Sukses

Kunci Keluarga Harmonis Pasangan Muda Menurut dr Aisah Dahlan

Sebelum menikah, baik pria dan wanita sebaiknya mengikuti workshop pranikah untuk memahami peran suami dan istri.

Liputan6.com, Jakarta - Di dunia maya, banyak video viral tentang pasangan suami istri yang menghadapi masalah orang ketiga. Perselingkuhan dan ketidaksetiaan dalam hubungan rumah tangga pun akhirnya menjadi konsumsi publik.

Belum lagi konten-konten viral di media sosial yang menjadi ajang curhat bagi para suami atau istri. Masalah hubungan antara pasangan suami istri, hubungan pasutri dengan mertua, hingga masalah pengasuhan anak dan pekerjaan rumah tangga juga kerap menjadi pembahasan yang memancing komentar warganet.

Padahal, dikutip dari buku 25 Panduan Menjadi Suami Istri yang di Ridhoi Allah karya Humairoh Fani, dalam ajaran Islam, membuka aib pasangan maupun rumah tangga adalah perbuatan tercela. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Abu Sa'id Al-Khudri ra: "Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan rahasia istrinya tersebut". (HR Muslim)

Melalui hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa menceritakan aib atau rahasia pasangan dalam rumah tangga hukumnya haram. Orang yang melakukan perbuatan tersebut akan dianggap sebagai manusia yang terburuk di akhirat. Karenanya, Islam sangat menjaga dan menghargai ikatan pernikahan.

Salah satu cara menjaga kesucian pernikahan adalah dengan menjaga aib pasangan, termasuk tidak mengumbar masalah rumah tangga di media sosial yang bisa diketahui publik.

Di sisi lain, Islam masih memperbolehkan membuka aib hubungan suami istri dengan tujuan tertentu. Sebut saja untuk tujuan pengobatan saat berkonsultasi dengan dokter. Atau, menjelaskan hukum syar'i mengenai suatu perkara untuk nasihat dalam rangka mengantisipasi bahaya bagi pasangan, atau alasan lain yang diperbolehkan syariat.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Pahami Peran Suami dan Istri

Di sisi lain, dalam Podcast channel Youtube Curhat Bang Denny Sumargo, Ustazah Aisah Dahlan menyarankan sebelum menikah sebaiknya baik laki-laki maupun perempuan mengikuti workshop pranikah. Clinical Hypnotherapist yang kerap mengangkat tema hubungan laki-laki dan perempuan ini menilai, workshop tersebut penting dalam membangun kesadaran akan peran masing-masing baik suami maupun istri.

"Edukasi tentang berkeluarga itu perannya apa, peran suami istri apa, bagi peran banyak sekali dalam pernikahan," ungkapnya.

Jika tidak belajar, maka laki-laki dan perempuan cenderung akan salah mengambil sikap dalam mengatasi konflik dalam rumah tangga. Karena menurutnya, dalam rumah tangga sering kali pasangan itu memiliki perbedaan watak yang menjadi dasar perbedaan suami dan istri dalam memandang banyak hal.

"Sekarang ada fenomena workshop pranikah, itu penting, perjanjian pranikah juga penting. Ketertarikan kan alami dan manusia berpasangan kan fitrah, awalnya merasa cocok dan kemudian karena watak berbeda, bersama-sama setiap hari keluar juga kelemahannya dan akhirnya anggap dia jahat sama aku," tambahnya.

Perbedaan watak ini menimbulkan konflik dalam rumah tangga. Mulai dari hal kecil seperti perbedaan dalam masalah kerapihan dan kebersihan rumah, hingga masalah lainnya.

"Sebenarnya kalau dijembatani dengan ilmu oh dia watak ini kelemahan ini kelebihan ini, jadi jangan merasa dia jahat sama aku. Solusinya belajar bisa lewat Youtube, buku, ke konsultan pernikahan untuk tahu watak masing-masing pasangan, soulmate-nya di mana karena beda dia saling membutuhkan, watak spontan butuh watak perfect agar tidak terlalu spontan dan sebaliknya," bebernya.

3 dari 3 halaman

Mengenal Watak Pasangan

Lebih lanjut, Ustazah Aisah menjelaskan dalam ilmu neouro sains, pembentukan watak ada di lobus parietal atau terletak di belakang lobus frontal yang juga mempunyai peranan penting dalam menafsirkan pesan dari bagian otak yang lain.

"Programnya sudah ada itu kekuatan kelemahannya gitu, watak tidak bisa berubah tetapi bisa dibentuk," ucapnya.

Dia mencontohkan seperti kayu yang keras, bisa dibentuk tapi menggunakan gergaji khusus untuk kayu. "Makanya kita harus ngenalin suami saya yang mana nih yang kayu, yang besi, yang plastik atau anggap deh pas dia nikah dia tahunya suami saya atau istri saya nih kayu pada saat sudah nikah ternyata batu. Dia enggak berubah, kayu tetap kayu maka kita tahu harus ngerti kayu itu pakai alat yang mana supaya bisa dibentuk jadi cantik," ujarnya mencontohkan.

Dia pun menyarankan setiap pasangan suami istri untuk mencari tahu watak pasangannya demi menemukan frekuensi yang sama. Misalnya, saat awal menikah dan setelah menikah ternyata sikap pasangan berubah maka baik laki-laki dan perempuan harus belajar. "Demi keutuhan untuk menjaga sebuah pernikahan itu gitu, sekarang ni yang unik yang banyak belajar perempuan, idealnya memang suami istri tapi banyak suami katakan enggak sempat belajar," ungkap dia.

Pasalnya, dia bilang, pada dasarkan laki-laki dan perempuan sangat berbeda dari mulai cara berbicara hingga cara pandang hidup. "Mata laki-laki bisa lihat lurus jauh tapi kanan kirinya enggak terlalu lebar, perempuan lihat lurusnya pendek kanan kirinya lebar. Pastinya karena laki-laki mata hunter mata berburu perempuan mata penjaga sarang makanya perempuan itu kalau ingin melakukan sesuatu berpikirnya lama banget," jelasnya.

Banyak kasus, kata dia, saat awal menikah pasangan suami istri sangat merasa cocok namun lambat laun berubah. Menurutnya, secara fitrah memang laki-laki akan menikah dengan perempuan yang berbeda watak dengannya. Jika belum terikat hubungan pernikahan, saat pasangan mengalami konflik dan mengalami 'perbedaan prinsip' maka berpisah adalah jalan yang dipilih.

Namun, jika sudah menikah maka pasangan akan memandang bahwa pasangannya saat ini adalah pilihan Allah SWT, sehingga tidak mudah untuk meminta pisah atau cerai. "Sehingga pasangan berikhtiar untuk mempertahankan. Maka harus memudahkan ikatan dengan Tuhan," pesannya.