Sukses

Sst.. Rahasia Sukses Undang Gus Iqdam Meski Jadwalnya Padat Merayap

Jadwal pengajiannya sudah sangat padat. Bahkan antrean panjang ceramahnya telah mencapai tahun 2025

Liputan6.com, Cilacap - Tidak mudah mendatangkan atau mengundang pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam untuk ceramah dalam acara hari-hari besar Islam atau pun acara keagamaan lainnya.

Pasalnya, berdasarkan penuturannya sendiri, jadwal pengajiannya sudah sangat padat. Bahkan antrean panjang ceramahnya telah mencapai tahun 2025.

Padatnya jadwalnya ini tentu saja menyebabkan permohonan baru terkait ceramah-ceramah di beberapa tempat dipastikan akan ia tolak.

Namun ada tips sukses mengundang Gus Iqdam dan bisa dijamin ia akan menghadiri undangan kita meskipun jadwal pengajiannya terbilang super padat. Simak ulasannya sampai selesai.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Tips Sukses Ngundang Gus Iqdam

Perihal tips ini dibocorkan sendiri oleh Gus-nya para garangan dan garanganwati. Ia mengisahkan salah satu takmir masjid yang kala itu kebingungan menghadirkan Gus Iqdam karena jadwal pengajiannya yang super padat. Dalam mengisahkan hal ini, terlihat ia berkali-kali tertawa menanggapi kelucuan sikap takmir masjid tersebut.

Rupanya strategi Ta'mir Masjid tersebut tergolong unik dan lucu. Pasalnya ia mendatangkan kiai yang sudah sepuh (Mbah Yai) untuk datang langsung ke kediaman suami Ning Nila ini

“Ta’mir Masjid ini bingung, ini ngundang Gus Iqdam bagaimana ya? Ini jadwalnya sudah padat sampai Februari 2025,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @otwsurga, Minggu (10/03/2024).

“Masya Allah, atas kehendak Allah punya guru Mbah Yai Mahid, Masya Allah langsung didatangkan ke rumah saya,” sambungnya.

Akhirnya dengan terpaksa, Gus Iqdam pun menuruti kemauan Mbah Yai tersebut. Pasalnya ia takut kualat dan hidupnya tidak berkah.

Gus Iqdam merupakan sosok yang ketika diperintah kiai atau gurunya tidak akan pernah menolak.

“Saya cuma bisa berkata, 'Iya Mbah Yai saya ikut, begitu',” kisahnya sembari berkelakar.

“Iya saya berangkat Mbah Yai, dari pada disumpahin jadi labu air kita,” tambahnya.

“Lha aku disumpahin jadi kubah masjid malah pusing,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Trik Lain Sowan Kiai Agar Memberi Manfaat

Menukil NU Online, ada beberapa tips ketika kita sowan kian agar mendapatkan banyak manfaat di antaranya yaitu:

Pertama. Jika kiainya belum kenal, kita perlu memperkenalkan diri, berikut asal dan almamater pondok yang pernah kita belajar di dalamnya. Agar lebih akrab cari satu hal yang membuat lebih dekat. Misalnya, kesamaan hobi. Ini bisa kita dengar dari beberapa orang yang pernah sowan.

Ada kiai hobi pelihara ikan koi dan burung, koleksi akik, maupun otak atik onderdil mobil klasik. Bisa juga langsung bicara soal idolanya, misalnya kiai A, habib B, atau syekh C. Kita bisa mengawalinya dari topik ini. Secara psikologis, orang lebih asyik dan larut jika diajak berbincang topik yang dia sukai dan dia kuasai.

Kedua, tentukan tema keilmuan yang hendak didiskusikan dengan melihat latarbelakang keilmuan yang dimiliki oleh kiai yang hendak disowani. Jika kiai suka kajian sejarah, maka kita bisa memancing diskusi ini dengan sebuah pertanyaan kunci. Biasanya nanti akan mengalir hangat. Gayeng penuh ilmu.

Ketiga, jika sowan kepada ulama sepuh, pilih topik Ngelmu Urip alias tips menjalani kehidupan agar selamat dunia akhirat. Ini saya lakukan saat sowan ke KH Husein Ilyas, Mojokerto; KH A Mustofa Bisri, Rembang; maupun ke (almaghfurlah) KH Mahsun Masyhudi, Ujungpangkah, Gresik; (almaghfurlah) KH Dahlan Basuni, Peneleh, Surabaya; KH Wahib Syafaat, Gandu, Mlarak, Ponorogo; dan beberapa kiai sepuh lain.

Keempat, banyak kiai kita yang multitalenta, mutafannin, punya banyak kemampuan. Selain kulak ilmu, kita bisa minta ijazah mengamalkan amalan rutin. Beliau-beliau biasanya tidak pelit berbagi ijazah. Ingin bisa haji-umrah, diberi amalan khusus. Ingin rezeki melimpah, juga dikasih bacaan aurad. Termasuk andaikan mau berbaiat tarekat, para kiai juga mempersilahkan, juga siap membimbing.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul