Liputan6.com, Jakarta - Salah satu sifat yang dibenci oleh Allah SWT adalah kikir atau pelit. Dalam ajaran Islam sendiri kita dianjurkan agar bersikap dermawan.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis:
"Apakah ada penyakit yang lebih berbahaya daripada sifat bakhil (pelit)?" (HR. Thabrani)
Advertisement
Baca Juga
Melalui hadis di atas, dijelaskan bahwa sifat pelit atau kikir itu bahaya bagi manusia. Baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Lalu, bagaimana dengan nasib orang pelit dalam Islam, terutama ketika di akhirat? Berikut adalah pejelasannya dirangkum laman dream.co.id.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Orang Pelit Menurut Al-Qur'an dan Hadis
Hukum orang pelit dalam Islam sangat jelas ditegaskan dalam Al-Qur'an dan hadis.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Imran ayat 180:
"Dan janganlah orang-orang yang bakhil membayangkan bahwa kebakhilan mereka itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan mereka itu adalah buruk bagi mereka. Mereka akan dibawa ke dalam apa yang mereka bakhilkan itu pada hari kiamat."
Dari hadis riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Orang yang pelit adalah orang yang keji, dan orang yang pelit adalah orang yang jahat."
Berdasarkan ayat-ayat dan hadis tersebut, jelas tergambar larangan keras terhadap sikap pelit dalam Islam. Orang yang pelit akan mendapatkan konsekuensi hukumnya di hari akhirat, yaitu dibawa ke dalam kebakhilan mereka sebagai hukuman atas perbuatan pelit yang mereka lakukan selama hidupnya.
Dengan demikian, dalam pandangan Islam, sikap pelit memiliki hukum yang sangat buruk, dan sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk selalu berbuat baik dan tidak pelit dalam berbagi rezeki kepada sesama.
Semoga kita bisa menjauhi sikap pelit dan selalu bersikap dermawan sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan hadis.
Advertisement
Rasulullah Memerintahkan untuk Menjauhi Sifat Pelit
Rasulullah menyeru umatnya untuk menjauhi sifat pelit atau kikir karena sifat tersebut dibenci oleh Allah. Pelit atau kikir merupakan sikap yang meredakan rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Dalam ajaran Islam, Rasulullah menekankan pentingnya bersedekah dan berbagi rezeki dengan sesama sebagai salah satu bentuk ibadah. Sifat pelit dan kikir menunjukkan ketidakakuratan dan ketidaksetiaan terhadap ajaran Islam, yang membuatnya dibenci oleh Allah.
Dampak negatif dari sifat pelit atau kikir adalah terjadinya ketidakadilan dalam pembagian rezeki. Kemudian menimbulkan permusuhan dan ketidakharmonisan dalam hubungan antar sesama. Cara menghindari sifat tersebut sesuai ajaran Islam adalah dengan lebih memahami dan menghayati ajaran agama, serta meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Rasulullah juga mendorong umatnya untuk lebih bersedekah dan berbagi rezeki dengan orang lain, sebagai bentuk penghindaran dari sifat pelit atau kikir. Dengan mengikuti ajaran Rasulullah, umat Islam diharapkan dapat menjauhi sifat pelit atau kikir dan meraih keberkahan dalam hidup.
Nasib Orang Pelit yang Harus Diwaspadai
Pelit adalah sikap kikir dan rakus dalam hal harta benda, yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hukuman bagi orang yang pelit adalah terancam siksaan di dunia maupun di akhirat.
Dalam ajaran Islam, pelit dianggap sebagai dosa besar yang akan mendatangkan ancaman di akhirat, seperti masuk neraka dan mendapat siksaan yang pedih. Dalam kehidupan akhirat, orang yang pelit akan mendapat ancaman berupa kefakiran dan kekurangan dalam nikmat Allah.
Dosa kepelitian di akhirat adalah tidak mendapat kasih sayang dan ampunan Allah, serta terpisah dari kebaikan surga. Untuk menghindari sifat pelit dalam kehidupan sehari-hari, solusinya adalah dengan melaksanakan ajaran Islam tentang sedekah dan berbagi kepada sesama.
Islam mengajarkan untuk memberikan sebagian rezeki kepada yang membutuhkan dan tidak kikir dalam berbagi kebaikan. Dengan mempraktikkan ajaran Islam tentang kasih sayang dan kedermawanan, sifat pelit dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menjauhi sifat pelit dan menerapkan ajaran Islam tentang kedermawanan, seseorang dapat menghindari hukuman dan konsekuensi kepelitian, serta mendapat kebaikan dan pahala di akhirat.
Advertisement
Kisah Qarun yang Kaya Raya tapi Pelit
Al-Qur'an menegur sifat pelit melalui kisah Qarun, seorang yang kaya raya namun pelit terhadap pemberian kepada orang lain. Allah mengisahkan hukuman yang diterima oleh Qarun karena sifat pelitnya, yaitu bumi menelan habis kekayaannya.
Firman Allah dalam Surah Al-Qasas ayat 76-77 menggambarkan kebinasaan Qarun akibat sifat pelitnya.
Nabi Muhammad saw juga memerintahkan umat manusia untuk menjauhi sifat pelit. Beliau bersabda dalam sebuah hadis:
"Sesungguhnya belanja yang paling baik adalah yang paling banyak yang diperlihatkan. Dan sesungguhnya sebaik-baiknya pemberian adalah yang paling sedikit yang merasakan".
Hadis ini menunjukkan anjuran untuk bersedekah dan tidak pelit dalam memberi. Dari kisah Qarun dan ajaran Nabi Muhammad saw, kita dapat belajar betapa pentingnya menjauhi sifat pelit dan rajin dalam bersedekah.
Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi juga mengingatkan kita tentang bahaya sifat pelit dalam kehidupan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, mari kita selalu berusaha untuk menjadi orang yang dermawan dan tidak pelit dalam memberi.