Liputan6.com, Jakarta - Kelakuan jemaah Gus Iqdam di Majelis Ta'lim Sabilu Taubah memang unik, bahkan terkadang terkesan ugal-ugalan. Maklum, jemaahnya memang berasal dari beragam kalangan, yang di antara mereka ada kelompok marginal.
Bisa-bisanya saat rutinan ada jemaah yang nyletuk minta markas ST Pusat dipasang hotspot. Untuk diketahui, hotspot adalah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk kepada area di mana sinyal nirkabel atau Wi-Fi dapat diakses oleh perangkat seperti ponsel, tablet, atau laptop.
Hotspot dapat ditemukan di berbagai tempat seperti kafe, bandara, pusat perbelanjaan, dan tempat umum lainnya. Istilah ini juga dapat mengacu pada perangkat fisik seperti router nirkabel yang memancarkan sinyal Wi-Fi.
Advertisement
Hotspot tidak hanya menyediakan akses internet tanpa kabel, tetapi juga dapat menjadi pintu gerbang untuk berbagai layanan dan aplikasi.
Banyak tempat umum yang menawarkan hotspot sering kali memerlukan otentikasi atau login untuk mengakses internet, dan beberapa mungkin memberikan layanan tambahan seperti peta lokasi, informasi promosi, atau akses ke aplikasi khusus.
Baca Juga
Â
Berani Judi Online Saat Ngaji, Resikonya Berat Banget
Begini reaksi Gus Iqdam saat jemaah nyletuk pingin hotspot dipasang di lokasi pengajian. Diluar dugaan Gus Iqdam marah, dan menghubungkan jika jemaahnya mau ikut judi online.
"Hotspot opo, kowe njaluk hotspot. Kowe arep ngeslot yo neng kene," kata Gus Iqdam seperti dalam unggahan TikTok akun @AL.
"Juotosi kene," kata Gus Iqdam yang artinya 'pukuli sini'. Artinya jika berani judi online di tempatnya mengaji, tak segan Gus Iqdam untuk pukuli jemaahnya.
Ternyata fakta yang ada di tempat pengajian, sinyal susah. Gus Iqdam pun mengakui jika di tempat dirinya bersama ribuan jemaah melakukan rutinan susah sinyal.
"Ben, neng kene sinyal angel, benne. Nek sing neng njero wong nyambut gawe kabeh, nek koe koyo ngene ae," ujar Gus Iqdam.
Advertisement
Di Markas ST Tidak Ada Sinyal
Menurut Gus Iqdam lagi, meski jemaah sudah pulang majelisan, memang sinyal betul-betul susah. Suami Ning Nila justru mengambil hikmah positif dari hilangnya sinyal di tempatnya tersebut.
"Ra enek sinyal, gak enek. Pancen r enek, neng kene iki pancen kudu mikir gusti Allah, sepurane, ora ngurusi HP," tandas Gus Iqdam.
Menurut Gus Iqdam, orang yang datang ke majelisan di tempatnya ia harapkan begitu datang ke pengajian, yang diingat adalah Allah. Jadi ketika tidak ada sinyal sama sekai tak ada masalah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul