Sukses

Ingin Meminta Maaf pada Orang Lain, Haruskan Menyebut Kesalahan Diri?

Perihal maaf dan memaafkan merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim. Keduanya hanya dapat dilakukan bagi mereka yang mempunyai niat tulus dan ikhlas karena Allah SWT.

Liputan6.com, Jakarta - Islam sangat menganjurkan setiap insan untuk saling meminta maaf dan memaafkan baik atas kekhilafan yang disengaja atau maupun tidak disengaja. Baik kesalahan secara lisan maupun perbuatan yang dapat merugikan orang lain. 

Begitupun sebaliknya bagi orang yang merasa dizolimi atas kesalahan orang lain maka harus setulus hati memaafkannya karena Allah SWT. Akan tetapi, apabila telah meminta maaf namun masih menyimpan dendam, maka permohonan maafnya masih menyimpan amarah. 

Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al-A'raf ayat 199.

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ

Artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 2 halaman

3 Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Meminta Maaf

Adapun cara yang perlu diperhatikan ketika  meminta maaf atas kesalah kita terhadap orang lain yaitu:

1. Meminta maaf dengan tidak menyebutkan kesalahan yang pernah kita lakukan terhadap orang, misalnya maafkan saya, karena sudah membicarakan kejelekanmu di belakangmu. Sangat tidak dianjurkan hal seperti itu, karena bisa membuat orang yang dimintakan maaf akan marah, dan bisa jadi tidak akan memaafkan. 

Jadi adab meminta maaf terhadap sesama manusia tidak perlu disebutkan kesalahan kita terhadap orang yang kita mintakan maafnya, namun sebaliknya adab permohonan maaf atau ampunan kita terhadap Allah SWT, itu harus disebutkan.

Misalnya seperti: "Ya Allah. Ampunilah dosa dan kesalahanku terhadap orang itu karena saya sudah menzoliminya, (dengan syarat sebelum kita mohon ampunan kepada Allah terlebih dahulu kita meminta maaf kepada orang tersebut)."

2. Berjanji tidak akan mengulangi lagi atas perbuatan dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya.

3. Ikuti dengan kebaikan dan doa untuk orang lain, yang telah kita zalimi, seperti kita mendoakannya : "Ya Allah, saya telah memaafkan orang itu, maka ampunilah dosa dan kesalahannya ..." 

Aisyah ra pernah ditanya oleh salah satu sahabat Nabi SAW tentang akhlak Rasulullah SAW : “Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian dan tidak membalas kejahatan dan kejelekan melainkan beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain.” (HR. Ibnu Hibban).