Sukses

Kisah Ajaib Wanita Palestina yang Gemar Sedekah di Bulan Rajab, Makanannya Tak Pernah Habis

Selain puasa, zikir, membaca Al-Qur’an dan puasa sunah, ia gemar menyedekahkan makanan dan minumannya. Meski demikian ia tidak pernah kekurangan makan dan minum

Liputan6.com, Cilacap - Rajab merupakan bulan ke- 7 dalam kalender Hijriyah. Bulan ini merupakan bulan mulia bersama tiga bulan lainnya yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. 

Oleh sebab itu, memuliakan bulan ini dengan memperbanyak amal ibadah seperti puasa, sholat sunnah, sedekah dan lain sebagainya tentu saja akan dibalas kemuliaan oleh Allah SWT. 

Selain itu kemuliaan dan keutamaan menjalankan amal sholeh di bulan ini juga akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Pun demikian dengan sedekah yang kita berikan pada bulan Rajab ini, tentu akan diberikan balasan keberkahan oleh Allah SWT. 

Hal ini juga yang terjadi pada seorang wanita Yerusalem atau Palestina yang hidup pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Nama wanita itu Ummu Salma. 

Selain puasa, zikir, membaca Al-Qur’an dan puasa sunnah, ia gemar menyedekahkan makanan dan minumannya. Meski demikian, ajaibnya ia tidak pernah kekurangan makan dan minum.  Simak kisahnya sampai selesai.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Memperbanyak Ibadah di Bulan Rajab

Ummu Salma hidup pada zaman Khilafah Abbasiyah. Ia wanita yang berkecukupan secara ekonomi. Anak-anaknya menjadi orang terhormat karena memegang jabatan di kantor gubernur Khilafah Abbasiyah di Palestina. Ummu Salma sangat bersyukur dengan semua anugerah yang Allah berikan padanya. 

Ummu Salma menghabiskan hari-harinya di ladang Zaitun yang buah dan minyaknya ia jual. Namun ia adalah wanita yang pandai bersyukur, di malam hari ia pergunakan untuk beribadah kepada Allah. 

Dan ibadahnya akan meningkat manakala bulan Rajab tiba. Ummu Salma serta merta meninggalkan semua pekerjaannya itu dan menyerahkannya kepada pembantunya. Ummu Salma tak ingin terganggu dengan aktivitas pekerjaan dan persoalan duniawi.

3 dari 4 halaman

Beribadah di Masjid Al-Aqsha

Selama sebulan penuh itu, ia tinggal di Masjid al-Aqsha. Kadang kala ia puasa, kadang kala tidak. Namun dalam sebulan itu ia mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak istighfar, membaca shalawat, membaca al-Quran terutama surat al-Ikhlash, dan memperbanyak shalat sunnah. 

Ia pun mengganti bajunya yang indah dengan baju yang compang-camping. Ia hanya membawa makanan ala kadarnya, makanannya berupa beberapa butir kurma dan air putih yang dicampur sisa Zam-zam yang dibawanya dari Makkah saat umrah dua bulan sebelumnya. 

Pada bulan Rajab, suasana Masjidil Aqsha memang berbeda. Rakyat Yerusalem atau al-Quds benar-benar memuliakan bulan ini sebagai bulan Allah. Menurut Ummu Salma, bulan ini harus dibedakan dengan bulan yang lain karena bulan ini milik Allah di mana Allah berjanji akan mengampuni siapa pun yang memuliakan bulan ini.

 

4 dari 4 halaman

Makanan dan Minumannya Tak Pernah Habis

Ummu Salma juga kerap membagikan makanan dan minumah kepada orang yang membutuhkan. Ajaibnya, makanan itu tak pernah habis. Sebab, setiap orang saling membagikan makanannya. 

Bahkan sebenarnya kurma Ummu Salma telah habis dibagikan, namun kemudian datang lagi orang yang membagikan kormanya dengan jenis yang sama. 

Begitu pula dengan minuman karena orang-orang yang telah berkunjung ke Mekkah membawa air Zamzam menggunakan kendaraan ontanya. 

Demikian kisah orang yang gemar bersedekah di bulan Rajab yang senantiasa mendapatkan kecukupan dari Allah SWT sebagaimana disadur dari Kitab Durrat an-Nashihin fi al-Wa’di wa al-Irsyad via laman insantri.com.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul