Liputan6.com, Cilacap - Penceramah muda asal Blitar, Jawa Timur, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam menyebutkan alasan bulan Ramadan sebagai bulannya umat Rasulullah SAW.
Baca Juga
Advertisement
Sebentar lagi umat Islam akan memasuki bulan Ramadhan 2024 yang merupakan bulan suci yang penuh ampunan dan keberkahan serta pahala dilipat gandakan.
Di sela-sela tausiyahnya ia berusaha memancing perhatian jemaah Majelis Ta’lim Sabilu Taubah dengan sebuah pertanyaan perihal Ramadhan sebagai bulan umat Rasulullah ini.
"Bulan Ramadhan adalah bulannya umat Rasulullah SAW, kenapa kok disebut bulan umatnya Rasulullah?" tanya Gus Iqdam dikutip dari tayangan Youtube BSS Audio Production, Selasa (05/03/2024).
Pertanyaan yang terlontar darinya ini tentu saja membuat rasa ingin tahu ST Nyell yang hadir. Lantas Gus Iqdam menjelaskan alasannya.
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Alasannya
Ia mengatakan alasan Ramadhan disebut sebagai bulan umat Rasulullah SAW karena pada bulan suci ini merupakan bulan ampunan dosa-dosa seorang hamba.
"Karena di bulan Ramadan lah kita mencari ampunan, berusaha untuk mendapatkan ampunan dengan berpuasa," terangnya.
Suami Ning Nila ini kemudian menyitir hadis Nabi SAW tentang diampuninya dosa-dosa seorang hamba yang melakukan puasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimahan serta mengharapkan ampunan Allah SWT.
"Man shama ramadhana iymanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min zanbih," sambungnya yang artinya "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ampunan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya di telah lalu."
Atas dasar ini, beliau mengungkapkan bahwa alasan Ramadhan sebagai bulan umat Rasulillah SAW karena bulan tersebut merupakan bulan ampunan atas dosa-dosa yang dilakukan oleh umat Rasulullah SAW
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap ampunan dari Allah, maka orang tersebut akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu," paparnya.
"Oleh sebab itu disebut Ramadhan itu sahru ummati, umate Kanjeng Nabi, bulan umatnya Kanjeng Nabi," imbuhnya.
Advertisement
Hadis Nabi tentang Bulan Ramadhan sebagai Bulan Ampunan
Menukil NU Online, melalui berbagai aktivitas ibadah di bulan Ramadhan Allah SWT menghapuskan dosa kita. Di antaranya adalah puasa Ramadhan, sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW:
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ وَالْمُحَارِبِيُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ الَّذِي رَوَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مِثْلَ رِوَايَةِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَيَّاشٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ وَسَأَلْتُ مُحَمَّدَ بْنَ إِسْمَعِيلَ عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ فَقَالَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ مُجَاهِدٍ قَوْلَهُ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ مُحَمَّدٌ وَهَذَا أَصَحُّ عِنْدِي مِنْ حَدِيثِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَيَّاشٍ
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami 'Abdah dan Al Muharibi dari Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah Taala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan barang siapa yang shalat pada malam lailatul qadar niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (dosa kecil) ".
Ini merupakan hadits shahih. Abu Isa berkata, hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Ayyasy merupakan hadits gharib, kami tidak mengetahui seperti riwayat Abu Bakar bin Ayyasy dari A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah kecuali dari riwayatnya Abu Bakar. Dia (perawi) berkata, saya bertanya kepada Muhammad bin Isma'il tentang hadits ini, dia menjawab, telah menceritakan kepada kami Hasan bin Rabi' telah menceritakan kepada kami Al-Ahwash dari A'masy dari Mujahid mengenai sabdanya: "Pada malam pertama di bulan Ramadlan..." lalu dia menuturkan hadits di atas. Muhammad berkata, riwayat ini menurutku lebih shahih dari riwayat Abu Bakr bin 'Ayyasy. (Hadits Jami' At-Tirmidzi No. 619)
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul