Liputan6.com, Jakarta - Banyak sekali tema-tema eskatologi Islam yang menarik untuk diulas lebih mendalam. Salah satunya yakni kondisi alam semesta setelah kiamat.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu hal yang menarik seputar kiamat ialah perihal apakah setelah kiamat, alam semesta ini musnah hingga tak berbekas atau dengan adanya peristiwa kiamat ini alam semesta ini berubah wujud?
Pertanyaan ini sangat wajar mengingat dalam beberapa riwayat digambarkan alam semesta hancur saat kiamat terjadi. Di sisi lain, ada pula fase Yaumul Ba'ats di mana manusia dibangkitkan dari lokasi jasadnya berada.
Pertanyaan-pertanyaan ini dijawab oleh salah seorang mufassir dan hufaz tersohor yang lahir pada tahun 1300 M di Bushra yang merupakan putra dari ulama fiqih dan orator ulung yang bernama Al-Khathib Syihabuddin Abu Hafsh umar bin Katsir.
Simak Video Pilihan Ini:
Langit Digulung dan Bumi Berubah
Menukil tulisan Amalia Firdausi yang berjudul ‘Kiamat dan Struktur Alam Semesta dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains yang diterbitkan oleh Jurnal Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains menulis perihal hasil hipotesa atau tafsir Kiamat dan Struktur Alam Semesta dalam perspektif Al-Qur’an dan Sains.
Dalam menjelaskan hal ini, ia juga mengutip pandangan Ibnu Katsir dalam Kitab Kitab An-nihayah, fitan wa ahwal akhir az zaman yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul ‘Huru-hara Hari Kiamat dan berakhir pada hasil penelitian sebagai berikut:
1) Kiamat adalah pergolakan yang akan menembus bumi
2) Kiamat tidak berarti akhir dari tata surya kita juga bukan akhir dari alam semesta. Tata surya kita akan tetap ada setelah kiamat
3) Langit digulung dan bumi berubah, (Katsir, 2009) sesuai dengan firman Allah Ta’ala yang berbunyi
“(yaitu) pada hari Kami menggulung lamgit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya.” (QS. An-Anbiya’: 104).
Advertisement
Menggulung Langit Bumi Bak Menggulung Kertas
Ayat diatas menjelaskan bahwasannya Allah menggulung langit dan bumi bagaikan menggulung lembaran-lembaran kertas. Kemudian menghamparkannya kembali, kemudian melipatnya tiga kali seraya berfirman, “Akulah yang Maha Kuasa,” tiga kali, kemudian berseru: “milik siapakah seluruh kerajaan pada Hari ini?” tiga kali.
Namun tidak seorangpun yang menjawabNya. Kemudian Dia Berfirman, menjawab kepada Diri-Nya Sendiri, “milik Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Katsir, 2009)
“tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi.” (QS. Thaha;: 107)
Ayat di atas menjelaskan bahwasannya Allah kelak akan mengganti bumi ini dengan bumi yang lain, lalu menghamparkan dan membentangkannya bagai membentangkan kulit yang telah disamak. Kemudian Allah menghentak seluruh makhluk dengan satu hentakan, maka tiba-tiba mereka berada dalam bumi yang sudah berganti itu. (Katsir, 2009)
4) Padang Mahsyar sejatinya berada di bumi ini juga, tetapi bumi dengan suasana atau keadaan yang jauh berbeda dari sekarang. Wallahu A’lam.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul