Sukses

Gus Iqdam Budrek tapi Ngakak, Tolak Sholawat Tibbil Qulub Jemaah Ini Pilih Sholawat Busyro dan Minta Sangu Rp1 Juta

Macam-macam perilaku jemaah Gus Iqdam ini. Ada yang kocak sampai membuat perut kita kram dan adapula yang memiliki kisah sedih hingga membuat kita mewek Bombay.

Liputan6.com, Cilacap - Bermacam-macam saja perilaku jemaah Gus Iqdam. Ada yang kocak sampai membuat perut kita kram, namun ada pula yang memiliki kisah sedih hingga membuat kita mewek bombay.

Kekocakan yang dipertontonkan jemaah Gus Iqdam kali ini ialah ketika dirinya disuruh melantunkan sholawat Tibbil Qulub. Ia menolak dan hanya bersedia melantunkan sholawat Busyro.

Ragam karakteristik yang dimiliki jemaah Majelis Ta'lim Sabilu Taubah atau ST Nyell ini ternyata mampu membuat pengajian Gus Iqdam ini bertambah meriah dan selalu menarik untuk diikuti.

Tak heran jika pengajian-pengajiannya di beberapa tempat selalu dipadati pengunjung. Bukan hanya itu, pengajian-pengajiannya yang tersebar di berbagai platform semisal TikTok, YouTube dan lain sebagainya ini selalu menjadi buruan para jemaahnya.

Kecintaan para jemaah akan sosok Gus Iqdam ini merupakan anugerah besar yang tidak dimiliki oleh sembarang orang.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Protes Minta Lantunkan Sholawat Busyro

Nama jemaah ini ialah Nur Aini. Tentu saja protes yang dilayangkannya ini membuat ngakak jemaah yang lain.

Meskpun demikian, Gus Iqdam mengabulkan permintaanya dengan catatan jangan sampai salah melafalkannya.

“Monggo dipimpin sholawat Tibbil Qulub biar hatinya adem semua,” pinta Gus Iqdam dikutip dari tayangan YouTube Muhibbin Kang Santri, Kamis (28/12/2023)

“Sholawat Busyro saja Gus,” protesnya.

“Ya sudah kalau sampai keliru tidak dapat sangu loh,” kata Gus Iqdam menanggapi protes jemaah wanita ini.

3 dari 4 halaman

Minta Sangu Uang Rp1 Juta

Selesai melantunkan sholawat Busyro ini, Gus Iqdam menanyakan besarnya saku yang diharapkannya. Namun kali ini Gus Iqdam menolak permintaan Bu Aini yang meminta uang saku yang lumayan banyak yakni Rp1 juta.

“Ya sudah, minta sangu berapa?” tanya Gus Iqdam. “1 Juta Gus,” pintanya.

“Waahh…saya tidak mau, wong hidupnya enak kok jadi ibu rumah tangga kok,” sanggah Gus Iqdam.

“Saya bagi-bagi dengan teman-teman saya Gus,” kata Nur Aini mencoba merayu Gus Iqdam.

“Sudah untuk ganti kejatuhan pohon pisang saya kasih 300 ribu saja,” jawab Gus Iqdam.

4 dari 4 halaman

Lafal Sholawat Busyro dan Tibbil Qulub

Berikut ini  ‎lafal lengkap shalawat Busyro lengkap dengan artinya

اَللّهُمَّ صَلِّى وَ سَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ اْلبُشْرَى صَلاَةً تُبَشِّرُنَابِهَا وَأَهْلَنَا وَأَوْلَادَنَا وَجَمِيْعِ مَشَايِخِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَطَلَبَتَنَا وَطَالِبَاتِنَا مِنْ يَوْمِ هَذَا اِلى يَوْمِ اْلآخِرَةِ

Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammadin shahibil busyro shalatan tubasysyiruna biha. Wa ahlana wa auladana wa jami’I masyayikhina wa mu’allimina wa thalabatana wa thalibatina Min yaumina hadza ila yaumil akhirah.

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan keselamatan atas baginda kami, Nabi Muhammad sebagai pembawa kabar gembira dengan berkah shalawat yang (juga) dapat memberikan kebahagiaan kepada kami, keluarga kami, anak-anak kami dan seluruh guru-guru kami dan orang yang senantiasa mengajarkan ilmunya kepada kami. Juga kepada murid-murid kami sejak hari ini hingga hari kiamat kelak.”

Adapun lafal lengkap shalawat Tibbil Qulub beserta artinya adalah sebagai berikut,

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ   

Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin thibbil qulûbi wa dawâ-ihâ wa ‘âfiyatil abdâni wa syifâ-ihâ wa nûril abshâri wa dliyâ-ihaa wa ’alâ âlihî wa shahbihî wa sallim.   

“Ya Allah, berikanlah rahmat kepada baginda kami, Nabi Muhammad, sang penyembuh hati dan obatnya, memberikan kesehatan badan dan mengobatinya, menjadi cahaya mata hati dan sinarnya, juga kepada keluarga dan sahabat beliau, dan semoga Engkau memberikan keselamatan.”  

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul