Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat atau UAH mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan isyarat agar umatnya menyiapkan bekal sebelum memasuki Ramadhan. Bekal yang bisa menguatkan ruh seorang hamba dan yang bisa memberikan kekuatan spiritual.
“Sehingga ketika sampai kepada Ramadhan kita bisa semangat untuk beraktivitas seperti orang-orang dulu beraktivitas,” kata UAH dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (15/2/2024).
UAH menyayangkan muslim sekarang yang lemah, banyak tidur, dan lemas ketika Ramadhan. Sementara, orang-orang terdahulu membangun kekuatan yang sangat luar biasa di Ramadhan. Bahkan, mereka bisa memanfaatkan siang dan malamnya dengan ibadah.
Advertisement
Baca Juga
“Karena itu orang-orang yang gak punya persiapan sejak bulan Sya'ban maka umumnya dia akan merasakan hal yang berbeda saat masuk Ramadhan seperti orang lemas tidak punya air, maka bakal lemas juga saat puasa karena tidak punya gairah untuk meningkatkan ibadah,” tuturnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Amalan Rasulullah SAW di Bulan Sya’ban
UAH mengungkap satu amalan spesial yang selalu dilakukan Rasulullah SAW di bulan Sya’ban. Amalan ini diriwayatkan oleh Sahabat Usamah bin Zaid.
Disebutkan bahwa saat masuk bulan Sya’ban Nabi SAW punya kebiasaan meningkatkan amalannya. Amalan spesifik yang banyak dikerjakan oleh Nabi SAW itu adalah puasa.
Amalan yang dikerjakan Rasulullah SAW itu membuat Sahabat merasa heran. Kenapa Nabi SAW juga puasa di bulan Sya’ban bahkan jumlahnya lebih banyak dari bulan Rajab? Sampai-sampai para Sahabat mengonfirmasi kepada Rasulullah SAW tentang kebiasaan beliau puasa.
“Kata Nabi, bulan Syaban itu yang kalian banyak tanya kenapa aku puasa? Kenapa aku meningkatkan ibadah? Bulan itu, Sya'ban itu sebetulnya agung. Tidak seperti kau bayangkan. Sya’ban juga punya keistimewaan yang sangat istimewa seperti Rajab punya keistimewaan, seperti Ramadhan lebih istimewa lagi,” kata UAH mengutip riwayat Usamah bin Zaid.
“Kata nabi, banyak orang nggak sadar bahwa (Sya’ban) itu punya keistimewaan. Syaban yang dimaksud punya keistimewaan ini di antara Rajab bulan ketujuh dan Ramadhan bulan kesembilan,” lanjut pendiri Quantum Akhyar Institute ini.
Advertisement
Apa yang Istimewa dari Bulan Sya’ban?
Ulama yang pernah mengasuh Ponpes al-Qur'an al-Hikmah Lebak Bulus ini mengungkapkan keistimewaan bulan Sya’ban.
Di bulan itu, kata UAH, amal-amal umat Islam secara langsung dilaporkan, disampaikan, dan diangkat kepada Allah SWT. Meski sebetulnya tidak dilaporkan pun Allah Maha Mengetahui, tapi ini ingin menunjukkan satu keistimewaan.
“Maka, kata Nabi, aku sangat menginginkan saat amalku diangkat (dan) disampaikan kepada Allah, aku sedang dalam keadaan berpuasa,” ungkap UAH.
“Masya Allah. Nabi yang maksum. Nabi yang paling taqwa. Nabi yang paling dekat dengan Allah, dijamin surga dan sebagainya, (tapi) masih mencoba meningkatkan kualitasnya sehingga beliau ingin dinilai terbaik oleh Allah (dengan puasa) ketika tiba masa Sya'ban itu,” tambah UAH.
Amalan Dilaporkan dalam Keadaan Terbaik dengan Puasa
UAH kemudian menyebutkan dua hal yang bisa dijaga dengan berpuasa. Pertama, puasa bisa menjaga amal saleh. Karena itu, saat puasa terkadang kita senang membaca Al-Qur’an, senang sedekah, dan lainnya.
“Kedua, menjaga diri untuk tidak beramal salah. Makanya orang-orang puasa yang beriman puasanya itu pasti menjaga dari perbuatan maksiat, karena minimal dia takut batal puasanya,” bebernya.
Oleh karena itu, orang yang berpuasa cenderung amalannya baik. Jadi, ketika amalannya dilaporkan kepada Allah SWT dalam keadaan yang terbaik.
“Ya Allah si Fulan senang berpuasa. Ya Allah si Fulan senang sedekah. Jadi semua itu baik. Maka Anda bisa membayangkan nabi dalam kondisi bulan Sya’ban itu kenapa di antara beliau menyampaikan kepada kita semua bahwa beliau melaksanakan puasa itu salah satu rahasia terbesarnya diangkat dan disampaikannya amalan langsung seorang hamba,” pungkas UAH.
Advertisement