Sukses

Kisah Gus Iqdam Dapat Hibah Tanah 2 Hektare hingga Mobil, Amalkan Ini di Bulan Ramadhan

Banyak sekali kisah nyata dan ajaib yang dialami Mubaligh muda asal Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam. Ia pernah mendapatkan hibah tanah seluas 2 Hektare dan mobil baru lengkap dengan surat-suratnya.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak sekali kisah ajaib tapi nyata yang dialami mubaligh muda asal Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam. Ia pernah mendapatkan hibah tanah seluas 2 hektare dan mobil baru lengkap dengan surat-suratnya.

Memang, jika manusia memiliki ‘dekengane pusat’ tidak ada yang mustahil. Seisi dunia ini sangatlah kecil bagi Allah SWT. Tak ada yang mustahil bagi Allah jika sudah berkehendak.

Hal di luar akal manusia ini terjadi pada diri bose garangan dan beliau ceritakan di sela-sela tausiyahnya. Ia menyampaikan beberapa hal yang merupakan amalan yang menyebabkan dunia akan mengemis kepada kita.

Lazimnya manusia tentu saja akan mengejar dan banting tulang mencari dunia. Namun tentunya aneh jika dunia justru mengemis ingin mengikuti kita.

Lalu amalan apa yang dilakukan Gus Iqdam hingga bisa sukses dakwahnya dan tercukupi segala kebutuhannya?

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan 2024. Tentu saja amalan Gus Iqdam ini sangat utama dilaksanakan di bulan yang penuh kemuliaan dan keutamaan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Kisah Gus Iqdam dapat Hibah Tanah dan Mobil

Syahdan, Gus Iqdam merasa kebingungan sebab daya tampung tanah yang dimilikinya tidak memadai bagi jemaahnya hingga harus menggunakan tanah-tanah kerabat dan tetangganya.

Namun berkah Allah SWT akhirnya datang. Ada orang yang rela menghibahkan tanahnya seluas 2 hektare untuk kepentingan pengajian di Majelis Ta'lim Sabilu Taubah.

"Beberapa waktu lalu, majelis Sabilu Taubah ini kan nggak memiliki apa-apa. Selama ini kan merepotkan banyak kerabat serta orang sebelah tanah-tanah yang untuk menampung jamaah itu kan bukan kepunyaan saya. Suatu saat itu aku pernah mengeluh tetapi setelah itu aku tata hati ini kembali niatkan kalau mengaji ini kan hanya untuk Allah, tiba-tiba ada yang menghibahkan tanahnya seluas 2 hektare untuk menampung jamaah Sabilu Taubah. Itu beneran, kanjeng Nabi itu pusat lho pak, dunia itu datang sendiri," kisahnya dikutip dari tayangan YouTube Al Maynada Chanel, Senin (04/03/2024).

Rupanya kejadian ajaib yang ia alami tak berhenti di situ, keajaiban lain pun kembali datang. Ketika tim hadroh membutuhkan mobil untuk alat transportasi, tiba-tiba ada yang memberikan hadiah mobil lengkap dengan surat-suratnya.

"Ada lagi, suatu saat saya itu pernah rasan-rasan mau memberikan tim hadroh saya itu kendaraan yang layak, sebab selama ini mobil yang dipakai itu sudah rusak dan beberapa waktu lalu itu sampai pinjam ke jamaah buat dipakai mengangkat personel hadroh. Kemudian saya berdoa, eh tiba-tiba ada orang datang kasih mobil masih baru lengkap sama surat-suratnya," lanjutnya.

"Belum selesai sampai di sana baru-baru ini ada lagi orang Tulungagung itu datang ke rumah mau kasih mobil baru. Saya baru mbatin aja doa sama Allah, ini beneran kalau rezeki itu datang ngemis ke kita jika kita ikhlas diniatkan doa buat akhirat bukan dunia," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Ini Amalannya

Beliau mengatakan bahwa amalannya tidak rumit, cukup melaksanakan segala macam amal shaleh dengan catatan diniatkan karena Allah semata. 

Selain itu, ia mengatakan bahwa dalam bertindak senantiasa mendahulukan kepentingan akhirat dibanding kepentingan dunia.

"Urusan yang berantakan akan dituntaskan Allah dan yang luar biasa dunia ini akan datang kepada kamu semua dengan cara ngemis. Jika kamu mendahulukan dunia, dunia ini akan lari tetapi jika kamu mendahulukan akhirat, dunia ini akan datang mengemis kepada kita," jelasnya.

"Ah Gus kamu ini hanya bicara saja, lho ini merupakan pesan yang di sampaikan Nabi Muhammad SAW. Dan sejak aku mengamalkan ini, aku tata hati aku ngaji dimana-mana itu, aku ngga sempat ngitung duit amplop yang diberi sehabis mengisi pengajian, aku ngga ngurus, tetapi ada saja rezeki yang datang ke saya," sambungnya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul