Sukses

Fakta-fakta Al Ula dan Madain Saleh yang Kerap Dianggap Sama, Sempat Dikunjungi BCL

Al Ula dan Madain Saleh sedang menjadi topik hangat dibicarakan setelah Bunga Citra Lestari (BCL) membagikan momen liburannya di Arab Saudi ke media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Al Ula dan Madain Saleh sedang menjadi topik hangat dibicarakan setelah Bunga Citra Lestari (BCL) membagikan momen liburannya di Arab Saudi ke media sosial. Diketahui BCL mengunjungi Kota Al Ula bersama keluarganya selepas menyelesaikan ibadah umrah di Tanah Suci awal tahun 2024.

Momen BCL di Al Ula yang dibagikan ke Instagram mengundang reaksi dari warganet. Warganet ribut lantaran istri Tiko Aryawardhana itu mengunjungi kota yang dihindari Nabi Muhammad SAW.

Adu argumen di kolom komentar Instagram BCL pun tak terelakkan. Sebagian warganet mengatakan bahwa yang dilarang untuk didatangi adalah Madain Saleh, bukan Al Ula. Sebaliknya, warganet lain menganggap BCL telah bertandang ke kota yang dihindari nabi.

Terlepas dari itu, menarik untuk dibahas apakah Al Ula itu sama dengan Madain Saleh? Area manakah yang dilarang dikunjungi?

Simak berikut ulasannya yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 6 halaman

Mengenal Madain Saleh

Mengutip media Malaysia, majoriti.com.my, Rabu (10/2/204), Madain Saleh adalah kota yang letaknya dekat Al Ula antara Madinah dan Tabuk di wilayah Hijaz, Arab Saudi 

Madain Saleh atau Kota Saleh juga dikenal sebagai Al-Qura (Lembah Desa) dan disebutkan dalam Taurat (Perjanjian Lama) dan juga dalam Alkitab (dikenal sebagai Dedan).

Tempat itu disebut juga Al-Hijr atau Hegra. Kawasan tersebut didominasi oleh sisa-sisa Kerajaan Nabatean dari abad ke-1 Masehi. Sisa-sisa bangsa Lihyan dan Romawi juga dapat ditemukan di daerah tersebut.

Dalam Al-Quran disebutkan bahwa penduduk wilayah Madain Saleh adalah kaum Tsamud bangsa Nabatean pada zaman Nabi Saleh. Mereka hidup sejak 3.000 tahun sebelum Masehi, antara zaman Nabi Nuh sampai zaman Musa.

3 dari 6 halaman

Kisah Nabi Saleh dan Madain Saleh

Oleh karena itu, Nabi Saleh diutus Allah untuk memberi petunjuk kepada mereka sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran surah Al-A’raf ayat 73.

وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًاۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْۗ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ  

Artinya: “Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.”

Namun, ajakan tersebut itu ditentang oleh mereka dan malah menantang Nabi Saleh melakukan mukjizat, membuktikan kenabiannya. Mereka menantangnya untuk mengeluarkan seekor unta dari bebatuan di dekatnya. 

Nabi Saleh berdoa, keajaiban pun terjadi atas izin Allah. Seekor unta betina muncul di antara mereka dan melahirkan seekor anak sapi. Nabi Saleh memerintahkan kaum Tsamud untuk menghormatinya.

Setelah itu, di antara mereka ada yang mengimani kenabian Saleh. Namun, ada pula yang tetap menolaknya meskipun dua orang di antara mereka telah membunuh unta yang tidak bersalah.

Sebagai hukumannya, Allah mengirimkan gempa bumi di tengah malam, yang membuat mereka semua mati, dan tidak ada satupun dari mereka yang terbangun lagi. Dalam surat Al-A'raf ayat 78, Allah berfirman:

فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ

Artinya: “Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.

Setelah bencana itu, yang tersisa hanyalah bangunan-bangunan besar dan monumen-monumen yang mereka ukir dari pegunungan dan bebatuan, seperti yang masih bisa kita lihat hingga saat ini. 

4 dari 6 halaman

Fakta Al Ula

Ada beberapa kebingungan mengenai Kota Al Ula dan Madain Saleh, sehingga perlu diketahui bahwa keduanya merupakan dua lokasi yang berbeda, namun letaknya berdekatan dengan jarak tempuh sekitar 25 hingga 31 kilometer (km).

Menurut laman majoriti.com.my, lokasi yang dilarang untuk dikunjungi adalah Madain Saleh yang merupakan tempat terkutuk dan dilarang oleh Rasulullah SAW. Larangan Nabi Muhammad SAW untuk mengunjungi Madain Saleh tidaklah mutlak haram seperti zina, minum minuman keras dan lain-lain, namun larangan tersebut makruh.

Ini karena ada hujah dan dalil lain yang mana Nabi Muhammad SAW tidak melarangnya, namun menganjurkan agar siapapun tidak melewati tempat itu termasuk daerah terkutuk lainnya. Nabi meminta para sahabat yang ke daerah itu untuk menangis dan merenungi dirinya sebagai seorang ibrah karena takut akan azab Allah.

"Jangan kamu memasuki tempat-tempat mereka yang ditimpa azab Allah itu kecuali kamu dalam keadaan menangis. Jika kamu tidak menangis, janganlah kamu memasuki tempat itu agar kamu tidak ditimpa musibah seperti musibah yang telah menimpa mereka." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim, dikutip dari NU Online)

5 dari 6 halaman

Area yang Dilarang Terbatas

Menurut seorang mutawif dari Malaysia yang rutin bepergian ke Tanah Suci, Maliq Suhaimi dengan akun Facebook Raja Suhaimi, Al Ula bukanlah tempat turunnya bala bantuan dan dikutuk secara keseluruhan.

Sebab, kata dia, itu berdasarkan bukti-bukti pembangunan masjid, yakni Masjid Al 'Izdhom atau Masjid Tulang yang menjadi tempat peristirahatan Nabi SAW dalam perjalanannya menuju perang Tabuk.

Kata dia, ketika baginda nabi hendak sholat di sana, beliau menggunakan tulang sebagai salah satu metode penentuan arah kiblat di kawasan tersebut yang sekaligus membuat nama masjid tersebut mendapat nama Masjid Tulang dari peristiwa tersebut.

“Dari sini (Masjid Tulang) ke kawasan Madain Saleh (Hegra) yang dikaitkan dengan orang terkutuk Nabi Saleh jaraknya sekitar 40 km. Jadi Al Ula tidak semuanya kawasan terkutuk,” ujarnya.

6 dari 6 halaman

Kata Ulama Arab Saudi

Pendapat tersebut sama dengan penjelasan ulama Arab Saudi, Sheikh Assim Al Hakeem. Namun ia secara khusus mendapat pertanyaan tentang hukum mengunjungi Madain Saleh yang dekat Al Ula.

Sheikh Assim mengatakan bahwa tidak semua daerah Madain Saleh yang terkena azab. Ia menegaskan bahwa yang dilarang Rasulullah SAW adalah area terbatas yang terkena azab Allah kepada kepada kaum Tsamud.

“Namun daerah ini harus didefinisi karena saat ini Madain Saleh adalah nama yang diberikan untuk seluruh wilayah, namun daerah yang ditimpa azab dan siksa Allah adalah daerah yang terbatas,” katanya dikutip dari YouTube assimalhakeem, Selasa (9/1/2024).

“Sehingga harus menemui ahlinya dan bertanya kepada mereka di mana daerah ini, di mana bermula dan di mana berakhir, dan inilah daerah yang tidak boleh dimasuki, tidak boleh didekati. Selain itu tidak masalah,” lanjutnya.

Demikian penjelasan tentang fakta Al Ula dan Madain Saleh. Dapat disimpulkan keduanya adalah tempat dan berbeda yang berada di wilayah Arab Saudi. Adapun yang dilarang dikunjungi, mengambil pendapat Sheikh Assim, adalah daerah Madain Saleh yang terbatas, namun itu harus diketahui oleh ahli. Wallahu a’lam.