Sukses

Mau Tahu Cara Hilangkan Letih dan Jenuh ala Rasulullah dan Sahabat? Simak Ulasan Ini

Kita Bisa Tiru, Inilah Cara yang Dilakukan Rasul dan Sahabat Ketika Badan Letih dan Jenuh

Liputan6.com, Jakarta - Letih dan jenuh adalah dua kondisi yang seringkali menyertai kehidupan sehari-hari dan dapat memiliki dampak yang signifikan pada kondisi fisik dan mental seseorang. Rasa letih umumnya mencakup perasaan kelelahan dan kehabisan energi, yang bisa disebabkan oleh kurang tidur, tekanan pekerjaan, atau aktivitas fisik yang berlebihan.

Hal itu juga bisa terkait dengan masalah kesehatan seperti anemia atau kurangnya nutrisi. Sementara itu, rasa jenuh mencakup perasaan kebosanan atau kurangnya motivasi terhadap rutinitas harian atau pekerjaan. Jenuh dapat muncul ketika seseorang mengalami monoton atau tidak merasa tertantang dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks pekerjaan, kelelahan dan kejenuhan dapat menjadi tanda bahwa seseorang mungkin membutuhkan istirahat atau perubahan dalam lingkungan kerja. Ambil contoh, overload pekerjaan, beban kerja yang berlebihan, atau kurangnya dukungan sosial di tempat kerja dapat menyebabkan kelelahan dan kejenuhan yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, penting bagi individu untuk mengenali tanda-tanda ini dan mengambil langkah-langkah untuk memprioritaskan kesehatan mental dan fisik mereka. Ini mungkin melibatkan mengatur batas waktu, mencari bantuan dalam menangani tuntutan pekerjaan, atau mencari hobi dan kegiatan yang membawa kegembiraan dan variasi ke dalam kehidupan sehari-hari.

Mengatasi rasa letih dan jenuh juga melibatkan perhatian terhadap keseimbangan hidup. Menjaga pola tidur yang baik, menerapkan strategi manajemen stres, dan menyempatkan waktu untuk istirahat dan rekreasi adalah langkah-langkah penting dalam mengelola perasaan ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Banyak Faktor Penyebab Letih dan Jenuh

Lalu bagaimana jika Nabi Muhammad SAW dan para sahabat jika merasa lelah dan jenuh. Sebagai manusia Nabi Muhammad SAW damn para sahabat juga alami lelah dan jenuh, namun memiliki jalan keluar yang bia kita tiru dalam kehidupan sehari-hari.

Mengutip IslamPos.com, berikut ini adalah cara yang dilakukan Rasul dan para Sahabat ketika badan letih dan jenuh.

Badan lemas merupakan salah satu keluhan yang sangat umum terjadi. Rasa lemas, mudah lelah, tidak bergairah adalah beberapa gejalanya. Kondisi ini menjadi musuh bagi para pekerja karena sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan berdampak pada produktivitas kerja.

Ada banyak faktor penyebab badan lemas, antara lain kelelahan fisik, bekerja lembur, kurang istirahat, stres psikologis, hingga berbagai penyakit tertentu seperti anemia.

 

3 dari 3 halaman

Begini Cara Nabi dan Sahabat Ketika Lelah dan Jenuh

Namun bagi seorang muslim, apapun yang sedang dirasakan, dalam mengatasinya sebaiknya mencontoh Nabi Muhammad SAW . Karena seperti kita tahu, beliau adalah suri tauladan bagi semua manusia.

Rasulullah SAW mewanti-wanti para sahabat agar berhati-hati dengan waktu senggang. Beliau shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari).

Letih dan jenuh kadang tidak cuma bisa disegarkan dengan santai. Ada banyak cara agar penyegaran bisa lebih bermakna dan sekaligus terjaga dari lalai.

Cara Pertama, para sahabat Rasul biasa mengisi waktu kosong dengan tilawah, zikir, dan salat sunnah. Itulah yang biasa mereka lakukan ketika suntuk saat jaga malam. Bergantian, mereka menunaikan shalat malam.

Cara yang kedua, bentuk lainnya adalah bermain dengan isteri dan anak-anak. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah lomba lari dengan Aisyah RA.

Sering juga bermain ‘kuda-kudaan’ bersama dua cucu beliau, Hasan dan Husein. Dari sini, santai bukan sekadar menghilangkan jenuh. Tapi juga membangun keharmonisan keluarga.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengatakan, “Orang yang cerdik ialah yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan muluk terhadap Allah.” (HR. Abu Daud).

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul