Sukses

Ramadhan 2024, Ketahui Syarat Wajib dan Sah Puasa Agar Diterima Ibadahnya

Agar sah ibadah puasanya, maka perlu mengetahui hal-hal yang penting terkait puasa Ramadhan, yakni tentang syarat wajib dan sahnya puasa. Berikut ini keterangannya.

Liputan6.com, Cilacap - Bulan Sya’ban sebentar lagi akan berakhir. Saatnya kita memasuki bulan Ramadhan yang penuh dengan kemuliaan dan keutamaan. Salah satu kemuliaannya ialah beribadah di bulan ini pahalanya akan dilipatgandakan.

Adapun Ramadhan 2024 atau 1445 H menurut pemerintah, berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang dikeluarkan oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Republik Indonesia, awal mulai puasa Ramadan 2024 diperkirakan akan jatuh pada 12 Maret 2024.

Sementara menurut Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H berbeda dengan pemerintah di atas.Sebagaimana dikutip dari laman resmi Muhammadiyah Yogyakarta, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada 11 Maret. Lalu Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal pada 10 April, Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni, serta Idul Adha 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024.

Agar sah ibadah puasanya, maka perlu mengetahui hal-hal yang penting terkait puasa Ramadhan, yakni tentang syarat wajib dan sahnya puasa. Berikut ini keterangannya.

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Syarat Wajib dan Sah Puasa Ramadhan

Sebelum bulan suci Ramadan datang, Anda perlu untuk kembali memahami tentang syarat wajib dan sah puasa Ramadan. Ada 6 syarat wajib dan sah puasa Ramadan, sebagai berikut.

1.  Beragama Islam

Syarat wajib dan sah berpuasa Ramadan yang pertama adalah beragama islam. Diwajibkan untuk umat muslim, maka ibadah puasa hanya dijalankan untuk penganut agama Islam saja.

2.  Berakal Sehat

Syarat wajib dan sah selanjutnya adalah berakal sehat atau tidak gila. Selain harus beragama Islam, ibadah puasa juga harus dilaksanakan orang berakal. Yang artinya, ibadah puasa tidak sah apabila dilakukan orang dalam keadaan tidak sehat atau gila.

3.  Baligh

Syarat wajib dan sah ibadah puasa ramadan adalah Baligh. Baligh berarti orang yang menjalankan ibadah puasa harus sudah cukup umur. Cukup umur disini artinya, seseorang yang menjalankan puasa sudah mengalami tanda-tanda pubertas.

4.  Mampu

Mampu berarti, orang yang menjalankan ibadah puasa harus sehat jasmani dan rohani. Tidak sakit dan tidak melakukan perjalanan jauh atau musafir. Apabila umat muslim tengah sakit atau melakukan perjalanan jauh, maka keduanya diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Namun, umat muslim diwajibkan mengganti di lain waktu, sebelum bulan Ramadan kembali datang.

5.  Suci dari Haid dan Nifas

Syarat yang satu ini berlaku bagi wanita. Ini menjadi syarat wajib dan sah berpuasa. Wanita yang sedang haid atau nifas boleh tidak berpuasa, namun wajib menggantinya di hari setelah bulan Ramadan. 

6.  Mengetahui Awal Ramadan

Syarat lain dalam berpuasa adalah mengetahui awal bulan Ramadan. Caranya dengan melihat hilal secara langsung dan melalui saksi yang dapat dipercaya. Namun, bila tidak dapat dilihat maka bisa menentukan awal bulan suci Ramadan dengan menghitung bulan Syaban menjadi 30 hari.

3 dari 3 halaman

Hikmah Puasa Ramadhan

1.  Memenuhi perintah Allah

Sebagai konsekuensi keimanan kepada Allah, maka setiap perintah Allah harus diikuti dan setiap larangannya wajib dihindari. Mengerjakan ibadah puasa merupakan perintah sebagaimana tertera dalam ayat 183 Surat Al Baqarah.

2.  Menjadi orang yang bertaqwa

Berpuasa dengan baik dan benar dapat meningkatkan ketaqwaan. Secara etimologis, taqwa berarti menjaga, melindungi, memperhatikan dan waspada. Kemudian, secara terminologi taqwa berarti menjalankan apa yang diperintahkan Allah, dan menjauhkan dari segala yang dilarang-Nya. Orang yang berpuasa, salah satu cerminan orang yang bertaqwa sebab mengendalikan hawa nafsunya, mampu berkata dan berperilaku baik kepada sesama manusia.

3.  Memahami penderitaan orang yang kurang mampu

Orang yang serba kekurangan seringkali mengalami rasa lapar dan tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti makan. Sebaliknya bagi orang yang berkecukupan atau orang kaya, bisa memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, ketika berpuasa dapat memposisikan diri seperti orang yang kekurangan ataupun miskin yang sering kelaparan.

4.  Mendekatkan diri kepada Allah

Pada bulan Ramadan, umat islam menjalankan ibadah puasa dan melakukan amalan sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Di antaranya melalui ibadah salat wajib dan ibadah sunnah.

5.  Memperbanyak Sedekah

Setiap amalan kebaikan di Bulan Ramadan, akan dibalas berlipatganda oleh Allah SWT. Teritama bersedekah kepada orang fakir miskin, pahalanya dapat berlipatganda. Apalagi jika memberi makanan walau sekedar untuk membatalkan puasa atau ta’jil, maka pahalanya akan jauh lebih banyak.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul