Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadhan tidak hanya menjadi momen ibadah dan refleksi, tetapi juga membawa berbagai pertanyaan mengenai aktivitas sehari-hari, termasuk donor darah. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah donor darah dapat membatalkan ibadah puasa.
Donor darah saat menjalani puasa menjadi topik diskusi yang cukup menarik, dengan berbagai pandangan yang beredar di masyarakat. Selain dari segi hukum nya, donor darah saat puasa juga menimbulkan pertanyaan dari segi kesehatan dimana muncul pertanyaan apakah baik donor darah saat sedang berpuasa.
Baca Juga
Donor darah saat berpuasa sebenarnya aman bagi individu yang sehat. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses donor darah berjalan dengan lancar dan tidak membahayakan kesehatan pendonor. Salah satu faktor penting adalah pemilihan waktu yang tepat.
Advertisement
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber panduan donor darah saat puasa Ramadhan, pada Rabu (6/3).
Apakah Donor Darah Membatalkan Puasa Ramadhan?
Ketika bulan suci Ramadhan tiba, berbagai pertanyaan timbul di kalangan masyarakat, termasuk mengenai donor darah. Muncul pertanyaan apakah donor darah dapat membatalkan ibadah puasa? Donor darah merupakan tindakan sukarela pengambilan darah seseorang untuk disimpan di bank darah guna stok transfusi darah. Proses ini tidak terlepas dari penggunaan jarum, yang menjadi dasar pertanyaan mengenai keabsahan donor darah saat puasa.
Sebagaimana dilaporkan oleh NU Online, mayoritas ulama mengatakan bahwa donor darah tidak membatalkan puasa, sebagaimana halnya dengan hijamah (bekam). Dalam pandangan mayoritas Ulama Madzahib al-Arba'ah, bekam tidak membatalkan puasa, sedangkan menurut mazhab Hanabilah, bekam dianggap membatalkan puasa, baik bagi orang yang membekam maupun yang dibekam. Namun, Syekh Manshur bin Yunus al-Bahuti, seorang ulama Hanabilah, membedakan antara hijamah dan tindakan melukai tubuh lainnya. Menurutnya, melukai tubuh dengan selain hijamah tidak membatalkan puasa karena tidak ada dasar nash dan tidak ada qiyas yang kuat.
Syekh Wahbah al-Zuhaili, dalam karyanya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, menyatakan bahwa orang yang berpuasa tidak batal puasanya dengan mengeluarkan darah karena mimisan, melukai diri sendiri, atau dilukai orang lain dengan seizinnya, asalkan tidak ada alat yang masuk ke dalam tubuh. Ia menegaskan bahwa bahkan jika luka tersebut dihasilkan sebagai ganti dari hijamah, tidak membatalkan puasa karena tidak ada nash yang mengatur hal tersebut dan qiyas tidak menuntutnya.
لَا يُفْطِرُ الصَّائِمُ بِمَا يَأْتِيْ –إلى أن قال- وَإِخْرَاجِ الدَّمِ بِرُعَافٍ، وَجَرْحِ الصَّائِمِ نَفْسَهُ أَوْ جَرَحَهُ غَيْرُهُ بِإِذْنِهِ وَلَمْ يَصِلْ إِلَى جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنْ آلَةِ الْجَرْحِ، وَلَوْ كَانَ الْجَرْحُ بَدَلَ الْحِجَامَةِ، لِأَنَّهُ لَا نَصَّ فِيْهِ، وَالْقِيَاسُ لَا يَقْتَضِيْهِ.
“Orang yang berpuasa tidak batal dengan hal-hal sebagai berikut; dan mengeluarkan darah sebab mimisan, melukai diri atau dilukai orang lain atas seizinnya dan tidak ada sesuatu dari alatnya yang masuk pada lubang tubuh, meski sebagai ganti dari hijamah, sebab tidak ada nash di dalam hal tersebut dan qiyas tidak menuntutnya”. (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, juz 3, hal. 1730).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa donor darah tidak membatalkan puasa berdasarkan pandangan ulama yang disampaikan oleh Syekh Wahbah al-Zuhaili. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan donor darah tidak dianggap sebagai pembatal puasa dalam ajaran Islam.
Advertisement
Waktu yang Tepat untuk Donor Darah
Donor darah saat menjalani puasa menjadi topik diskusi yang cukup menarik, dengan berbagai pandangan yang beredar di masyarakat. Sebelum memberikan darah, pendonor diingatkan untuk memperhatikan kesehatannya dengan istirahat yang cukup, pola makan bergizi, dan cukup asupan air putih. Akan tetapi, terdapat pandangan yang melarang donor darah bagi orang yang sedang berpuasa, dengan alasan bahwa pengambilan darah dapat berpotensi membahayakan kesehatan fisik pendonor, terutama saat tubuh dalam kondisi berpuasa di mana cadangan air berkurang dan nutrisi belum tentu mencukupi.
Meski demikian, pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Donor darah saat berpuasa sebenarnya aman bagi individu yang sehat. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses donor darah berjalan dengan lancar dan tidak membahayakan kesehatan pendonor. Salah satu faktor penting adalah pemilihan waktu yang tepat. Disarankan untuk melakukan donor darah pada pagi hari, di mana kondisi tubuh masih cukup bugar dan cadangan air dalam tubuh masih mencukupi.
Sebaliknya, donor darah di siang atau sore hari sebaiknya dihindari. Pada waktu-waktu ini, tubuh biasanya telah banyak beraktivitas, sehingga cadangan energi dan cairan tubuh sudah jauh berkurang. Dengan demikian, pemilihan waktu yang tepat dapat meminimalkan potensi risiko dan menjaga kesehatan pendonor.
Tentu saja, keputusan untuk mendonorkan darah saat berpuasa sebaiknya didasarkan pada kondisi kesehatan pribadi. Jika seseorang merasa bugar dan mampu melakukan donor darah tanpa mengganggu kesehatan selama berpuasa, hal tersebut umumnya dianggap aman. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga medis atau dokter untuk memastikan bahwa tindakan donor darah dapat dilakukan dengan aman, mengingat setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda.
Dengan demikian, informasi ini dapat menjadi panduan bagi masyarakat yang ingin menjalani donor darah saat berpuasa, dengan tetap memperhatikan aspek-aspek penting demi menjaga kesehatan dan kesejahteraan pendonor serta penerima manfaat dari darah yang didonorkan.
Persiapan Donor Darah Saar Puasa Ramadhan
Donor darah saat menjalani puasa memerlukan persiapan yang matang agar proses pendonoran berjalan lancar dan tidak berdampak negatif pada kesehatan pendonor, terutama jika dilakukan pada siang atau sore hari. Salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah penurunan tekanan darah dan keluhan pusing, yang dapat mempengaruhi kelancaran menjalankan ibadah puasa.
Oleh karena itu, selain memperhatikan pemilihan waktu donor, persiapan fisik menjadi aspek penting yang harus diperhatikan. Bagi mereka yang berencana mendonorkan darah saat puasa, berikut beberapa langkah persiapan yang perlu dilakukan sebelum hari pendonoran:
1. Istirahat yang Cukup
Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup agar kondisi tubuh tetap fit dan tidak merasa lemas saat hari pendonoran. Untuk orang dewasa, tidur malam dengan durasi 7-8 jam dianggap sebagai istirahat yang cukup.
2. Konsumsi Makanan yang Bergizi
Asupan makanan dan air putih saat sahur menjadi kunci penting. Pilih menu sahur yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, buah, dan sayur untuk menjaga stabilitas energi tubuh sepanjang hari. Jika donor darah telah direncanakan sejak jauh hari, disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah bebas lemak, telur, dan ikan.
3. Minum Air yang Cukup
Penting untuk minum setidaknya 4-5 gelas air putih saat sahur agar cadangan cairan dalam tubuh tetap memadai. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pusing atau dehidrasi setelah mendonorkan darah. Disarankan untuk menghindari minuman seperti kopi atau yang mengandung alkohol.
4. Hindari Obat yang Mengandung Aspirin
Jika yang akan didonorkan adalah trombosit, sebaiknya hindari konsumsi obat yang mengandung aspirin setidaknya 48 jam sebelum donor. Langkah ini dapat membantu memastikan kualitas darah yang didonorkan.
Dengan persiapan yang matang dan pemilihan waktu yang tepat, donor darah saat berpuasa dapat dilakukan dengan aman dan nyaman. Semua langkah ini memiliki tujuan untuk menjaga kesehatan pendonor serta memastikan keberhasilan proses donor darah, sehingga dapat memberikan manfaat maksimal bagi penerima darah dan menciptakan keberkahan dalam beramal di bulan Ramadan. Jangan ragu untuk menjalankan aksi kemanusiaan ini, sejalan dengan semangat berbagi dan peduli terhadap sesama.
Advertisement