Sukses

Top 3 Islami: Kapan Harus Sholat Taubat Penjelasan Buya Yahya, Konsep Kaya Gus Iqdam

Penjelasan mengenai kondisi yang tepat untuk sholat taubat dijelaskan oleh Buya Yahya. Artikel ini menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (3/3/32024)

Liputan6.com, Jakarta - Sholat taubat menjadi salah satu sholat sunnah yang populer dalam Islam. Sholat taubat merupakan istilah sholat sunnah sebagai wujud permohonan ampun kepada Allah SWT setelah melakukan kesalahan.

Lantas, dalam situasi seperti apa seseorang sebaiknya sholat taubat? Apakah hanya ketika melakukan kesalahan atau dosa besar?

Penjelasan mengenai kondisi yang tepat untuk sholat taubat dijelaskan oleh Buya Yahya. Artikel ini menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (3/3/32024).

Artikel lain yang populer adalah konsep kaya menurut Gus Iqdam.

Sementara, artikel ketiga terpopuler adalah Kisah Pohon Sahabi yang diceritakan Gus Iqdam, persis di bawah pohon bersejarah tempat bernaung Nabi Muhammad SAW 1400 tahun silam.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Kapan Harus Mengerjakan Sholat Taubat? Buya Yahya Bilang Lakukanlah saat Kondisi Seperti Ini

Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mendapat pertanyaan dari seorang jemaah yang mengikuti kajian Al Bahjah. Pertanyaan yang disampaikan tentang waktu mengerjakan sholat taubat.

“Kapan orang harus mengerjakan sholat taubat? Mendengar salah satu sumber bahwa harus setoap malam, tapi kalau di televisi menerangkan sholat taubat dikerjakan jika sudah melakukan dosa besar, karena dosa kecil diampuni dengan istighfar,” tanyanya kepada Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (2/3/2024).

Buya Yahya menjelaskan, sholat taubat adalah cara seorang hamba memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa yang dilakukannya. Sholat taubat tidak harus menunggu dosanya setinggi gunung. Sekecil apapun dosa yang diperbuat, seorang muslim dapat melakukan sholat taubat.

“Jadi kalau ada orang merasa dosa lalu ingin diampuni Allah, mengambil air wudhu lalu melakukan sholat dua rakaat. Kemudian memohon kepada Allah, ya Allah ampunilah dosaku,” jelas Buya Yahya.

“Jadi melakukan sholat dua rakaat. Sebagian mengatakan ini namanya sholat taubat. Sebagian mengingkari tidak ada namanya sholat taubat,” ujarnya menambahkan.

Buya Yahya menuturkan, pada dasarnya sholat taubat seperti sholat hajat. Yakni sholat dengan hajatnya adalah agar Allah SWT memberikan pengampunan kepada hamba-Nya.

“Maka ambil air wudhu, sholat dua rakaat. Kemudian menadahkan tangan (berdoa sembari) istighfar, ya Allah ampunilah dosaku,” kata Buya Yahya.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Konsep Menjadi Kaya Menurut Gus Iqdam, Singkat Padat dan Jelas

Bagi sebagian orang definisi kaya adalah berlebihnya harta dan benda. Bahkan beberapa waktu ini banyak orang kaya baru (OKB) di media sosial yang suka sekali pamer kekayaan dan hartanya alias flexing

Cara bermacam-macam, dengan mobil mewah bagi-bagi uang dan sebagainya, atau mereview bagian-bagian tertentu rumahnya yang super mewah. Ada pula yang hobi pamer perhiasan.

Apakah seperti itu kaya menurut Gus Iqdam? Ternyata bagi Gus Iqdam konsep kaya bukanlah seperti itu.

Gus Iqdam dalam salah satu unggahan video yang diunggah oleh akun TikTok @Gus Kib menyebutkan, mengenai konsep kaya oleh Gus Iqdam, konsepnya begitu singkat, pada dan jelas.

"Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta," kata Gus Iqdam, suami Ning Nila ini.

"Akan tetapi, kaya adalah hati yang selalu merasa cukup," kata Gus Iqdam.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Di Bawah Pohon Sahabi, Gus Iqdam Ucapkah Hal Menyentuh Hingga Jemaah ST Nyell Meneteskan Air Mata

Di sela-sela menjalankan ibadah umrah, pendakwah muda NU Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam menyempatkan untuk mengunjungi pohon sahabi yang berada di Yordania.

Di bawah pohon ini Gus Iqdam mengucapkan sesuatu yang membuat jemaah ST Nyell meneteskan air mata.

Pohon besar yang rimbun ini terletak 150 km dari kota Amman. Pohon ini diyakini sebagai pohon tempat berteduh Rasulullah SAW.

Di pohon ini pula berdasarkan riwayat, pohon ini menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dan pamannya Abu Thalib dengan seorang pendeta bernama Buhaira. Saat itu Rasulullah SAW berusia 12 tahun.

Melihat tanda-tanda yang ada pada Muhammad kecil waktu itu, Buhaira mengatakan kepada Abu Thalib, bahwa kelak Muhammad menjadi utusan Allah SWT.

Selengkapnya baca di sini