Sukses

Amalan Malam Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah, Ketahui Apa Saja

Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan malam Lailatul Qadar di malam-malam tersebut, khususnya dalam membaca Al-Quran, berzikir, dan berdoa.

Liputan6.com, Jakarta Malam Lailatul Qadar adalah malam istimewa di bulan Ramadan. Dalam Al-Quran, malam ini disebutkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Keistimewaan ini memberikan dorongan bagi umat Muslim untuk memperbanyak ibadah di malam tersebut.

Lailatul Qadar merupakan malam turunnya Al-Quran yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, memperbanyak ibadah di malam tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap wahyu ilahi. Amalan malam Lailatul Qadar pun diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.

Dalan satu riwayat hadits dijelakan,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan" (HR Bukhari)

Maka dari itu, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan malam Lailatul Qadar di malam-malam tersebut, khususnya dalam membaca Al-Quran, berzikir, dan berdoa. Berikut ulasan lebih lanjut tentang amalan malam Lailatul Qadar yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (6/3/2024).

2 dari 5 halaman

1. Salat Berjamaah

Salat berjamaah pada malam Lailatul Qadar merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Imam Syafi'i dalam kitab Latha-if Al-Ma'arif menyatakan bahwa orang yang menghadiri salat Isya dan Subuh berjamaah pada malam Lailatul Qadar telah menghidupkan malam tersebut dengan baik. Beliau menyatakan bahwa mereka yang hadir dalam kedua salat tersebut telah meraih bagian dari keberkahan malam tersebut.

Pernyataan Imam Syafi'i di atas berakar dari sabda Rasulullah SAW yang diceritakan oleh Utsman bin Affan RA, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِى جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ

Artinya: Siapa yang menghadiri salat Isya berjamaah, maka baginya pahala salat separuh malam. Siapa yang melaksanakan salat Isya dan Subuh berjamaah, maka baginya pahala salat semalam penuh. (HR Muslim dan Tirmidzi)

2. Memperpanjang Salat Malam

Mengamalkan salat malam atau qiyamul lail merupakan amalan yang sangat dianjurkan pada malam Lailatul Qadar, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq menegaskan pentingnya amalan ini sebagai bagian dari ibadah pada malam yang penuh kemuliaan.

Salat malam atau qiyamul lail adalah bentuk ibadah yang dilakukan di malam hari setelah salat Isya dan sebelum salat Subuh. Amalan ini memiliki keutamaan yang besar, terutama jika dilakukan pada malam-malam terakhir bulan Ramadan, di antaranya malam Lailatul Qadar.

Pada sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Barang siapa yang bangun menegakkan salat malam di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mencari ridha Allah maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain menyebutkan, 

"Rasulullah SAW biasa ketika memasuki sepuluh Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR Bukhari dan Muslim)

3 dari 5 halaman

3. Itikaf

Itikaf atau berdiam diri di dalam masjid adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan pada malam Lailatul Qadar, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Amalan ini mencakup berdiam diri secara khusyuk di dalam masjid dengan tujuan memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengamalan itikaf pada malam Lailatul Qadar didasarkan dari hadits yang diceritakan Aisyah RA. Dikisahkan, Nabi Muhammad SAW melakukan itikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadan berikut ini.

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم]

Artinya: Nabi SAW melakukan itikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan itikaf setelah beliau wafat. (HR Muslim)

4. Membaca Doa Lailatul Qadar

Membaca doa pada malam Lailatul Qadar merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bacaan doa Lailatul Qadar diajarkan lagsung oleh Rasulullah SAW. Doa Lailatul Qadar mengusung permohonan agar mendapat keselamatan dunia dan akhirat.

Doa Lailatul Qadar diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah dalam Kitab Riyadhus Shalihin oleh Imam an-Nawawi.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwan fa'fu 'anni

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau suka memberi maaf, maka maafkan aku.

Bacaan doa Lailatul Qadar tersebut merupakan potongan dalam hadits yang dikisahkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah RA. Ia pernah berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: Wahai Rasulullah, bagaimana bila aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang harus aku ucapkan?" Beliau (Rasulullah SAW) menjawab, "Ucapkanlah, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni (Ya, Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan suka memberi maaf, maka maafkanlah aku).'(HR Tirmidzi)

4 dari 5 halaman

5. Membaca Sayyidul Istigfar

Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqih Islam Wa Adillatuhu menegaskan pentingnya menghidupkan malam-malam terakhir bulan Ramadan untuk meraih kemungkinan besar menemui Lailatul Qadar. Salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan memperbanyak istighfar pada waktu sahur, dan lebih baiknya lagi dengan membaca Sayyidul Istighfar.

Berikut bacaan doa sayyidul istigfar sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Bukhari,

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anna 'abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika. Mastatha'tu a'uudzu bika min syarri maa shana'tu abuu u laka bini' matika 'alayya wa abuu-u bidzanbii faghfir lii fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta.

Artinya: Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau. (HR Bukhari)

6. Tilawah Al-Qur'an

Tilawah Al-Qur'an merupakan amalan yang sangat dianjurkan pada malam Lailatul Qadar, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. dalam sebuat hadits rasulullah bersabda,

وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

Artinya: Jibril menemuinya pada tiap malam malam bulan Ramadan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Qur'an bersamanya. (HR Bukhari)

Para ulama mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW ini.

5 dari 5 halaman

7. Bersedekah

Amalan ini memiliki peran penting dalam memperkuat keimanan dan kualitas ibadah umat Muslim, serta sebagai penyempurna dari ibadah ritual yang dilakukan pada malam yang penuh berkah ini. Bersedekah adalah bentuk keseimbangan antara ibadah ritual dan sosial. 

Dalam Islam, tidak hanya ibadah kepada Allah SWT yang penting, tetapi juga kepedulian terhadap sesama dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, bersedekah pada malam Lailatul Qadar merupakan wujud nyata dari keseimbangan ini, yang tidak hanya memperkuat keimanan individu, tetapi juga memberikan manfaat bagi orang lain.

Rasulullah SAW sendiri telah menyebutkan keutamaan bersedekah, terutama di bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda dari Abu Hurairah RA,

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

Artinya: Nabi SAW bersabda, "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang ditunaikan pada bulan Ramadan." (HR Tirmidzi)