Sukses

Pesan Rektor IPB hingga Wakil Wali Kota Bogor di Seminar Nasional KMNU

Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) menggelar seminar nasional dalam rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) ke-X. Seminar dalam rangka memperingati Harlah ke-9 KMNU ini digelar di Auditorium FMIPA IPB University, Dramaga, Bogor, Jumat (26/1/2024).

Liputan6.com, Bogor - Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) menggelar seminar nasional dalam rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) ke-X. Seminar dalam rangka memperingati Harlah ke-9 KMNU ini digelar di Auditorium FMIPA IPB University, Dramaga, Bogor, Jumat (26/1/2024).

Mengangkat tema "Pendidikan sebagai Proses Fundamentalis dalam Sistem Perekonomian dan Kehidupan Berkebangsaan Indonesia", seminar ini menjadi wadah bagi para peserta untuk menggali peran pendidikan dalam perkembangan bangsa.

Dalam seminar ini, Pembina KMNU IPB Jaenal Effendi mengingatkan tentang pesan-pesan pendiri NU yang harus diestafetkan, yaitu Nahdlatul Tujjar (pergerakan), Taswirul Afkar (pentingnya mencari ilmu), dan Nahdlatul Wathan (semangat NU).

“10-15 tahun ke depan kalianlah yang akan jadi generasi penerus bangsa. Indonesia akan ada di pundak kalian. Keluar dari IPB menjadi politisi-politisi yang berintegritas untuk kemajuan Indonesia. Ini semangat yang harus kita kobarkan,” kata Jaenal.

Menurut Jaenal, hal lain yang krusial adalah bagaimana seharusnya komunitas mahasiswa NU ini ke depan. Menurutnya, interaksi dengan teman-teman yang lebih dulu cinta tanah air masih kurang. 

“Kami mengharapkan menjadi kajian juga KMNU 5 tahun ke depan. Hasil Munas X KMNU di IPB ini menghasilkan politisi-politisi yang berintegritas dan memiliki rencana jangka panjang, bukan hanya jangka pendek untuk kemajuan Indonesia. Kami tidak rela jika bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tercobak-cabik, diolok-olok, dan lain-lain,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Pemimpin yang Adaptabilitas terhadap Perubahan

Rektor IPB University Arif Satria berpesan, KMNU sebagai bagian dari proses pendidikan harus merespons perubahan. Menurutnya, pendidikan di luar ruang kuliah dan kemahasiswaan dapat menjadi tempat untuk menghasilkan pemimpin yang memiliki adaptabilitas terhadap perubahan.

“Dalam 5 tahun, skill yang masih bertahan itu hanya 60 persen. Kalau orang tidak mempunyai pemahaman pembelajaran yang baik, kita akan ketinggalan. Di IPB, yang kita siapkan adaptasi,” kata Arif.

Arif berharap, KMNU menjadi menjadi komunitas yang mencetak pembelajar dan mentalitas seorang pembelajar, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang tidak hanya maju. tapi juga dapat menjadi visioner perubahan.

 
3 dari 3 halaman

Mahasiswa NU Harus Jadi Contoh dalam Menjaga Lingkungan

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim berpesan pentingnya menjaga lingkungan. Ia mengatakan, sampah saat ini masih menjadi masalah. 

Kata dia, kebiasaan buruk membuang sampah ke sungai jangan harap bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang beradab. Oleh karenanya, ia berpesan mahasiswa NU harus menjadi contoh dalam menjaga kebersihan dan Munas X KMNU dikaitkan dengan lingkungan.

Mahasiswa NU membangun peradaban. Jadi sebagai mahasiswa NU harus menjaga kebersihan, jangan buang sampah sembarangan untuk keberadaban,” ujarnya.

Seminar Nasional KMNU ini dihadiri oleh Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI Caswiyono Rusydie, Kepala Densus 88 Irjen. Pol. Sentot Prasetyo. Seminar dipandu oleh Alfian Helmi, Asisten Direktur Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB.