Sukses

Jangan Sembarangan Menjadikan Tokoh Idola, Pilih yang Beres Kata Gus Iqdam

Banyak sekali petuah atau nasehat dari pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II yang sekaligus Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam yang sarat makna. Salah satunya ialah perihal menjadikan seseorang menjadi tokoh Idola

Liputan6.com, Cilacap - Banyak sekali petuah atau nasehat dari pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II yang sekaligus Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam yang sarat makna.

Salah satunya ialah perihal menjadikan seseorang menjadi tokoh Idola. Gus nya para garangan ini sangat menekankan pentingnya memilih orang yang menjadi sosok panutan.

Dengan gaya bahasa yang sangat sederhana dalam menyampaikan hal itu di sela-sela ceramahnya, nyatanya mampu mengena di hati ribuan para jemaah ST Nyell.

Bahkan banyak garangan yang semula memiliki perilaku yang buruk. Berkat Gus Iqdam akhirnya banyak sekali yang menemukan jalan tobatnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Pilih Tokoh Idola yang Baik

Gus Iqdam meyakini jikalau seseorang, khususnya pemuda memiliki tokoh idola yang beres dan terus mencintai Rasulullah SAW melalui majelis ilmu dan shalawat, maka ia berkeyakinan bahwa suatu saat banyak pemuda yang akan menjadi pemimpin masa depan.

“Dan saya yakin jika pemuda di Sidoarjo terus cinta dengan majelis ilmu dan shalawat. Saya yakin akan banyak pemuda yang akan menjadi pemimpin masa depan,” terangnya dinukil dari laman NU Online, Rabu (06/03/2024).

Lain halnya jika sosok yang dijadikan idola tidak baik, maka tentu saja kita aka mengikuti perilakunya yang tidak beres juga.

“Namun kalau idolanya sudah tidak beres. Maka Langkah-langkahnya juga tidak akan beres,” tandasnya. 

3 dari 3 halaman

Pentingnya Tobat dari Maksiat

Ada hikmah yang luar biasa untuk orang yang masih melakukan kemaksiatan namun cinta dengan kiai, masih sempat mendengarkan perkataan kiai dan datang ke majelis ilmu atau majelis shalawat. Hal ini sejalan dengan hadist Nabi Muhammad yang mengatakan jika ada orang yang ahli maksiat kemudian berusaha untuk keluar dari kebiasaan itu, maka Allah akan menurunkan sifat-sifat baik.

“Allah akan mentransfer kekayaan dalam hati orang tersebut namun sifatnya bukan harta. Artinya adalah ketentraman hati,” ungkapnya.

 Maka jika dilogikakan, jamaah ini hadir sejak pagi dan menunggu Gus Iqdam sampai jam 23.00 seharusnya merasa capek dan bosan. Namun yang terjadi adalah tetap bahagia karena sebenarnya sedang menuju ketaatan kepada Allah.

 “Ngaji, shalawat ini perintah Allah. Jika kalian meninggalkan kesibukan kalian untuk menghadiri majelis ilmu. Allah akan memberi sifat kekayaan hati,” terangnya.

Selanjutnya Allah akan menguatkan orang yang hadir ke majelis ilmu. Maka obat dari kebingungan adalah berkumpul dengan orang-orang yang shaleh. Gus Iqdam mempunyai prinsip bahwa orang yang memiliki masalalu buruk kadang bisa menciptakan masa depan yang baik.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul