Liputan6.com, Jakarta - Penjelasan Buya Yahya mengenai sah tidaknya puasa seseorang karena lupa mandi junub dan sudah masuk imsak menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (12/3/2024).
Pengasuh Al Bahjah tersebut menjelaskan, junub yang dilakukan di luar waktu puasa (malam hari) diperbolehkan. Karenanya, seseorang yang ber-niat puasa Ramadan dalam keadaan junub atau belum mandi wajib tetap diperbolehkan puasa, dan puasanya sah.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Ada ibadah lain yang mengharuskan seseorang suci dari hadas besar. Misalnya sholat subuh, dan amal ibadah lain yang tidak diperbolehkan selama junub. Karena itu, seseorang dianjurkan untuk secepatnya mandi junub.
Artikel kedua terpopuler yakni ulasan mengenai apakah alam semesta musnah setelah kiamat atau hanya berubah bentuk?
Sementara, artikel ketiga yaitu tiga golongan mulia yang dapat memberi syafaat di hari kiamat.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Lupa Mandi Junub Kadung Sudah Imsak, Apakah Puasanya Sah? Ini Kata Buya Yahya
Junub adalah keadaan seseorang yang mengeluarkan mani dari alat kelaminnya atau melakukan hubungan suami istri meskipun tidak sampai keluar mani. Jika mengalami satu dari dua hal tersebut, maka muslim diwajibkan mandi wajib yang juga populer disebut mandi junub.
Tujuan mandi junub adalah menghilangkan hadas besar agar sah ketika melaksanakan ibadah seperti sholat, puasa, atau membaca Al-Qur’an. Pelaksanaan mandi junub telah diatur dalam syariat.
Pada bulan Ramadhan, tak menutup kemungkinan ada yang lupa mandi junub setelah berhubungan suami istri atau keluar air mani di malam harinya. Ia baru ingat belum membersihkan hadas besar setelah lewat imsak.
Pertanyaannya, apakah puasanya sah bagi muslim yang lupa mandi junub setelah waktu imsak? Simak penjelasan ulama kharismatik KH yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Advertisement
2. Setelah Kiamat Alam Semesta Musnah Tak Berbekas atau Berganti Wujud?
Banyak sekali tema-tema eskatologi Islam yang menarik untuk diulas lebih mendalam. Salah satunya yakni kondisi alam semesta setelah kiamat.
Salah satu hal yang menarik seputar kiamat ialah perihal apakah setelah kiamat, alam semesta ini musnah hingga tak berbekas atau dengan adanya peristiwa kiamat ini alam semesta ini berubah wujud?
Pertanyaan ini sangat wajar mengingat dalam beberapa riwayat digambarkan alam semesta hancur saat kiamat terjadi. Di sisi lain, ada pula fase Yaumul Ba'ats di mana manusia dibangkitkan dari lokasi jasadnya berada.
Pertanyaan-pertanyaan ini dijawab oleh salah seorang mufassir dan hufaz tersohor yang lahir pada tahun 1300 M di Bushra yang merupakan putra dari ulama fiqih dan orator ulung yang bernama Al-Khathib Syihabuddin Abu Hafsh umar bin Katsir.
3. 3 Golongan Mulia yang Dapat Memberi Syafaat di Hari Kiamat
Di hari kiamat nanti, setiap orang akan menghadapi pertanggungjawaban atas segala amal yang telah diperbuat selama di dunia. Tak ada yang mustahil, berbagai kesulitan yang dirasakan akan terhapus atas izin Allah.
Kelak beruntunglah bagi mereka yang mendapat syafaat dari Rasulullah SAW. Tak hanya itu, ada pula syaafat lain diberikan oleh orang-orang istimewa di hadapan Allah SWT.
Demikianlah yang disampaikan oleh Rais Syuriah PCNU Kabupaten Garut, KH R Amin Muhyidin Maolani, saat mengisi ceramah dalam peringatan haul ke-879 Syekh Abdul Qodir Jailani yang digelar di Pesantren As-Sa’adah, Limbangan, Garut, Jawa Barat, Ahad (15/12).
Pada salah satu kutipan ceramahnya, beliau juga menyampaikan bahwa Imam Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadis dari Sayyidina Utsman bin Affan.
Dalam hadis tersebut menjelaskan tiga kelompok yang bisa memberikan syafaat di hari akhir, yaitu para nabi, para ulama, dan para syuhada. Berikut uraiannya selengkapnya mengutip dari laman NU Online.
Advertisement