Liputan6.com, Jakarta - Gambaran tentang peristiwa kiamat telah banyak dijelaskan dalam Al-Qur'an maupun hadis. Begitupun dengan gambaran panasnya api neraka sebagai tempat kembali bagi mereka yang ingkar terhadap-Nya.
Salah satunya wahyu Allah yang menjelaskan tentang kiamat dan juga panasnya api neraka terdapat dalam surah Al-Qari'ah. Surah ini merupakan surah ke-101 dalam Al-Qur'an dan tergolong surah Makkiyah.
Surah Al-Qari'ah terdiri dari 11 ayat. Berdasarkan urutan turunnya, surah ini menempati urutan ke-30 yaitu setelah surah Quraisy dan sebelum surah Al-Qiyamah.
Advertisement
Baca Juga
Ayat-ayat Al-Qur'an turun kepada Nabi Muhammad SAW karena suatu sebab atau dikenal dengan istilah asbabun nuzul. Namun tidak semuanya demikian, ada pula ayat yang turun tanpa sebab tertentu salah satunya adalah surah Al-Qari'ah .
Mengutip dari laman dream.co.id, menurut Musthafa al-Maraghi, surah Al-Qari'ah tidak memiliki asbabun nuzul. Akan tetapi, kandungan surah ini berisi tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada hari kiamat hingga ancaman siksa neraka.
Saksikan Video Pilihan ini:
Gambaran Dahsyatnya Hari Kiamat
Al-Qur'an merupakan kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat Islam, maka sudah semestinya isi kandungan di dalamnya perlu dipahami dengan baik dan benar. Mengingat bahasa dalam Al-Qur'an penuh metafora yang memerlukan penafsiran mendalam dari para ahli tafsir.
Sebagai orang awam, mempelajari tafsir dan isi kandungan Al-Qur'an adalah hal yang sudah seharusnya. Sebab perbedaan penafsiran yang tidak dihadapi dengan kebijaksanaan bisa menimbulkan perpecahan.
Salah satu surah dalam Al-Qur'an yang penting untuk diketahui makna kandungannya adalah surah Al-Qari'ah. Dirangkum dari beberapa kitab tafsir Al-Qur'an, maka dapat diambil beberapa makna kandungan dari surah ini.
Surah Al-Qari'ah menggambarkan tentang kejadian luar biasa pada hari kiamat. Kata Al-Qari'ah diulang sampai tiga kali sebagai pengingat kepada manusia bahwa hari kiamat sudah pasti akan terjadi.
Surah ini menggambarkan fenomena yang terjadi pada hari kiamat seperti manusia yang bertebaran seperti anai-anai, kondisinya yang lemah dan kebingungan serta hancur tak tentu arah. Digambarkan pula kondisi bumi yang hancur, gunung-gunung memuntahkan segala isinya hingga menghantam satu sama lain.
Surah Al-Qari'ah juga mengabarkan bahwa setelah hari kiamat ada hari di mana semua amal manusia ditimbang. Apabila timbangan amal baiknya lebih berat maka ia akan dikembalikan ke surga. Namun jika timbangan amal buruknya lebih berat maka ia akan mampir ke neraka.
Advertisement
Panas Api Neraka Hawiyah
Pada surah Al-Qari'ah ayat ke-9 disebutkan tentang neraka hawiyah. Fa ummuHuu Haawiyah yang artinya “maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah”.
Ulama tafsir menyebutkan maksud dari ayat tersebut bahwa orang yang timbangan amal baiknya lebih ringan daripada amal buruknya maka akan dilempar dengan posisi kepala di bawah menuju ke neraka Hawiyah.
Hawiyah adalah salah satu nama neraka yang ada dalam ajaran Islam. Kata 'ummuhu' diartikan sebagai otak manusia. Hal senada juga diungkapkan dalam sebuah riwayat hadis dari Ibnu Abbas, Ikrimah, Abu Shalih dan Qatadah.
Di samping itu, ada pula yang berpendapat bahwa arti dari ayat ke-9 tersebut adalah bahwa neraka Hawiyah merupakan tempat yang menjadi rujukan dan kembalinya pada hari kebangkitan kelak. Ibnu Jarir menyebutkan bahwa Hawiyah disebut dengan istilah ummuhu (induknya), karena tidak ada tempat kembali baginya kecuali neraka tersebut.
Maka dari itu pada ayat selanjutnya, Allah juga menjelaskan apa itu neraka Hawiyah. Wa maa adraaka maa Hiyah, naarun haamiyah (dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? yaitu api yang sangat panas).
Ayat ke-11 menjelaskan bahwa api di dalam neraka Hawiyah sangatlah panas. Dalam sebuah hadis digambarkan api di neraka Hawiyah 70 kali lipat panasnya dari api di dunia.
Abu Mush’ab meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallah 'anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Api anak cucu Adam yang biasa kalian nyalakan itu hanya satu bagian dari tujuh puluh bagian neraka jahanam.”
Sementara itu, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai api neraka tersebut.
“Wahai Rasulallah, satu bagian saja sudah sangat cukup.” Kemudian beliau SAW menjawab: “Sesungguhnya satu bagian api itu masih ditambah lagi dengan enam puluh sembilan bagian.”