Sukses

Kisah Menyentuh Jemaah Bawa Bayi 10 Bulan Diguyur Hujan Demi Pengajian Gus Iqdam

Jemaah Gus Iqdam Ini Kelewatan, Rela Bawa Anak 10 Bulan Hujan-hujanan demi Menunggunya, Apa Reaksi Gus Iqdam?

Liputan6.com, Jakarta - Berkali-kali ditulis tentang tingkah laku jemaah Gus Iqdam, namun masih saja ada yang datang lagi dengan cerita berbeda, dan lebih unik, bahkan semakin unik.

Kali ini ada jemaah Gus Iqdam yang kelewatan, ia rela mendatangi pengajian suami Ning Nila di Kediri dengan kondisi yang luar biasa.

Saat itu hujan mengguyur Kediri, dan lokasi pengajian Gus Iqdam,  ibu beranak tiga, tanpa payung, hanya menggunakan plastik berwarna hijau sebagai penutup kepala dan seorang bayi 10 bulan yang ada dalam gendongannya.

Namanya Bu Widya, warga sekitar Kediri dengan menggendong bayi 10 bulan, rela hujan-hujanan, kelewatan jika hanya menunggu Gus Iqdam. Ia mengabaikan kesehatan anaknya.

Gus Iqdam pun mengomentari, mengapa sampai nekat menunggu dirinya, bahkan sampai menggendong bayi seperti itu di tengah guyuran hujan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Gus Iqdam Minta Bayi 10 Bulan untuk Lakukan Ini

"Niku yogane ditutupi, bahaya kudanen, nah ditutupi," ujar Gus Iqdam yang meminta anak yang di dalam gendongannya agar ditutupi, bahaya jika tidk ditutup kena hujan, seperti yang diunggah di akun TikTok @Didik Delsa.

Melihat kondisi semacam itu, Gus Iqdam sampai bertanya hujan kok sampai bawa anak 10 bulan menunggu dirinya.

"Njenengan ngopo kok udan-udan kok yo anake 10 wulan panggah dijak ngenteni aku?,' tanya GUS Iqdam.

"Ajeng nyuwun, mados barokahe njenengan gus, supados rejekine lancar, rejeki ingkang barokah," jawab Bu Widya.

Ia mengaku ingin mendapat keberkahan dari ngaji bersama Gus Iqdam. Selain itu ia juga berharap berkah agar mendapat rejeki yang barokah pula.

3 dari 3 halaman

Apa Jawaban Gus Iqdam?

Apa jawaban Gus Iqdam mendapati jemaah seperti ini? Apakah lantas berbesar hati dilanjutkan dengan menyanjung perempuan yang rela bawa anak 10 tahun hujan-hujanan?

Ternyata Gus Iqdam justru tidak begitu suka dengan orang yang kelewatan seperti itu. Ia justru meminta agar minggir tidak hujan-hujanan, kasihan anaknya.

Selain itu, ia justru meminta jemaah agar tak perlu datang dan sebegitunya, apalagi saat hujan mengguyur, ini alasan kesehatan bagi Gus Iqdam.

"Ya Allah, Ngiup mboten nopo-nopo. Tak kiro neng Kediri kan nek udan mulih wae. Wong Kediri kan sering weruh aku," kata Gus Iqdam.

Lalu dalam dialog berikutnya, perempuan ini menceritakan, jika sebelumnya lokasi iitu tak hujan namun mendung. Ia mengaku tak masalah hujan-hujanan, demi Gus Iqdam.

"Mboten nopo-nopo gus, demi njenengan," katanya.

"Gedek aku, ya Allah," ujar Gus Iqdam singkat.

Sejurus kemudian, antara Bu Widya dna Gus Iqdam saling menoakan, dan ibu penggendong bayi iniu diberi sangu.

Gus Iqdam berkisah jika sebelumnya sudah ingin nyerah pada hari itu, lantaran kondisi fisiknya yang capek. Namun bgeitu melihat jemaahnya dan dialog dengan jemaahnya rasa capek itu hilang dengan sendirinya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Â