lebih lama?
Dikutip dari laman almanac.com, Jumat (22//12/2022) fenomena ini bisa membuat kemunculan matahari lebih panjang.
Sebab akan Matahari terbit paling awal sebelum titik balik matahari musim panas dan matahari terbenam paling akhir setelah titik balik matahari musim panas. Lihat sendiri di mana pun Anda tinggal.
Sebab di momen ini, Matahari terbit paling kiri di cakrawala, dan terbenam di tempat paling kanan yang memungkinkan.
Sinar matahari akan menerpa tempat-tempat di rumah Anda yang tidak pernah diterangi pada waktu lain.
Advertisement
Matahari di Hari Kiamat
Dalam perspektif Islam, selain sebagai sumber kehidupan, matahari adalah makhluk Allah SWT. Selayaknya makhluk allah, maka akan ada akhir matahari.
Sebagaimana makhluk lainnya, matahari juga akan mengalami kiamat. Allah SWT dalam QS. At Takwir menggambarkan kondisi mengerikan matahari pada hari kiamat.
mengutip informatics.uii.ac.id, Allah Ta’ala berfirman dalam QS. At Takwir 1-14 yang artinya,
“Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, ‘dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.”
Di dalam QS. At Takwir dijelaskan bahwa nanti matahari akan digulung, bintang-bintang akan berjatuhan, terbayangkan bahwa besok di akhirat semua sumber cahaya dipadamkan. Sedangkan saat itu, sangat banyak manusia yang dikumpulkan dan tentunya sangat sulit untuk bergerak maupun berjalan.
Ketika kita berjalan sendiri melewati jembatan yang sangat gelap dan jembatannya hampir tidak kelihatan. Apakah terbayang kita bisa melewati jembatan tersebut kalau tidak ada lampu atau senter dengan banyak risiko menyebabkan terjatuh.
Kondisi Manusia di Akhirat
Sebagai seorang beriman tentunya kita percaya bahwa Allah Ta’ala dan Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kita arahan baik melalui Alquran dan Al Hadis. Ada kabar gembira bagi orang beriman ketika di akhirat kelak, kita akan diberikan cahaya yang berasal dari sholat subuh dan isya’ yang dilakukan secara tepat waktu dan berjamaah bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan dapat dilakukan dengan tepat waktu di rumah, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ibnu majah).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, yang menggambarkan keadaan manusia pada saat melewati sirath:
“Yang pertama kali lewat di antara kalian bagaikan kilat”
Aku (Abu Hurairah) bertanya, “Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, apa maksud “berjalan seperti kilat”? Beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, “Tahukah kamu bagaimana kilat pergi dan datang dalam sekejap?”
Kemudian (ada yang) berjalan seperti angin, seperti burung, dan ada juga yang berlari, perjalanan mereka sesuai dengan amalan mereka. Sedangkan Nabi kalian ini (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berdiri menunggu di atas sirath seraya berdoa, ‘Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah…’
Sampai ada yang amalannya (karena sedikit) tak sanggup (membawa si hamba tadi) sehingga ada orang yang tidak bisa lewat melainkan merayap.
Pada situasi yang sangat gelap saat itu, manusia diminta untuk segera melewati jembatan sirath. Jembatan yang sangat gelap di mana hanya orang yang beriman (rajin sholat subuh dan isya) saja yang mendapatkan cahaya, sehingga bisa melihat jembatan siroth lalu melewatinya.
Advertisement