Sukses

Kisah Hercules Nyaris Mati di Dunia Hitam dan Kini Rajin Puasa, Ternyata Ini Alasan Hijrahnya

Mantan preman Tanah Abang, Rosario de Marshall alias Hercules telah malang melintang di dunia malam. Ia menjadi gelandangan hampir 15 tahun dan telah merasakan pahit manisnya hidup bermodal keberanian.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan preman Tanah Abang, Rosario de Marshall alias Hercules telah malang melintang di dunia malam. Ia menjadi gelandangan hampir 15 tahun dan telah merasakan pahit manisnya dunia hitam bermodal keberanian. 

Sebelum menggelandang, Hercules bekerja di suatu tempat pendidikan militer. Gaji yang diperoleh tidak seberapa. Lalu akhirnya keluar dan memilih menjadi gelandangan.

Penghasilannya ketika menjadi gelandangan jauh lebih besar dari gaji pekerjaan sebelumnya. Semalam ia bisa dapat satu sampai dua juta rupiah, tahun 1990-an.

“Karena daerah Lambak Hitam ini tinggal tergantung kitanya aja. Kita kalau berani mati ya pasti Lambak Hitam itu dikuasai sama kita,” kata Hercules membagikan ceritanya di depan santri Pesantren Ora Aji yang diasuh Gus Miftah, dikutip dari YouTube Gus Miftah Official, Senin (25/2/2024).

“Tentunya daerah Lambak Hitam ini ada macam-macam. Ada judi, ada tempat minuman-minuman, banyak orang mabok-mabok, (termasuk prostitusi). Tapi di dalam itu hampir setiap malam mati. Perkelahian, pembunuhan, setiap malam itu terjadi,” cerita Hercules.

Selama menggelandang, uang yang didapat Hercules berasal dari perjudian. Jika berani bertarung dan menang, maka dia akan dikenal dan pasti mendapat jatah besar dari perjudian itu.

Meski menjadi preman yang disegani lawan, selama menggelandang belasan tahun ia sangat pantang mencopet, mencuri, menipu, apalagi memeras. Bahkan, ia pernah bersaksi di pengadilan, “Kalau saya pernah meras orang, saya siap dihukum mati saat itu juga.”

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Pengalaman di Dunia Hitam yang Tak Terlupakan

Pengeroyokan, pembacokan, bahkan penembakan sering dialami Hercules hampir setiap malam. Pengalaman-pengalaman kelam ini tak akan pernah ia lupakan dalam hidupnya.

“Pernah ditembak satu meter sampai beberapa peluru, tapi itu bukan sekali, ada beberapa kali. Termasuk salah satu mata sebelah kanan enam peluru,” kata Hercules.

Gus Miftah penasaran, “Kenapa dibacok dan ditembak berkali-kali tapi Maung tidak mati-mati? Ilmunya apa?” 

“Mungkin waktu itu belum tiba,” jawab Hercules yang disambut tepuk tangan jemaah. Jawaban ini pun bikin takjub Gus Miftah. “Keren, bro.”

3 dari 3 halaman

Alasan Hijrah dan Belajar Ngaji

Setelah bertahun-tahun berkelana menjadi seorang gelandangan, akhirnya Hercules memutuskan hijrah dan menjadi kisah mualaf. Sejak itu, ia mengenal Islam dan mempelajari agamanya lebih dalam lagi. 

Mengapa Hercules mau berhijrah?

“Setelah saya mualaf, tahun 90 saya sudah mulai belajar-belajar. Belajar doa, belajar sholat. Jadi ya mulai kita ingat, karena umur semakin ke sana bukan makin berkurang menjadi muda, umur makin bertambah menjadi tua. Karena di situlah kita sadar bahwa kita hidup ini sementara, kita gak akan hidup selama-lamanya,” tutur bapak empat anak ini.

“Hidup sementara di dunia ini pasti ada dosa yang sengaja diperbuat dan tidak sengaja diperbuat. Kalau memang Allah masih (memberi) kita kesempatan untuk kita perbaiki, memberikan kesehatan, untuk kita berubah langkah-langkah dari yang tidak baik menjadi baik, kita harus tahu bahwa hidup ini sementara,” kata Hercules.

Hercules kini rajin puasa dan bersedekah. Ia sering menyantuni anak-anak yatim. Bagi dia, sedekah bukan mengurangi rezeki, justru rezeki semakin bertambah.