Sukses

Benarkah Setan Dibelenggu Saat Ramadan? Simak Ulasannya dari Para Ulama

Namun, benarkah setan dibelenggu saat Ramadan? Lalu mengapa banyak manusia yang masik melakukan hal masiat pada bulan Ramadhan?

Liputan6.com, Jakarta Namun, benarkah setan dibelenggu saat Ramadan? Lalu mengapa banyak manusia yang masik melakukan hal masiat pada bulan Ramadhan? Pada bulan Ramadhan umat muslim memang diharuskan untuk menahan diri dari segala bentuk perbuatan buruk dan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun ternyata kelalaian  menjalankan ibadah puasa selama Ramadan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk godaan dunia, kurangnya kesadaran akan pentingnya ibadah, dan kelemahan iman. 

Meskipun setan dibelenggu saat ramadan manusia masih memiliki kebebasan untuk memilih jalan yang mereka tempuh. Hal ini menunjukkan pentingnya kesadaran dan komitmen pribadi dalam menjalankan ajaran agama. Berikut ulasan lebih lanjut tentang benarkah setan dibelenggu saat ramadan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (4/3/2024).

2 dari 3 halaman

Penafsiran Para Ulama tentang Setan Dibelenggu saat Ramadan

Seperti sudah disebutkan, pemahaman bahwa setan dibelenggu saat Ramadan berawal dari salah satu hadits Rasulullah SAW. Para ulama mencoba menafsirkan hadits ini untuk menjawab pertanyaan kenapa masih ada manusia yang melakukan maksiat dsst Ramadan meski para setan sudah dibelenggu. 

Menurut para ulama makna dari belenggu setan dalam hadis tersebut tidak hanya berarti setan benar-benar terikat dengan rantai atau tidak dapat bergerak sama sekali. Namun, belenggu ini menggambarkan bahwa setan tidak memiliki kekuatan penuh untuk menggoda manusia seperti pada hari-hari biasa di luar Ramadan. Hal ini karena pada bulan Ramadan, umat Islam lebih fokus pada ibadah, seperti puasa, shalat, dan dzikir, sehingga membuat setan kesulitan untuk mempengaruhi mereka.

Meskipun setan-setan dibelenggu, namun masih ada kemungkinan bagi manusia untuk melakukan keburukan dan maksiat selama Ramadan. Hal ini dapat terjadi karena tidak semua setan dibelenggu, hanya setan-setan yang membangkang atau yang memiliki kemampuan tinggi dalam menggoda manusia yang terbelenggu. Selain itu, ada juga sifat buruk dan kelemahan manusia sendiri yang dapat membuat mereka tergoda untuk melakukan maksiat.

Dalam surah Shad ayat 82-83 dijelaskan,

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ۝٨اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ ۝٨

Artinya: (Iblis) berkata, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali, hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara mereka.”

Inilah alasan mengapa masih banyak orang yang melakukan maksiat meski setan telah dibelenggu. Hanya orang-orang bertakwa saja terlindung dari godaan-godaan selama ramadhan

3 dari 3 halaman

Cara Menghindari Maksiat Selama Ramadan

Menghindari maksiat selama bulan Ramadan merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan ketakwaan dan kebaikan. Di bulan yang penuh berkah ini, umat Islam diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meninggalkan segala bentuk perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama. Berikut beberapa cara yang dapat membantu umat Islam untuk menjaga diri dari maksiat selama bulan Ramadan. 

1. Merasakan Kehadiran Allah

Penting bagi setiap individu untuk memiliki keyakinan kuat akan keberadaan Allah SWT yang senantiasa memantau perbuatan dan pikiran manusia. Dengan merasakan kehadiran-Nya, seseorang akan lebih memperhatikan setiap tindakannya dan berupaya untuk selalu berbuat baik.

2. Merasakan Kehadiran Malaikat Pencatat Amal

Setiap manusia didampingi oleh dua malaikat kiraman katibin yang bertugas mencatat setiap amal baik dan buruk yang dilakukan. Kesadaran akan keberadaan malaikat ini dapat membantu seseorang untuk lebih memperhatikan setiap tindakannya, karena menyadari bahwa semua perbuatannya akan dicatat dan dipertanggungjawabkan di akhirat.

3. Kematian Sudah di Depan Mata

Mengingat bahwa kematian adalah kepastian yang akan dialami setiap manusia dapat menjadi pengingat yang kuat untuk menjauhi maksiat. Kesadaran akan kematian ini dapat mendorong seseorang untuk lebih bersiap-siap menghadapinya dengan amal yang baik.

4. Janji dan Ancaman Allah

Penting untuk diingat bahwa Allah SWT telah menjanjikan kebahagiaan dan surga bagi mereka yang taat kepada-Nya, serta mengancam penderitaan dan neraka bagi mereka yang bermaksiat. Kesadaran akan janji dan ancaman Allah ini dapat menjadi motivasi bagi seseorang untuk menjauhi maksiat dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Dengan mengingat dan mengamalkan empat poin di atas, diharapkan umat Islam dapat menjaga diri dari maksiat dan meningkatkan ketakwaan serta kebaikan selama bulan Ramadan.