Sukses

Kesaksian Ustadz Adi Hidayat soal Karomah Mbah Moen, Makamnya Semerbak Wangi

Salah satu karomah ulama kharismatik asal Rembang KH Maemoen Zubair atau Mbah Moen diungkap oleh salah seorang pendakwah tanah air asal Pandeglang, Banten yakni Ustadz Adi Hidayat atau kerap disapa dengan akronim namanya UAH.

Liputan6.com, Cilacap - Salah satu karomah ulama kharismatik asal Rembang KH Maemoen Zubair atau Mbah Moen diungkap oleh salah seorang pendakwah tanah air asal Pandeglang, Banten yakni Ustadz Adi Hidayat atau kerap disapa dengan akronim UAH.

Beliau mengalami sendiri karomah guru Gus Baha ketika mengunjungi makamnya di Ma’la, salah satu komplek pemakaman tertua di Mekkah.

“Saya bersaksi demi Allah, anda boleh catat kalimat ini, saya kemarin waktu ke Makkah, Alhamdulillah Allah tunjukkan beberapa, Saya di antaranya berziarah ke makam KH Maimoen Zubeir atau Mbah Moen,” katanya UAH dikutip dari tayangan YouTube Short @EmelyaDR, Selasa (12/03/2024).

Rupanya, selain mengunjungi makam ulama tanah air ini, beliau juga menyempatkan diri menziarahi makam Ummul Mukminin, Sayyidah Khadijah RA.

“Termasuk ke ibunda tercinta Sayyidah Khadijah. Jadi ya ndak apa-apa disebarkan juga, karena saya memang mengalami dan saya menyampaikan,” tuturnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Makamnya Semerbak Bau Wangi

Tatkala mendekati kawasan tempat dimakamkannya Mbah Moen, UAH berhenti dan berdoa memohon kebaikan-kebaikan.

UAH tidak berdoa memohon ampunan di makam Mbah Moen, sebab sangat mengetahui adab-adab ketika berziarah ke makam para ulama. Beliau hanya mendoakan tambahan kebaikan-kebaikan dan cahaya di makam Mbah Moen ini.

“Saya begitu melewati pemakaman-pemakaman, lalu di makamnya Mbah Moen itu, kemudian kita di situ, berdoa kebaikan. Adab kita kalau dengan ulama tidak mungkin minta ampunan, adabnya kan tambahkan kemuliaan, tambahkan cahaya, kan begitu?” terangnya.

Setelah selesai berdoa, berdaarkan penuturannnya, ia mencium semerbak bau harum. Semula ia mengira, ada salah seorang temannya yang memakai wewangian atau parfum, namun tidak ada.

Ternyata bau harum dan wangi itu berasal dari makam Mbah Moen.

“Dan telah selesai kan, baik, itu bau harum yang saya dapat, wangi,” tuturnya

“Sempat saya tanya ke teman saya, antum pakai parfum apa? Tidak ada, wangi makamnya,” sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Adab Ziarah Kubur (1-5)

Menukil NU Online, Ulama telah memberikan rambu-rambu, aturan atau adab ziarah kubur yang mesti diketahui dan perlu dijaga oleh kita bersama. 10 adab ziarah kubur sebagai berikut:

  1. Membacakan doa dan ayat-ayat Al-Qur’an untuk orang yang meninggal dunia
  2. Menjaga perilaku yang baik
  3. Menghadirkan hati dengan harapan dijauhkan dari keburukan-keburukan atau maksiat
  4. Tidak duduk di atas kuburan atau makam
  5. Mengucapkan salam 'Assalamu alaika dara qaumi mu’minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun (semoga kesalamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian)
  6. Mengucapkan salam dengan menyebut nama mayat yang dikenal
  7. Mendatangi mayat yang dikenal dari arah wajahnya
  8. Merenungkan keadaan orang-orang yang telah dikubur. Mereka sudah terpisah dengan keluarganya masing-masing
  9. Merenungkan keadaan teman atau sahabatnya yang sudah meninggal dan mungkin tidak bisa lagi mengejar mimpi-mimpinya
  10. Menghadirkan kesadaran bahwa pada waktunya akan merasakan kematian sebagaimana sahabat atau teman sudah meninggal lebih dulu.

Sejumlah adab di atas disarikan dari penjelasan dua ulama. Yakni Imam Syekh Nawawi Al-Bantani dan Syekh Khatib Asy-Syirbini. Imam Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayat al-Zain, halaman 281 menyebutkan:

قال النووي في الأذكار أجمع العلماء على أن الدعاء للأموات ينفعهم ويصلهم ثوابه اه روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ما الميت في قبره إلا كالغريق المغوث بفتح الواو المشددة أي الطالب لأن يغاث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وما فيها

Artinya: Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar, ‘Para Ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka‘ diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw bahwa sesungguhnya beliau bersabda, ‘Tidak ada perumpamaan mayat di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayat menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya ataupun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul