Sukses

6 Pertanyaan di Alam Kubur dan Kunci Sukses Menjawabnya, Mau?

Kunci sukses menjawab pertanyaan di alam kubur, ternyata begini. Apakah orang yang rajin sholat pasti jawab apa pertanyaan di alam kubur?

Liputan6.com, Jakarta - Dalam tradisi Islam, keyakinan terhadap pertanyaan-pertanyaan di alam kubur dihubungkan dengan akidah dan praktik keagamaan seorang muslim.

Kunci sukses dalam menjawab keenam pertanyaan ini terletak pada kesungguhan dan ketulusan hati dalam memegang teguh ajaran Islam sepanjang hidup.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan di alam kubur dalam Islam bukan hanya sekadar mengucapkan kata-kata, tetapi melibatkan kehidupan seorang Muslim secara menyeluruh.

Kesuksesan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini terletak pada kesungguhan untuk memperkuat iman, melaksanakan ajaran Islam, dan hidup dengan integritas spiritual sepanjang perjalanan hidup.

Diriwayatkan, seseorang akan didatangi malaikat Munkar dan Nakir, setelah para pengantar jenazah meninggalkannya sejauh tujuh langkah. Sangat cepat.

Lantas, kedua malaikat itu akan bertanya, beberapa hal terkait aqidah dan kehidupannya di alam fana. Setidaknya ada enam pertanyaan di alam kubur.

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Setelah Jenazah Dibaringkan Dua malaikat akan Mendatanginya

Menukil Laduni.id, Rasulullah SAW bersabda bahwa ketika seseorang telah dibaringkan di dalam kubur dan para pengantar telah meninggalkannya, maka dua malaikat, yakni Munkar dan Nakir, segera mendatangi dan menanyakan tentang tiga hal pokok, yakni: siapa tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya. Hadits tersebut sebagaimana diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib:

فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ شَدِيدَا الاِنْتِهَارِ فَيَنْتهِرَانِهِ وَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ مَا دِينُكَ؟ مَنْ نَبِيُّكَ؟

فيأتيه ملكان شديدا الانتهار فينتهرانه، ويجلسانه، فيقولان له: من ربك؟ ما دينك؟ من نبيك؟

Dalam beberapa riwayat dikatakan ketiga pertanyaan pokok tersebut diikuti dengan tiga pertanyaan berikutnya sehingga berjumlah enam pertanyaan sebagai berikut:

 

Man rabbuka? Siapa Tuhanmu?

Ma dinuka? Apa agamamu?

Man nabiyyuka? Siapa Nabimu?

Ma kitabuka? Apa kitabmu?

Aina qiblatuka? Di mana kiblatmu?

Man ikhwanuka? Siapa saudaramu?

 

Keenam pertanyaan di atas tampak sepele untuk dijawab. Namun, sebenarnya tidak demikian sebab semua bergantung pada amal masing-masing semasa hidupnya. Ketika seseorang sudah dibaringkan di dalam kubur, ia sendirian tanpa seorang pun menemani, sementara malaikat menyapa dengan garang sambil menarik orang itu agar berposisi duduk.

Kedua malaikat kemudian mengajukan keenam pertanyaan sebagaimana di atas. Mereka yang senantiasa melaksanakansholat lima waktu, terlebih yang sukasholat berjamaah di masjid, sesungguhnya mereka telah memegang kunci sukses menjawab keenam pertanyaan itu.

Kalau kita camkan definsi sholat, yakni serangkaian kegiatan ibadah tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, maka kita dapati kata pertama yang wajib kita ucapkan dalamsholat adalah الله, yakni dalam takbiratul ihram: الله اكبر.

Jika dalam sehari semalam kita melakukansholat fardhu lima waktu, maka kita akan menyebut الله dalam takbiratul ihram sebanyak lima kali. Jika takibiratul ihram ditambah dengan takbir-takbir yang lain seperti takbir sebelum ruku’, sebelum sujud, dan sebagainya, maka dalam sehari semalam kita menyebut الله sebanyak 68 kali. Itu belum termasuk yang kita sebut dalam sholat-shalat sunnah. Singkatnya orang yang taat menjalankan perintah sholat akan sangat terbiasa mengucapkan الله.

3 dari 4 halaman

Tentang Pertanyaan Satu hingga Tiga

Kaitannya dengan pertanyaan pertama di atas, seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksanakan kewajiban sholat, kemudian di dalam kubur ditanya: من ربك (siapa Tuhanmu) maka dengan mudah ia dapat menjawab: الله ربي (Allah Tuhanku) karena ia terbiasa menyebut الله setidaknya 68 kali dalam sehari semalam. Bayangkan mereka yang malassholat, apalagi tak pernahsholat sama sekali. Tentu mereka akan mengalami kesulitan menjawab pertanyaan ini.

Terhadap pertanyaan kedua, yakni ما دينك (apa agamamu) seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksanakan kewajibansholat, ketika di dalam kuburnya ditanya: ما دينك - apa agamamu – maka dengan mudah ia dapat menjawab:الاسلام ديني (Islam agamaku) karena dalam konteks sekarang hanya Islam satu-satunya agama yang memerintahkan melaksanakansholat.

Agama-agama sebelumnya pada zamannya juga memerintahkan umatnya melaksanakansholat bahkan dengan jumlah rakaat yang lebih banyak dari pada Islam. Agama-agama itu hingga sekarang masih ada, namun inti ajarannya tidak lagi menekankan iman tauhid dengan hanya menyembah Allah SWT sebagaimana Islam. Maka bisa dimengerti agama-agama itu tidak lagi menyerukan umatnya melakukansholat.sholat telah identik dengan Islam karena sekali lagi dalam konteks sekarang Islam satu-satunya agama yang memerintahkansholat.

Terhadap pertanyaan ketiga, yakni من نبيك (siapa Nabimu) seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban sholat, tentu dengan lancar dapat menjawab pertanyaan itu karena di dalam sholat lima waktu setidaknya kita menyebut nama محمد sebanyak 10 kali dalam sehari semalam, yakni dalam bacaan tahiyat atau tasyahud akhir yang berbunyi:

أشهد أن لا اله الا الله وأشهد ان محمدا رسول الله

dan dalam bacaan shalawat

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ

Jumlah itu belum termasuk yang dibaca dalam tasyahud awal dan bacaan sholawat dalam rakaat kedua dalam sholat Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’ yang jumlahnya 15 sehingga seluruhnya berjumlah 25. Oleh karena itu, seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksnakansholat akan dengan mudah menjawab pertanyaan: من نبيك (siapa nabimu), yakni dengan jawaban: محمد نبي (nabiku Muhammad SAW) karena setiap hari selalu menyebut nama محمد.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Pertanyaan Ke Empat dan Seterusnya

Terhadap pertanyaan keempat, yakni ما كتابك - Apa kitabmu, seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban sholat, tentu dapat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban: القران كتابي – Kitabku Al-Qur’an, karena di dalam sholat terdapat rukun yang mengharuskan orang sholat membaca surah pertama dalam Al-Qur’an yakni Surah Al-Fatihah. Seseorang yang melakukan sholat tanpa membaca surah ini dalam setiap rakaat, sholatnya tidak sah, kecuali bagi makmum masbuq yang di rakaat pertama tak selesai membacanya karena waktu tak mencukupi.

Selain surah Al-Fatihah, orang sholat juga membaca surah-surah lainnya di dalam Al-Qur’an yang dibaca sebagai bacaan sunnah. Surah-surah yang hukumnya sunnah ini dibaca setelah surah Al-Fatihah. Dengan dibacanya surah-surah dalam Al-Qur’an dalam sholat, maka dalam sehari semalam setidaknya orang membaca surah-surah Al-Qur’an sebanyak 27 kali. Dengan kata lain untuk menyebut القران sebagai sebagai kitab suci tidak sulit bagi mereka yang senantiasa melaksanakansholat.

Terhadap pertanyaan kelima, yakni اين قبلتك (di mana kiblatmu) seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban sholat, tentu dapat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban: الكعبة قبلتي (Ka’bah kiblatku) karena orang yang senantiasa melaksanakan kewajibansholat, akan menghadap ke arah Ka’bah sebanyak 5 kali sehari. Jika ditambah dengan sholat-shalat sunnah, tentu frekuensinya lebih tinggi lagi.

Kebiasan setiap hari menghadap kiblat berupa Ka’bah ini tentu akan memudahkan menjawab pertanyaan kelima di atas. Apalagi di dalam niatsholat terdapat kata “kiblat” yang maksudnya adalah Ka’bah. Niat itu misalnya:

أصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

“Aku berniat melaksanakansholat Dzuhur empat rakaat dengan menghadap Kiblat karena Allah SWT.

Dalam bacaan niat di atas secara eksplisit terdapat kata اْلقِبْلَةِ. Kata-kata kiblat ini tentu akan selalu mengingatkan Ka’bah di Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah. Orang Islam yang taat kepada Allah senantiasa akan menghadap ke arah Ka’bah sedikitnya 5 kali dalam sehari. Artinya bagi orang yang senantiasa melaksanaknsholat untuk menyebut nama Ka’bah tidak sulit.

Terhadap pertanyaan keenam, yakni من إخوانك (siapa saudara-saudaramu), seseorang yang senantiasa melaksanakan kewajiban sholat dengan berjamaah di masjid, tentu dapat menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang tepat, yakni المسلمون والمسلمات إخواني (kaum muslimin dan muslimat saudara-saudaraku).

Jawaban dari pertanyaan keenam ini memang memiliki keterkaitan langsung dengan masjid karena tempat suci ini merupakan tempat berkumpulnya kaum muslimin dan muslimat untuk melaksanakan jamaahsholat. Seseorang yang membiasakan diri dengansholat berjamaah di masjid, tentu akan ingat saudara-saudara seiman yang berjamaahsholat bersamanya walaupun mungkin tidak tahu nama mereka satu per satu. Tidak mungkin atau sangat kecil kemungkinannya orang-orang non-muslim melakukansholat, apalagi di masjid.

Dari uraian di atas dapat kita lihat dengan jelas ada hubungan erat antarasholat, masjid dan kelancaran menjawab 6 pertanyaan di dalam kubur yang meliputi: siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu, apa kitabmu, dimana kiblatmu, dan siapa saudara-saudaramu. Orang-orang yang senantiasa melaksanakan kewajibansholat, apalagi dengan berjamaah di masjid, sudah pasti tidak akan mengalami kesulitan menjawab semua pertanyaan tersebut.

Kesuksesan menjawab semua pertanyaan itu menjadi penentu kesuksesan-kesuksesan berikutnya apakah seseorang akan masuk ke surga atau ke neraka. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang senatiasa sukses dalam menghadapi semua pertanyaan di alam kubur. Amin ya rabbal alamin.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul