Sukses

Tak Takut Ahli Ibadah, Ternyata Ini yang Ditakuti Iblis

Iblis lebih takut kepada orang yang berilmu dibanding ahli ibadah, mengapa?

Liputan6.com, Jakarta - Iblis atau setan takut terhadap orang-orang yang memiliki ilmu dan ketaatan kepada Allah. Al-Qur'an dan hadis mengajarkan pentingnya pengetahuan dan kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Orang yang berilmu dipandang sebagai pelindung diri dari godaan dan tipu daya iblis.

Ilmu yang diperoleh dengan niat baik dan disertai dengan ketaatan kepada Allah dapat menjadi perisai yang melindungi seseorang dari pengaruh jahat iblis.

Orang yang berilmu memiliki pemahaman yang lebih baik tentang agama dan etika, sehingga lebih mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk. Dengan pengetahuan ini, mereka dapat menghindari godaan dan upaya iblis untuk menyesatkan mereka.

Selain itu, orang yang memiliki ilmu juga cenderung lebih kuat dalam menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah.

Mereka dapat memahami makna ajaran agama dengan lebih mendalam, sehingga lebih sulit bagi iblis untuk menggoda mereka dengan tipu daya dan rayuan yang dapat menyesatkan.

Kekuatan spiritual dan keteguhan iman yang diperoleh melalui ilmu menjadi benteng yang efektif dalam melawan pengaruh setan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Sabda Nabi Muhammad SAW

Mengutip Muslimahdaily, sebuah hadis yang bersumber dari Abu Hurairah RA. Dalam hadis itu dijelaskan, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barangsiapa pergi menuntut ilmu maka Allah akan menunjukkannya jalan menuju surga. Sesungguhnya orang alim senantiasa dimintakan ampunan untuknya oleh makhluk yang berada di langit maupun di bumi, hingga dimintakan ampun oleh ikan-ikan di laut. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi."

Hadis di atas menunjukkan bahwa kedudukan ilmu dalam Islam begitu mulia, dan betapa Islam begitu menghargai serta menyanjung orang yang berilmu pengetahuan. Kemuliaan ini bahkan melebihi keutamaan orang yang ahli ibadah tapi tidak belajar. Menjadi jelas pula bahwa dalam agama Islam, menuntut ilmu dan mempelajari segala sesuatunya secara ilmiah, itu termasuk bagian dari ibadah, juga merupakan tuntutan agama.

Selain berbagai keutamaan tersebut, kita juga dapat memperoleh motivasi belajar dari sebuah rangkaian kisah. Yaitu tentang bagaimana iblis lebih takut kepada orang yang berilmu dibanding ahli ibadah.

Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa suatu tempo Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam mendatangi pintu masjid, di situ beliau melihat setan berada di sisi pintu masjid.

3 dari 3 halaman

Percakapan Nabi Muhammad dengan Iblis

Kemudian Nabi SAW bertanya, "Wahai Iblis apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Maka Setan itu menjawab, "Saya hendak masuk masjid dan akan merusak sholat orang yang sedang sholat ini, tetapi saya takut pada seorang lelaki yang tengah tidur ini."

Lalu Nabi SAW berkata, "Wahai Iblis, kenapa kamu bukannya takut pada orang yang sedang sholat, padahal dia dalam keadaan ibadah dan bermunajat pada Tuhannya, dan justru takut pada orang yang sedang tidur, padahal ia dalam posisi tidak sadar?" Iblis pun menjawab, "Orang yang sedang sholat ini bodoh, mengganggu sholatnya begitu mudah. Akan tetapi orang yang sedang tidur ini orang alim (pandai)."

Diriwayatkan bahwa Imam Syafi’i pada suatu hari sedang duduk di majelis pengajiannya. Ketika itu setan duduk di antara murid-murid Imam Syafi’i dan menampakkan diri dalam bentuk seorang laki-laki seperti mereka, kemudian dia mengajukan pertanyaan sebagai berikut, “Bagaimana pendapatmu mengenai Dzat yang menciptakanku sesuai kehendak-Nya dan Dia menjadikanku sebagai hamba sesuai kehendak-Nya. Setelah itu, jika Dia berkehendak, Dia memasukanku ke dalam surga. Jika Dia berkehendak, Dia memasukkanku ke dalam neraka. Apakah Dia berbuat adil atau berbuat zhalim dalam hal tersebut?”

Berkat cahaya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Imam Syafi’i dapat mengenali Iblis, lantas beliau menjawabnya dengan mengatakan, “Hai kamu! Jika Dia menciptakanmu sesuai apa yang engkau kehendaki, maka Dia berbuat zhalim kepadamu. Jika Dia menciptakanmu sesuai apa yang Dia kehendaki, amak Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan-Nya.”

Diriwayatkan pula bahwa seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil berpuasa selama tujuh puluh tahun. Dalam setahun, hanya tujuh hari dia tidak berpuasa. Lantas dia memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dapat melihat bagaimana setan menggoda manusia.

Waktu berlalu dan lelaki tersebut masih tidak mendapat apa yang ia inginkan, maka dia berkata, “Seandainya saya meneliti kesalahan-kesalahanku dan dosa-dosaku kepada Rabbku niscaya lebih baik dari apa yang saya mohon ini.” Ucapan ini membawa malaikat berkata kepadanya, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutusku.

Dia berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya perkataan yang baru saja engkau ucapkan lebih Kucintai daripada ibadahmu yang telah lalu. Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuka tabir matamu, maka lihatlah!’.” Lalu dia pun dapat melihat. Ternyata bala tentara Iblis mengelilingi bumi. Dengan demikian, tidak ada seorang pun melainkan dikerubuti setan sebagaimana lalat mengerubuti bangkai. Lantas dia berkata, “Wahai Rabbku! Siapakah yang dapat selamat dari hal ini?” Rabb menjawab, “Orang yang mempunyai wara dan lemah lembut.”

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul