Sukses

7 Golongan Beruntung yang Dinaungi dan Mendapat Perlindungan Allah di Hari Kiamat, Siapa Saja Mereka?

Di antara orang-orang yang panik, gelisah dan ketakutan menghadapi rangkaian pengadilan di hari kiamat, ada tujuh golongan beruntung yang mendapatkan naungan atau perlindungan Allah SWT

Liputan6.com, Jakarta - Saat hari kiamat tiba semua makhluk akan mati, terkecuali yang dikehendaki-Nya. Lantas, mereka dibangkitkan dan digiring ke Padang Mahsyar.

Di Padang Mahsyar inilah mereka akan menjalani hari-hari melelahkan dan krusial; Yaumul Hisab (hari perhitungan), Yaumul Mizan (hari penimbangan), hingga Yaumul Jaza atau pembalasan. Sementara, matahari diriwayatkan hanya berjarak satu jengkal (1 mil) dari miliaran manusia yang berkumpul di padang tak bertepi itu.

Tentu, orang-orang akan gelisah dan menderita. Mereka sangat khawatir bahwa perbuatannya di dunia akan menjerumuskan mereka jadi golongan celaka dan masuk neraka.

Namun, ternyata ada beberapa golongan yang justru tenang-tenang saja. Sebab, mereka mendapat naungan Allah SWT.

Naungan itu diartikan sebagai perlindungan Allah. Naungan juga menyiratkan arti tak akan merasakan kesusahan.

Melansir laman Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), KH Ma’ruf Khozin dalam kajian Kitab Shahih Bukhari memaparkan materi kajian pada hadis yang ke-1334 dengan tema 'Bersedekah Dengan Tangan Kanan'.

Dalam hadis tersebut, dijelaskan tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari kiamat yang salah satunya adalah orang yang bersedekah dengan tangan kanan tanpa diketahui tangan kiri. Selengkapnya, simak ulasan berikut.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Hadis tentang Golongan yang Dinaungi Allah di Hari Kiamat

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَدْلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya dari ‘Ubaidullah berkata, telah menceritakan kepada saya Khubaib bin ‘Abdurrahman dari Hafsh bin ‘Ashim dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari kiamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, “aku takut kepada Allah”, seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis”.

KH Ma’ruf Khozin menjelaskan, dalam hadis di atas dijelaskan bahwa terdapat tujuh golongan orang beriman yang dijanjikan mendapatkan naungan dan perlindungan Allah di Hari Kiamat. Naungan tersebut menjadi sebuah penghargaan luar biasa bagi mereka, mengingat saat itu tak akan ada naungan kecuali naungan Allah.

Golongan-golongan tersebut memiliki karakteristik khusus yang membuat mereka pantas mendapat naungan tersebut. Mari simak ulasan tuntas ketujuh golongan beruntung ini.

3 dari 4 halaman

7 Golongan yang Dilindungi Allah di Hari Kiamat

1. Pemimpin yang adil

إِمَامٌ عَدْلٌ

Pertama, ada Pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil adalah sosok yang memimpin dengan keadilan, mengedepankan kepentingan umum, dan menjalankan tugas kepemimpinannya dengan integritas tinggi. Di tengah banyaknya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, pemimpin yang adil sangatlah langka dan berharga.

2. Pemuda yang Sibuk dengan Ibadah kepada Allah

شَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ

Kedua, terdapat seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rab-nya. Pemuda ini menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah, memperkuat ikatan spiritualnya, dan mengabdikan diri dalam mengamalkan ajaran agama. Kesungguhan dan ketekunan pemuda ini dalam beribadah membuktikan ketulusan imannya.

3. Laki-Laki yang Hatinya Terpaut dengan Masjid

رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ

Selanjutnya, ada seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid. Laki-laki ini memiliki hubungan yang kuat dengan masjid sebagai tempat ibadah dan tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dia hadir di masjid tidak hanya untuk shalat, tetapi juga untuk mengikuti kegiatan keagamaan dan meningkatkan pemahaman agamanya.

4. Orang Saling Mencintai karena Allah

رَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ

Golongan keempat adalah dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah. Mereka memiliki ikatan persaudaraan yang kuat, berdasarkan cinta mereka kepada Allah.

Pertemuan dan hubungan mereka terjalin karena Allah, dan ketika harus berpisah, juga karena Allah. Cinta mereka saling menguatkan dan tidak tergoyahkan oleh kepentingan dunia.

4 dari 4 halaman

5. Laki-Laki yang Kuat Menghadapi Godaan Maksiat

رَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ

Kemudian, ada seorang laki-laki yang menghadapi godaan maksiat dari seorang wanita kaya dan cantik, tetapi dia tetap bertahan dengan mengatakan, “Aku takut kepada Allah.” Keteguhan iman dan kesadaran akan konsekuensi dari perbuatan maksiat membuatnya mampu menolak godaan tersebut. Dia memilih ketaatan kepada Allah meski dihadapkan pada kesenangan duniawi yang sementara.

6. Golongan yang Jika Bersedekah Sembunyi

رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

Golongan keenam adalah orang yang bersedekah dengan menyembunyikannya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya. Sifat rendah hati dan keikhlasan dalam bersedekah menjadikan amalannya murni semata-mata untuk Allah. Dia tidak mencari pujian atau pengakuan dari orang lain, melainkan mengharapkan balasan dan keridhaan Allah semata.

7. Golongan yang Berdzikir hingga Basah Kedua Matanya

رَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Terakhir, terdapat seorang laki-laki yang mengasingkan diri sendirian dan berdzikir kepada Allah hingga kedua matanya basah karena menangis. Kedalaman hubungannya dengan Allah membuatnya mencurahkan hatinya dalam berdzikir dan memohon ampunan-Nya. Kesedihannya yang tulus dan kerinduannya kepada Allah tercermin dalam air mata yang mengalir di wajahnya.

Tujuh golongan orang beriman ini merupakan teladan bagi umat Muslim. Mereka mendapatkan naungan dan perlindungan Allah di Hari Kiamat karena ketulusan iman dan amal perbuatan yang luhur. Sebagai umat Muslim, kita dianjurkan untuk mengikuti jejak mereka, mengambil hikmah dari karakteristik yang mereka tunjukkan, dan berusaha menjadi golongan yang mendapatkan naungan Allah di dunia dan akhirat.

Dalam dunia yang penuh dengan godaan dan tantangan, menjadi bagian dari golongan yang mendapat naungan Allah adalah sebuah anugerah yang sangat diidamkan. Mari kita berupaya menjalani hidup dengan adil, menguatkan ikatan spiritual kita, menjaga hubungan dengan tempat ibadah, membangun persaudaraan yang berdasarkan cinta kepada Allah, menolak godaan maksiat, beramal dengan ikhlas, dan mendekatkan diri kepada Allah dalam berdzikir dan doa.

Dengan mengikuti jejak tujuh golongan beriman ini, kita dapat menjadi individu yang lebih baik dan masyarakat yang lebih harmonis. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan petunjuk oleh Allah untuk mengikuti ajaran-Nya dengan tulus dan mendapatkan naungan-Nya di dunia dan akhirat.