Liputan6.com, Cilacap - Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah atau populer dengan sebutan ST Pusat, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam terbilang sukses dalam dakwah Islam.
Banyak orang bertobat yang lantas membuat ST disebut dengan ST Nyell. Banyak pula nonmuslim yang log in atau mualaf lewat bimbingannya, sebagaimana yang terjadi pada jemaah kakak beradik ini.
Advertisement
Baca Juga
Gaya dakwahnya yang unik dan santai justru menjadi magnet bagi banyak orang. Pun demikian dengan bahasa dakwahnya yang sederhana dan jauh dari kesan menghakimi ini nyatanya justru mampu menerangi hati-hati yang diselimuti kegelapan.
Jemaahnya yang kebanyakan dari kaum marginal yang kerap ia sebut sebagai garangan ini akhirnya mampu menemukan jalan tobatnya.
Nuansa dakwah yang membawa kesejukan ini pula ternyata menyebabkan beberapa jemaah nonmuslim akhirnya dengan sukarela masuk Islam.
Simak Video Pilihan Ini:
Sudah Lama Islam Namun Belum Ikrar
Ini juga yang dirasakan oleh salah seorang jemaah nonmuslim Gus Iqdam yang bernama Kahan. Pria asal Kutobatu Malang ini datang di Markas ST Pusat bersama adik perempuannya.
Keduanya mengikrarkan dirinya ingin masuk Islam dibimbing Gus Iqdam. Ia mengaku bahwa semenjak kecil sampai usia kelas SMP ia menganut agama Kristen Katolik.
“Sebenarnya saya ini Islam sudah lama Gus hanya saja belum ikrar, jadi Islam menurut kehendak saya sendiri,” ucapnya dikutip dari tayangan YouTube Santri Nyell, Kamis (28/12/2023).
Advertisement
Alasannya Sangat Menyentuh
Alasan keduanya menjadi mualaf ini sangat menyentuh dan membuat hati terenyuh. Adik perempuan Kahan mengaku bahwa keinginannya masuk Islam itu menyebabkan hatinya menjadi tenang.
“Kalau adik ingin masuk Islam kenapa?” tanya Gus Iqdam.
“Mantap masuk Islam itu kaya tenang gitu Gus,” jawabnya.
“Tenang di Islam?” tanya Gus Iqdam lagi.
“Iya,” jawabnya singkat.
Niat mantap keduanya pun disambut suka cita oleh Gus Iqdam dan dengan segera membimbingnya untuk masuk Islam.
Dalam prosesi mualaf-nya ini, Kahan terlebih dahulu dibimbing oleh Gus Iqdam mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebelumnya, Gus Iqdam mengatakan kepada Kahan bahwa semaunya harus diniai dengan ikhlas dan tanpa paksaan.
Setelah membimbing Kahan mengucapkan dua kalimah syahadat, suami Ning Nila ini menutupnya dengan membaca Al-Fatihah dan doa. Demikian halnya dengan prosesi mualaf adik perempuan Kahan.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul