Liputan6.com, Cilacap - Kabar pernikahan Mey si Ratu Lebah, jemaah wanita Gus Iqdam yang kondang dengan tingkah kocaknya ini viral di jagad maya.
Baca Juga
Advertisement
Kabar ini cukup mengejutkan jemaah ST Nyell. Sebab selama ini mereka tidak tahu kalau Mey memiliki idaman hati.
Pun demikian dengan Mey juga tak pernah menceritakan kalau dirinya sudah memiliki calon suami.
Kebahagiaan pendereknya ini tentu tak luput dari perhatian pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah. Beliau mengaku sangat bahagia dan bangga karena kini Mey telah melepas masa kesendiriannya.
Menanggapi pernikahan jemaah wanita yang kondang dengan tingkah kocaknya ini, Gus Iqdam menyampaikan perihal kado spesial yang akan ia berikan untuk Mey.
Isinya tentu saja bikin ngakak, sesuai dengan orang yang akan diberikan kado yang memang selalu membuat ngakak dan heboh seisi majelis.
Simak Video Pilihan Ini:
Kado Spesial Gus Iqdam
Dalam momem dialog ini Gus Iqdam bertanya kepada Mey perihal pernikahannya. Sebab ia hadir tanpa suaminya, Gus Iqdam pun menanyakan hal ini.
“Luh Mey penganten baru, suamimu tidak ikut?” tanya Gus Iqdam dikutip dari tayangan video yang diunggah akun TikTok @brokoli044, Jumat (01/03/2024)
“Tidak,” jawab Mey.
“Oh ya sudah, Alhamdulillah ikut bangga dan bahagia,” tuturnya
Gus Iqdam sangat bahagia karena Mey akhirnya telah resmi menikah. Bahkan saking bahagianya, sembari berkelakar, ia mengatakan akan memberi kado Mey yang isinya batako.
“Nanti Ning Nila saya kasih kabar biar dikasih kado, dibungkuskan batako apa bagimana, tenang,” sambungnya.
“Ha…ha….ha…,” sahut para jemaah.
Advertisement
Hikmah Memberikan Hadiah dalam Perspektif Islam
Menukil alhikmah.ac.id, Islam mensyari’atkan sarana yang dapat menyebabkan keakraban, mendamaikan dan menghilangkan kabut hati. Di antara sarana itu adalah saling memberikan hadiah atau kado/bingkisan/parsel di antara sesama.
Hadiah sebagaimana penjelasan risalah Barid al-Hadiyyah dapat efektif melakukan apa yang tidak dapat dilakukan verbal ucapan termasuk permintaan ma’af. Ia mampu menghilangkan kabut hati, memadam kan api permusuhan, menenangkan kemarahan dan melenyapkan rasa iri hati dan kedengkian. Ia dapat mendatangkan kecintaan dan persahabatan setelah sekian lama tercerai-berai.
Hadiah selalu memberi kesan perdamaian, rasa cinta dan penghargaan dari si pemberi kepada yang diberi. Karena itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan agar memberi dan menerima hadiah.
Beliau menjelaskan pengaruh hadiah di dalam meraih kecintaan dan kasih sayang di antara sesama manusia, “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. al-Bukhari, al-Adab al-Mufrid)
Beliau juga bersabda, “Penuhilah undangan orang yang mengundang, janganlah menolak hadiah…”(HR.Ahmad dan al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrid). Mengenai hadits ini, Ibn Hibbân mengomentari, “Dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengecam tindakan menolak hadiah di kalangan sesama muslim. Bila seseorang diberi sebuah hadiah, wajib baginya untuk menerimanya dan tidak menolaknya. Saya menganjurkan orang-orang untuk saling mengirim hadiah kepada sesama saudara. Sebab hadiah dapat melahirkan kecintaan dan menghilangkan rasa dendam.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menerima hadiah dan tidak menerima sedekah. Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam disuguhi makanan, ia selalu bertanya; Apakah ia hadiah atau sedekah.? Jika dijawab, ‘Sedekah’ maka ia berkata kepada para shahabatnya, ‘Makanlah oleh kalian’ sementara ia tidak ikut memakannya.
Sedangkan bila dijawab, ‘hadiah’ maka beliau mencuci tangannya lalu memakannya bersama mereka.’” (Muttafaqun ‘alaih). Hadits lainnya berasal dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerima hadiah dan mendoakan pahala bagi (pemberi)-nya.” (HR. al-Bukhari)
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul