Liputan6.com, Jakarta - Penyakit ain telah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Penyakit ini berkaitan dengan kejahatan dan pengaruh setan.
Penyakit ain sering kali disebut sebagai mata jahat, karena diyakini berasal dari pengaruh pandangan mata yang disertai sifat iri, dengki, hasad dan takjub.
Penyakit ain bukanlah seperti penyakit fisik maupun rohani pada umumnya, tetapi langsung berpengaruh terhadap fisik yang tanpa disadari seseorang itu telah terkena penyakit ain.
Advertisement
Baca Juga
Islam mengajarkan kita untuk senantiasa berdzikir, berdoa serta menghadirkan Allah dalam setiap aspek kehidupan untuk menjaga kesehatan rohani serta melindungi diri dari penyakit ain.
Merangkum dari laman merdeka.com, perikut penjelasan selengkapnya tentang penyebab, gejala, serta cara melindungi diri dari penyakit ain.
Â
Saksikan Video Pilihan ini:
Penyebab Penyakit Ain
Penyebab utama penyakit ain adalah pikiran negatif. Penyakit Ain terjadi akibat adanya hasad atau perasaan iri dan dengki atas nikmat yang dimiliki orang lain. Orang yang memiliki sifat hasad akan memiliki pandangan yang penuh kebencian.
Penyakit Ain adalah salah satu kejahatan yang dipicu oleh rasa iri manusia di bawah pengaruh setan. Arogansi dan iri hati adalah dua sifat setan yang menempati sifat manusia untuk menyimpang dari kebaikan.
Selain itu, penyakit ain juga bisa disebabkan oleh perasaan kagum. Ya, perasaan kagum yang menimbulkan kekhawatiran juga bisa menyebabkan penyakit ain.
Manusia di bawah obsesi kekaguman ini dapat membahayakan sesamanya, baik sengaja maupun tidak sengaja. Dalam kasus yang khusus, penyakit ini bahkan dapat terjadi meski tanpa melihat langsung korbannya semisal melalui foto atau video.
Oleh karenanya, melalui pemahaman akan apa itu penyakit ain, umat Muslim diberikan panduan dan pengajaran yang dapat membantu mereka menjaga kesehatan spiritual dan menghadapi energi negatif di sekitar mereka.
Advertisement
Gejala Penyakit Ain
Orang yang mengalami ain diyakini dapat mengalami gangguan kesehatan, kecelakaan atau masalah dalam kehidupan mereka. Dalam tradisi Islam, ain sering dianggap sebagai ujian atau gangguan yang dapat diatasi melalui doa, perlindungan, dan amalan spiritual.
Seperti halnya penyakit fisik, seseorang yang menderita penyakit ain juga mengalami beberapa gejala. Gejala yang mungkin dikaitkan dengan penyakit ain dalam keyakinan dan tradisi tertentu dapat bervariasi tergantung pada budaya dan keyakinan masyarakat tertentu.
Beberapa gejala yang mungkin dikaitkan dengan penyakit ain meliputi:Â
- Kelelahan atau kelemahan yang tidak dapat dijelaskan secara medis.
- Sakit atau ketidaknyamanan fisik yang tidak memiliki penyebab medis yang jelas.
- Gangguan tidur atau mimpi buruk secara terus-menerus.
- Perubahan emosi, seperti depresi, cemas, atau perasaan tidak nyaman yang terus-menerus.
- Gangguan dalam hubungan atau kehidupan pribadi.
- Masalah dalam keberuntungan atau ketidakberhasilan dalam meraih tujuan.
Cara Melindungi Diri dari Penyakit Ain
Meskipun tidak ada dalil yang secara khusus menyebutkan cara menghindari penyakit ain, terdapat beberapa praktik yang disarankan dalam Islam. Berikut beberapa contohnya:
1. Membaca doa perlindungan (ayat al-Kursi)
Dalam Islam, membaca doa perlindungan seperti ayat al-Kursi (Surah Al-Baqarah, ayat 255) diyakini dapat memberikan perlindungan dari segala bentuk kejahatan dan gangguan, termasuk pandangan mata yang jahat. Rasulullah Muhammad SAW juga menganjurkan umatnya untuk membaca ayat ini setiap selesai salat.
2. Membaca surah-surah perlindungan
Selain ayat al-Kursi, ada beberapa surah dalam Al-Qur'an yang diyakini memiliki kekuatan perlindungan.
Contohnya adalah Surah Al-Falaq (Surah 113) dan Surah An-Nas (Surah 114). Membaca surah-surah ini secara rutin diyakini dapat memberikan perlindungan dari gangguan dan bahaya.
3. Membaca zikir dan doa perlindungan
Selain surah-surah perlindungan, ada juga zikir dan doa yang dianjurkan dalam Islam untuk memohon perlindungan dari Allah SWT.
Contoh doa perlindungan seperti "A'udhu billahi minash shaytanir rajiim" (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) dan dzikir seperti "Hasbiyallahu la ilaha illa Huwa 'alayhi tawakkaltu wa Huwa Rabbul 'Arshil 'Azim" (Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain-Nya, hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb Penguasa 'Arasy yang agung).
Advertisement