Sukses

Masya Allah, Penghafal Al-Qur’an Akan Pakaikan Mahkota ke Orang Tuanya di Hari Kiamat

Salah satu keutamaan yang masyhur ialah anak penghafal Al-Qur’an akan memberikan mahkota untuk kedua orang tuanya pada hari kiamat.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah gempuran kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, masih ada anak-anak yang bersemangat untuk menghafal Al-Qur’an. Bahkan, pesantren-pesantren tahfidz di Indonesia nyaris tidak kekurangan santri yang ingin menghafal Al-Qur’an.

Memiliki anak penghafal Al-Qur’an adalah suatu kebanggaan bagi orang tua. Tak jarang banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke pesantren tahfidz sejak dini. Sedikit-sedikit menghafal sampai akhirnya menjadi hafidz Al-Qur’an.

Keinginan orang tua agar anaknya menjadi hafidz Al-Qur’an bukan tanpa alasan. Itu karena keutamaan luar biasa yang hanya diperoleh oleh penghafal Al-Qur’an.

Ada cukup banyak keutamaan bagi penghafal Al-Qur’an yang disebut dalam hadis nabi. Sejatinya, keutamaan-keutamaan tersebut memicu semangat Muslim untuk menghafalnya.

Salah satu keutamaan yang masyhur ialah anak penghafal Al-Qur’an akan memberikan mahkota untuk kedua orang tuanya pada hari kiamat. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan Mu'adz Al-Juhani berikut, mengutip daaruttauhiid.org.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menghafal Al Quran dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota pada Hari Kiamat.”

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Keutamaan-Keutamaan Menghafal Al-Qur’an

Untuk mengetahui apa saja keutamaan bagi penghafal Al-Qur’an, berikut daftarnya sebagaimana dikutip dari buku Menghafal Al-Qur’an karya KH Ahsin Sakho Muhammad.

1. Penghafal Al-Qur’an mendapat kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah SWT. 

2. Penghafal Al-Qur’an akan meraih banyak pahala. 

3. Penghafal Al-Qur’an yang menjunjung tinggi nilai Al-Qur’an dijuluki dengan ‘Ahlullah’. Artinya orang yang dekat dengan Allah SWT.

4. Nabi Muhammad SAW pernah menyegerakan penguburan sahabat yang meninggal dunia dalam perang Uhud, yang hafalannya lebih banyak daripada lainnya.

5. Nabi Muhammad SAW menghantarkan para penghafal Alquran dalam jabatan yang mulia yaitu menjadi pemimpin saat sholat. 

6. Orang tua yang memiliki anak penghafal Al-Qur’an akan diberikan mahkota oleh Allah SWT pada hari kiamat nanti.

7. Penghafal Al-Qur’an telah mengaktifkan sel-sel otaknya yang berjumlah miliaran melalui kegiatan menghafal. 

8. Penghafal Al-Qur’an termasuk orang-orang terdepan dalam menjaga keaslian, kemurnian, dan kelestarian kitab suci Al-Qur’an.

9. Penghafal Al-Qur’an akan menciptakan dirinya sebagai manusia yang saleh. 

10. Penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan syafa’at Al-Qur’an pada hari kiamat.

11. Penghafal Alquran yang selalu muraja’ah (mengulang hafalannya), ia sebenarnya tengah melakukan olahraga otak dan lidah. 

12. Karena Al-Qur’an adalah kitab ‘’Mubarak’ yang penuh berkah atau tempat menumpuknya kebaikan, maka informasi yang dihafal dalam otaknya adalah kalam Allah yang penuh kesucian dan kemuliaan.

 
3 dari 3 halaman

Godaan Penghafal Al-Qur’an

Meski cukup banyak keutamaannya, Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya) mengatakan bahwa seorang penghafal Al-Qur’an tidak terlepas dari godaan yang luar biasa.

Buya Yahya mengungkapkan, sebagian penghafal Al-Qur’an merasa dirinya punya segala sesuatu yang dahsyat, sehingga karena sikap sombong itu mudah merendahkan orang lain. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Kasyf wa at Tabyin karangan Imam Al-Ghozali.

“Kadang-kadang nyelekit kalau ngomong, gak peduli, mudah merendahkan orang lain. Sampai suatu ketika ada seorang penghafal Al-Qur’an tidak mau sholat berjemaah di belakang satu orang karena bacaannya lebih bagus dari imannya, ini kan kebodohan dalam fiqihnya,” katanya dikutip dari YouTube Buya Yahya, Rabu (3/1/2024).

Padahal, lanjut Buya Yahya kalau seorang penghafal Al-Qur’an mengerti fiqih tak akan seperti itu, yang penting sholatnya sah meski menjadi makmum. Namun, karena kesombongannya sebagai penghafal Al-Qur’an ditambah suaranya bagus enggan untuk ikut sholat berjemaah.

“Makanya jangan sampai kita hanya terpesona dengan pahala. Bagus, kita terpesona dengan hafalan untuk memotivasi kita menghafal, tapi di sisi lain hayu memotivasi diri kita untuk memahami Al-Qur’an,” pesan Buya Yahya.