Liputan6.com, Jakarta - Kisah epik Malin Kundang begitu melegenda di ingatan kita. Mubaligh muda Gus Iqdam tak ingin jemaah atau masyarakat saat ini tak mengulang kisah tersebut di kehidupan saat ini.
Seperti kita ketahui Malin Kundang adalah sebuah kisah klasik tentang hubungan orang tua dan anak, di mana anak durhaka kepada orang tuanya.
Malin Kundang adalah salah satu cerita rakyat Indonesia yang cukup terkenal. Cerita ini berkisah tentang seorang anak muda yang durhaka terhadap ibunya dan akhirnya dihukum oleh takdir.
Advertisement
Malin Kundang lahir di sebuah desa nelayan yang sederhana. Dia tumbuh menjadi pemuda yang ambisius dan meninggalkan desanya untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Meskipun ia pernah berjanji untuk kembali membahagiakan ibunya yang setia, ambisi dan keserakahan membuatnya melupakan janji tersebut.
Dalam perjalanannya, Malin Kundang menjadi seorang pedagang kaya raya dan membangun kekayaannya sendiri. Namun, kekayaan dan keberhasilannya membuatnya menjadi sombong dan lupa akan masa lalunya.
Suatu hari, kapalnya singgah di dekat desanya, dan ibunya berusaha menemuinya. Namun, Malin Kundang yang sombong menolak untuk mengakuinya sebagai ibunya karena malu dengan latar belakang miskinnya. Ibunya yang terluka dan kecewa akhirnya mendoakan Malin Kundang agar menjadi batu sebagai hukuman atas kedurhakaannya.
Cerita ini mengajarkan nilai-nilai tentang kesetiaan kepada keluarga, pentingnya menghormati orang tua, dan peringatan akan kesombongan dan keingkaran yang bisa membawa konsekuensi buruk.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Salah Satu Penyebab Suksesnya Seseorang
Tak ingin jemaahnya seperti dalam kisah Malin Kundang, Gus Iqdam berpesan seperti yang diunggah dalam TikTok akun @Only One, agar para jemaah tidak lupa dengan jasa orang tua.
"Mulakno nek duwe rejeki, kok biyen rung bungahno wongtuane, biyen rung iso gawe guyu wong tuane, mung isone gawe masalah karo wong tua, ojok sampe lali karo jasa-jasane," ujar Gus Iqdam.
Ia berharap, ke depan agar orang-orang yang mengaku jemaahnya kalau ada rezeki ingat kepada orang tuanya, mungkin dahulu belum bisa membuat orang tua senang dan tersenyum. Biasanya garangan ini bisanya buat masalah dengan orang tua, maka ia berharap agar ingat dengan jasa orang tua.
"Wes kepenak ojo rumangsa penak mergo awake dhewe, padahal manusia bisa sukses dan bisa mulia ini salah satu sebab adalah riyadoh orang tuanya, akhirnya dipanen anak putune," kata Gus Iqdam.
Secara singkat, suami Ning Nila ini menyimpulkan jika ada anak sukses itu dikarenakan riyadhoh orang tuanya, dan dari riyadoh itu yang panen bisa keturunannya, anak cucunya.
Advertisement
Ini Makna Riyadoh
Untuk diketahui riyadhoh (dzikir, doa, dan amalan yang dilakukan seseorang dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah) memiliki peran penting dalam kehidupan seorang Muslim.
Terdapat berbagai macam jenis riyadhoh yang diajarkan dalam Islam, dan praktik ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat iman, meningkatkan ketaqwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Riyadoh bisa dilakukan dalam bentuk doa harian, dzikir, atau amalan-amalan khusus yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Salah satu bentuk riyadhoh yang ditekankan dalam Islam adalah dzikir, yaitu mengingat Allah secara terus- menerus. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa hati yang kering seperti keringnya tanah yang tidak mendapat hujan, dan dzikir merupakan cara untuk menyuburkan hati tersebut.
Dengan melakukan dzikir, seorang Muslim dapat menjaga kebersihan hati dan meningkatkan kecintaannya kepada Allah.
Selain itu, riyadhoh juga melibatkan amalan-amalan khusus yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya, melakukan shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan berbagai amalan kebaikan lainnya.
Amalan-amalan ini tidak hanya meningkatkan keimanan, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan moral bagi individu Muslim dan masyarakatnya.
Secara keseluruhan, riyadoh merupakan suatu praktik yang mendalam dalam Islam yang bertujuan untuk memperkuat ikatan spiritual seorang Muslim dengan Allah. Melalui dzikir, amalan-amalan khusus, dan doa, seorang Muslim dapat memperoleh kekuatan batin, meningkatkan kualitas hidup, dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul