Sukses

Tips Sukses dan Kaya hingga Akhir Hayat dari Gus Iqdam, Cukup Lakukan Ini!

Dalam beberapa kesempatan, Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah yang sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Mambaul HIkam II Blitar banyak memberikan nasehat agar kehidupan seseorang menjadi baik, yakni tips agar tambah sukses dan kaya.

Liputan6.com, Cilacap - Tausiyah-tausiyah pendakwah kondang asal Blitar Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam yang tersebar di berbagai platform semisal YouTube, TikTok, TouTube Short dan lain sebagainya banyak sekali yang dapat kita ambil hikmahnya.

Petuah-petuah penting cucu waliyullah KH Zubaidi Abdul Ghofur ini banyak sekali yang dapat dijadikan pijakan dan pegangan hidup.

Dalam beberapa kesempatan, Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah yang sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Mambaul HIkam II Blitar banyak memberikan nasehat agar kehidupan seseorang menjadi baik. Dia berbagi tips sukses dan kaya hingga akhir hayat.

Tip yang ia bagikan kali ini ialah agar menjadi orang yang tambah sukses dan kaya, di mana kesukesesan dan kekayaaan yang diperolehnya itu bisa bertahan lama, bahkan sampai seseorang meninggal dunia.

Penasaran dengan tips Gus Iqdam ini? Simak ulasannya sampai selesai.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Tips Agar Tambah Sukses dan Kaya

Suami Ning Nila menjelaskan bahwa mempertahankan kesuksesan dan kekayaan ini ternyata lebih sulit dibandingkan meraih kesuksesan dan  kekayaan.

Realitanya, banyak sekali kita melihat orang-orang sukses dan kaya, namun kesuksesan dan kekayaannya itu tidak bertahan lama.

Hanya saja, seseorang akan bertahan lama dalam kesuksesan dan kekayaan, menurut Gus Iqdam, jika seseorang melakukan keistiqamahan religius.

 “Tidak ada kesuksesan yang bertahan lama atau bahkan bertambah tanpa adanya keistiqamahan religius,” paparnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @majelisbarokah, Rabu (28/02/2024).

Jika seseorang sukses atau kaya, namun perilakunya sangat jauh dari norma-norma agama, maka kesukesan dan kekayaan tadi dipastikan tidak akan bertahan lama alias hanya sebentar. Setelahnya ia akan bangkrut dan jatuh miskin.

“Jadi, nanti semisal kaya, kayanya tidak lama,” tandasnya.

“Semisal nanti sukses, suksesnya tidak akan lama kalau nggak memiliki keistoqamahan religius,” sambungnya.

Lain halnya jjika dibarengi dengan istiqamah dalam beragama atau dalam bahasa Gus Iqdam istiqamah religius, maka kesuksesan dan kekayaan seseorang akan bertahan lama bahkan sangat mungkin akan bertambah.

“Tapi kalau memiliki keistimewaan religius, bahkan bisa bertambah sukses, minimal bertahan, sampai akhir hayat, pasti,”

3 dari 4 halaman

Buah Sikap Istiqamah

Menukil laman Muhammadiyah.or.id, sebagai sebuah akhlak yang mulia, sikap istiqamah yang dimiliki oleh orang beriman akan membuahkan banyak hal-hal positif. Dalam surat Fushshilat ayat 30-32 disebutkan:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَـٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ -٣٠- نَحۡنُ أَوۡلِيَآؤُكُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ‌ۖ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَشۡتَهِىٓ أَنفُسُكُمۡ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ -٣١- نُزُلاً۬ مِّنۡ غَفُورٍ۬ رَّحِيمٍ۬ – ٣٢

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” [Q.s. Fushshilat (41): 30-32].

Dalam ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa orang yang beristiqamah dijauhkan oleh Allah dari rasa takut dan sedih yang negatif. Takut di sini tentu bukan takut yang manusiawi, seperti takut kepada binatang buas atau kepada hal-hal berbahaya lainnya. Rasa takut yang negatif misalnya adalah takut menyatakan kebenaran, menghadapi masa depan, dan mengalami kegagalan. Ketakutan seperti itu akan menghambat kemajuan dan bahkan menyebabkan kemunduran. Seseorang tidak akan dapat berbuat apa-apa apabila selalu dipenuhi rasa takut.

Rasa sedih yang dimaksud di sini juga bukanlah rasa sedih yang manusiawi, seperti kesedihan tatkala orangtua, anak, atau orang-rang yang dikasihi meninggal dunia, atau ketika sedang mengalami kegagalan dalam usaha. Rasa sedih yang mesti dihindari adalah rasa sedih yang berlarut-larut dan menyebabkan kehilangan semangat dan selalu diliputi penyesalan.

Setiap orang yang mengalami musibah atau kegagalan tentu akan bersedih. Tapi ada orang yang dapat segera menguasai kesedihannya dan ada pula orang yang larut dalam kesedihan itu. Ibarat orang yang hanyut di sungai, orang yang pertama segera berenang ke pinggir untuk mencari pegangan, sedangkan orang yang kedua terus hanyut dibawa arus.

 

4 dari 4 halaman

Tidak Takut Menghadapi Masa Depan

Jadi, orang yang istiqamah tidak takut menghadapi masa depan dan tidak akan hanyut dalam kesedihan. Dia dapat menguasai rasa sedih karena musibah yang menimpanya sehingga tidak hanyut dibawa arus kesedihan. Dia juga tidak gentar dan was–was menghadapi kehidupan masa yang akan datang, sekalipun dia pernah mengalami kegagalan pada masa lalu.

Selanjutnya, orang yang beristiqamah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupannya di dunia. Hal ini disebabkan karena dia dilindungi oleh Allah SWT. Lindungan Allah itu juga berarti jaminan untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup dan perjuangan di dunia.

Sahabat-sahabat yang berjuang dalam Perang Badar misalnya, sekalipun jumlahnya kurang dari sepertiga musuh, mereka tidak gentar dan tidak mundur. Mereka istiqamah, maju terus ke medan perang dengan gagah berani. Akhirnya Allah memberikan kemenangan kepada mereka. [Baca: Q.s. al-Anfaal (8): 45].

Begitu juga di akhirat. Orang yang istiqamah akan berbahagia. Allah SWT berjanji akan melindungi mereka di akhirat. Itu berarti mereka akan dibalas dengan surga tempat segala kenikmatan dan kebahagiaan. Mereka akan menikmati karunia Allah di dalam surga itu.

Demikianlah, sikap istiqamah memang sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Tanpa sikap itu, seseorang akan cepat berputus asa, cepat lupa diri, dan mudah terombang-ambing oleh berbagai macam arus yang menggoda dalam kehidupannya. Orang yang tidak istiqamah ibarat baling-baling di atas bukit. Dia berputar menuruti ke mana arah angin berhembus.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul