Liputan6.com, Cilacap - Kematian merupakan kiamat kecil. Demikian berdasarkan pendapat para ulama. Pasalnya, sebagaimana kiamat, kematian juga bisa datang secara tiba-tiba dan tidak ada seorang pun yang tahu kepastian waktu datangnya.
Baca Juga
Advertisement
Saat meninggal dunia terlebih dahulu seseorang akan menghadapi sakaratul maut yang sakitnya luar biasa terutama jika saat menimpa orang yang zalim dan durhaka. Tak ada seorang pun yang mampu menghindar dari kematian.
Oleh sebab itu maka keberhasilan hidup manusia ini sejatinya jika ia mati dalam keadaan husnul khotimah, yang artinya meninggal dalam keadaan baik.
Lalu bagaimana kiat-kiat agar kita meninggal husnul khotimah? Berikut ini ulasannya.
Simak Video Pilihan Ini:
4 Cara Menghadapi Kematian yang Husnul Khotimah
Menukil NU Online, menurut Imam Sufyan Al-Tsauri, ada 4 (empat) cara yang bisa dilakukan seseorang untuk meraih predikat husnul khatimah sebagai berikut:
1. Menjaga iman dan ketakwaaan kepada Allah swt secara istiqamah
Siapa pun yang menginginkan terjaga iman dan ketakwaannya hendaknya menjauhi benar-benar hal-hal yang bisa merusak iman dan ketakwaannya. Ia harus bertaubat dari segala dosa dan kemaksiatan, apalagi terhadap syirik. Hal itu bisa dicapai, diantaranya dengan membaca doa seperti yang diajarkan Rasulullah saw berikut:
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لا أَعْلَمُ
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui.
2. Berusaha sungguh-sungguh memperbaiki lahir batin
Hendaknya, niat dan tujuan semua amal saleh harus benar-benar bersih lahir batin. Tidak ada niat dalam beribadah kecuali semata-mata karena untuk mencari ridha Allah swt sebagaimana yang kita ucapkan dalam doa iftitah setiap kali memulai shalat:
إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
3. Senantiasa berdoa kepada Allah agar diwafatkan dalam keadaan iman
Nabi Yusuf as memberikan contoh doa husnul khatimah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surat Yusuf, ayat 101 :
تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
Artinya: Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.
4. Senantiasa berdizkir kepada Allah dalam keadaan apa pun
Allah swt berfirman dalam Al-Quran, Surat Albaqarah 152, yang berbunyi:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
Artinya: Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.
Ayat di atas menegaskan janji Allah bahwa siapa pun yang senantiasa berdzikir kepada Allah swt, maka Allah akan senantiasa mengingat orang itu. Allah akan selalu memberinya petunjuk dan pertolongan hingga orang itu meninggal dalam keadaan mengingat-Nya.
Mudah-mudahan kita semua senantiasa mendapat hidayah dari Allah, dapat melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan apa yang menjadi larangan-larangan-Nya. Ketika ajal tiba, kita tetap dalam keadaan iman, Islam dan ihsan sehingga kita memperoleh husnul khatimah yang dimpikan.oleh setiap orang.
Advertisement
Tidak Mudah Menggapai Khusnul Khotimah
Untuk menggapai husnul khatimah sesungguhnya tidak mudah karena setan bisa saja mengambil kesempatan di saat akhir menjelang kematian seseorang. Setan bisa saja berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkan dengan segala cara.
Agar terhindar dari upaya penyesatan oleh setan yang akan menjerumuskan kita, maka Rasulullah saw memberikan tuntunan kepada kita berupa doa memohon kepada Allah agar senantiasa menetapkan iman sampai akhir hayat kita. Doa tersebut sebagaimana termaktub dalam Surat Ali Imran ayat 8, sebagai berikut:
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Artinya: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul