Sukses

Kisah Satu Sholawat, Selamatkan Puluhan Ribu Ahli Kubur dari Siksa

Kisah Nyata Seorang Wanita yang Selamat dari Siksa Kubur Gara-Gara Sholawat, Berkah Sholawat, 70 Ribu Ahli Kubur Terbebas dari Siksa Kubu

Liputan6.com, Jakarta - Sholawat merupakan doa atau pujian yang khusus ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam Islam. Praktik sholawat diyakini sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon rahmat dan keberkahan-Nya.

Tradisi sholawat mencakup berbagai bentuk, termasuk dzikir, pembacaan ayat-ayat Al-Quran, dan doa-doa tertentu yang merujuk pada kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad.

Dalam kehidupan sehari-hari, Islam sering menyertakan sholawat sebagai bagian dari ibadah dan ritual mereka. Sholawat bukan hanya merupakan ungkapan cinta dan penghormatan terhadap Nabi, tetapi juga dianggap sebagai cara untuk mendapatkan syafaat atau pertolongan dari Allah di dunia dan akhirat.

Praktik ini mencerminkan rasa kasih sayang dan penghargaan yang mendalam terhadap Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir Allah kepada umat manusia.

Selain dimensi spiritual, sholawat juga memiliki nilai sosial dalam membentuk kebersamaan dan kekuatan komunitas Muslim. Momen-momen tertentu, seperti perayaan Maulid Nabi, sering diisi dengan pembacaan sholawat secara bersama-sama sebagai bentuk ekspresi kegembiraan dan kebersamaan umat Islam dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad.

Sholawat juga memainkan peran penting dalam menciptakan atmosfer kedamaian dan keberkahan di tengah-tengah masyarakat Muslim.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kisah Selamatnya Ahli Kubur Gara-Gara Sholawat

Berikut ini ada kisah, bagaimana ribuan orang yang selamat dari siksa kubur gara-gara ada orang shaleh membaca sholawat. Dengan membaca Sholawat, maka akan menerima fadilah atau keutamaan. Salah satunya adalah terhindarnya dari siksa kubur. Pengalaman dirasakan ribuan ahli kubur yang menerima fadilah bacaan Sholawat dengan terhindar dari siksa yang mengerikan.

Kisah secara rinci disampaikan Syekh Yusuf bin Ismail an-Nabhani dalam kitab Afdlalus Shalawât ‘alâ Sayyidis Sâdât. Dalam cerita itu disebutkan Al-Hafidh as-Sakhawi pernah bertutur: Seorang ibu datang menghadap kepada Syekh Hasan al-Bashri. Kepada sang alim itu si ibu bercerita tentang anak perempuannya yang telah meninggal dunia beberapa hari sebelumnya.

Saya ingin bermimpi melihatnya, syekh,” katanya kemudian. Melihat keinginan sang ibu yang begitu kuat Syekh Hasan al-Bashri kemudian memberi beberapa amalan untuk dilakukan.

“Setelah shalat isya lakukanlah shalat sunah empat rakaat. Di setiap rakaatnya bacalah surat al-Fatihah dan at-Takatsur sekali. Setelah itu tidurlah dengan posisi miring sambil membaca Sholawat kepada Nabi sampai dengan engkau tertidur.”

Maka sang ibu mengamalkan apa yang diajarkan oleh Syekh Hasan. Di dalam tidurnya ia bermimpi melihat anak perempuannya dalam keadaan disiksa. Ia memakai pakaian dari api, kedua tangannya dibelenggu dan kedua kakinya diikat dengan rantai api.

Ketika terbangun dari tidurnya sang ibu segera menemui Syekh Hasan dan menceritakan apa yang dilihatnya dalam mimpi. Mendengar cerita dari sang ibu, ia memberi saran untuk bersedekah dengan harapan Allah berkenan mengampuni anak perempuannya.

3 dari 3 halaman

70 Ribu Orang Diselamatkan dengan 1 Kali Sholawat

Pada malam harinya Syekh Hasan bermimpi seakan berada di pertamanan surga. Di sana ada sebuah kasur yang terbentang. Di atasnya ada seorang perempuan berwajah elok dengan mahkota cahaya bertanggar di kepalanya.

Kepada Syekh Hasan perempuan itu berkata:

“Ya Hasan, kau mengenaliku?” “Tidak,” jawabnya. Perempuan itu mengatakan:

“Aku adalah anak perempuan dari seorang ibu yang kau perintahkan untuk membaca Sholawat.” Syekh Hasan seperti tak percaya.

“Ibumu itu menceritakan tentang dirimu bukan dengan keadaan seperti ini,” katanya.

“Apa yang disampaikan ibuku itu memang benar adanya,” timpal perempuan itu.

“Lalu apa yang menjadikanmu mendapatkan kemuliaan seperti ini?”

“Kami ada tujuh puluh ribu jiwa yang sedang mengalami siksaan sebagaimana diceritakan ibuku kepadamu. Satu hari seorang yang shalih lewat di pemakaman kami sambil membaca Sholawat Nabi sekali dan menghadiahkan pahalanya untuk kami. Allah menerima Sholawat yang dibacanya itu dan membebaskan kami semua dari siksaan, sebab berkah dari laki-laki saleh tersebut. Kini sampailah aku pada derajat sebagaimana yang engkau lihat ini.”

Bila tujuh puluh ribu ahli kubur bisa diselamatkan dari siksaan hanya dengan satu kali Sholawat saja, maka bagaimana dengan orang yang membacanya? Wallahu a’lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul