Liputan6.com, Jakarta - Putra kedua ulama kharismatik asal pulau Borneo, KH Muhammad Zaini Abdul Ghani alias Abah Guru Sekumpul, Ahmad Hafi Badali menikahi wanita Malaysia. Nama perempuan itu adalah Putri Nor Syakira.
Belakangan, pernikahan itu viral di media sosial. Sosok Zaini Abdul Gani dan Putri Nor Syakira lantas menjadi buruan warganet.
Advertisement
Baca Juga
Pasalnya, putra Guru Sekumpul itu terbilang istimewa. Zaini kasyaf melihat Rasulullah SAW sejak belia, tepatnya ketika baru berumur dua tahun. Kisah ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Rabu (22/2/2024).
Artikel kedua yang tak kalah populer yakni kisah keluarga mualaf yang malamnya masih melakukan peribadatan dan merayakan hari besar agama, namun paginya membaca dua kalimat syahadat, alias masuk Islam bersama-sama.
Sementara, artikel ketiga yakni tentang mandi junub yang bisa tidak sah gara-gara sabun dan sampo menurut Gus Baha.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Cerita Putra Guru Sekumpul yang Baru Menikahi Wanita Malaysia, Klaim Sering Melihat Rasulullah Sejak Kecil
Kabar pernikahan putra kedua KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul, Ahmad Hafi Badali dengan Putri Nor Syakira viral di media sosial. Kabar pernikahan tersebut dibenarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Martapura Kota, Abdul Basit.
Pernikahan putra kedua Abah Guru Sekumpul dengan wanita asal Malaysia ini berlangsung pada Sabtu (17/2/2024) lalu di Sekumpul, Martapura. Sang kakak, Muhammad Amin Badali bertindak sebagai saksi pihak laki-laki, sementara yang menjadi saksi pihak perempuan adalah Megat Uthmaniyah.
Bagi sebagian orang mungkin belum mengenal dengan sosok Ahmad Hafi Badali. Berikut ini Liputan6.com ulas profil putra kedua Abah Guru Sekumpul.
Ahmad Hafi Badali lahir pada 19 Maret 1996. Sejak kecil, ia dan kakaknya langsung diasuh oleh Abah Guru Sekumpul. Tak heran jika tanda keistimewaan kedua putra Abah Guru Sekumpul ini sudah terlihat sejak belia.
Kasyaf seorang Hafi Badali lebih dulu dari sang kakak. Ia sudah kasyaf sejak usia 2 tahun, sedangkan sang kakak baru merasakan kasyaf ketika berumur 2 tahun 3 bulan. Dikutip dari jatman.or.id, kasyaf merupakan karomah dan karunia Allah yang diberikan kepada seorang hamba yang dikasihi-Nya.
Advertisement
2. Kisah Keluarga Mualaf, Malam Peribadatan Paginya Baca Syahadat Masuk Islam
Kisah unik datang dari mantan Putra Altar yang bernama Toto asal Pagerharjo. Pasalnya waktu malam harinya ia masih merayakan Natal bersama keluarga, namun esok harinya ia menjadi mualaf atau masuk Islam.
“Tanggal 25 di bulan Desember tahun 1999 itu, malam hari saya masih merayakan Natal bersama keluarga, tapi di tanggal 26-nya kita sudah bersama-sama mengikuti syahadat di sebuah masjid di Pagerharjo,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Wakaf TV, Rabu (21/02/2024).
“Kebetulan di pedukuan Suren ini sebuah pedukuan yang menjadi pusat kegiatan untuk agama Katolik, karena di pedukuhan kami ada gereja yang besar sekali. Pada waktu itu saya sudah menjadi misdinar atau Putra Altar. Saya sudah sering melayani Romo dari Paroki dan lain sebagainya, saya juga pada waktu itu sudah dibaptis,” sambungnya
Sebagai informasi, menukil Wikipedia Putra Altar adalah sebuah tingkatan pastoral, sebelum menjadi imam. Umumnya, misdinar itu laki-laki, namun dalam perkembangannya akhornya gereja memperbolehkan perempuan sebagai Putri Altar. Putra Altar juga disebut Misdinar.
Lalu bagaimana kisahnya ia bisa memutuskan menjadi mualaf secepat itu? Simak informasi selengkapnya.
3. Mandi Junub Tidak Sah Pakai Sabun dan Sampo Jika Begini, Kata Gus Baha
Mandi besar atau juga mandi junub merupakan ritual penting bagi tiap muslim. Sebab, mandi besar ini adalah prosesi bersuci dari hadas besar yang nantinya akan memengaruhi sah atau tidaknya ibadah tertentu.
Karenanya, umat Islam harus paham dengan tata cara hingga niat mandi besar, sekaligus hal-hal yang bisa memengaruhi sah atau tidaknya mandi besar.
Kali ini, kita akan membicarakan sabun dan sampo. Dua piranti ini menjadi bagian penting mandi biasa maupun wajib. Ternyata, sabun dan shampo bisa menyebabkan mandi wajib atau mandi junub tidak sah jika caranya salah.
Ulama cerdas asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan perihal mandi junub yang bisa tidak sah gara-gara sabun dan sampo.
Menurut Gus Baha, saat mandi junub, tidak boleh ada sabun atau sampo terlebih dahulu sampai mandi junubnya selesai. Sebab, sampo atau sabun akan berpotensi mengubah sifat air, sehingga dapat menyebabkan tidak sah.
"Syaratnya mandi atau wudhu itu jangan ada di tubuh sesuatu yang merubah air, misal sabun, sampo atau yang lainnya. Makanya kayak orang mandi junub itu banyak yang salah, jadi 1 ciduk air langsung pakai sampo," demikian, melansir laman NU Jateng, Rabu (21/2/2024).
Advertisement