Sukses

Menangis karena Ini Bisa Jadi Orang Paling Bodoh Menurut Syekh Abdul Qodir, Kata Abuya Uci Thurtusi

Ulama kenamaan Cilongok, Banten, Abuya Uci Thurtusi mengungkapkan salah satu ciri orang yang paling bodoh menurut Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. Abah Uci mengatakan, pendapat Syekh Abdul Qodir terkait orang paling bodoh ini senada dengan ucapan para wali Allah lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kenamaan Cilongok, Banten, Abuya Uci Thurtusi mengungkapkan salah satu ciri orang yang paling bodoh menurut Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. Abah Uci mengatakan, pendapat Syekh Abdul Qodir terkait orang paling bodoh ini senada dengan ucapan para wali Allah lainnya.

“Menurut tuan Syekh Abdul Qodir di dalam hakikatnya, menyambungkan omongan Imam Al Ghazali (terkait) orang yang paling bodoh. Ucapan para wali ini. Cuma oleh saya disimpulan saja. Ketika dilihat di dalam kitabnya ternyata sama,” tutur Abah Uci, dikutip dari YouTube Pesan Dakwah, Jumat (26/1/2024).

Putra Abuya Dhimyati Cilongok ini mengatakan, orang paling bodoh menurut Syekh Abdul Qodir dan wali Allah lainnya adalah yang tidak menangis ketika kehilangan umurnya, tapi ketika kehilangan dunia dia menangis.

Pang g*bl*k-g*bl*kna jelema, pang t*l*l-t*l*lna jelema, pang bl*on-bl*onna jelema, jelema lengit umur teu ceurik, tapi lamun leungit dunya ceurik,” kata Abah Uci dengan suara lantang.

Maksud Abah Uci adalah seseorang yang sudah menginjak usia tua tapi seakan ia akan tetap hidup seterusnya dan tidak menangisi atas perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukannya. Padahal kematian bisa datang kapan saja. Seharusnya, makin tua makin mempersiapkan diri menghadap Allah SWT.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Menangis karena Kehilangan Dunia

“Umur berapa kamu? 60. Pernah menangis bahwa umur kamu habis? Tidak. Berapa umur kamu sekarang? 50. Pernah tidak kamu hilang umur menangis? Henteu. Itu kan mutiara hilang, umur kita semakin hari semakin hilang, pernah tidak menangis? Henteu,” tuturnya mengilustrasikan. 

Alih-alih menangisi umurnya, banyak orang justru menangis karena kehilangan dunianya. Misalnya, ketika kehilangan sepeda, motor, atau barang berharga lainnya yang bersifat duniawi, ia akan menangis dan benar-benar merasa kehilangan. 

“Menurut mereka (Syekh Abdul Qodir, Imam Al-Ghozali, Imam Abu Hasan Al-Asy’ari), t*l*l (jeung) g*b*lk jelema leungit umur teu ceurik, leungit dunya ceurik,” katanya.

Lebih lanjut Abah Uci mengatakan, hal tersebut juga berlaku bagi wali Allah. Ketika masih merasa kehilangan dengan perkara-perkara duniawi, ia bukan termasuk wali-Nya.

3 dari 3 halaman

Barometer Kedekatan Seseorang dengan Allah

Kata Syekh Abdul Qodir, lanjut Abah Uci, untuk mengetahui barometer kedekatan seseorang dengan Allah SWT cukup dengan itu saja, yakni dilihat dari mana yang ia tangisi apakah umurnya yang semakin-hari semakin berkurang atau perkara duniawinya. 

Ceuk Tuan Syekh Abdul Qodir, jam barometer bahwa kita jauh kepada Allah cukup dengan itu. Ceuk Abu Hasan Al-Asy’ari tah kos kitu bae cukup urang jauhna ka Allah. Ceuk Imam Bushiri, urang tea kos kitu bae ge jauh ka Allah,” kata Abah Uci mengutip pernyataan para wali Allah.