Liputan6.com, Jakarta - Dajjal merupakan sosok yang akan muncul pada akhir zaman jelang terjadinya kiamat. Rasulullah saw bersabda:
"Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya lebih besar dari Dajjal." (HR. Muslim)
Lokasi kemunculan Dajjal juga disebutkan berada di kawasan yang sepi antara Syam (Suriah) dan Irak. Dajjal memiliki ciri-ciri fisik sebagai laki-laki yang mata sebelah kanannya buta dan di bagian kening terdapat huruf ka-fa-ra.
Advertisement
Baca Juga
Namun demikian, nama Dajjal justru tidak disebutkan secara eksplisit di dalam Al-Qur'an. Kitab suci umat Islam ini hanya menyebut tentang Ya'juj dan Ma'juj, di mana kesemua makhluk itu nantinya akan menjadi ujian besar bagi manusia saat hari kiamat tiba.
Dikutip dari laman dream.co.id, berikut adalah alasan mengapa Dajjal tidak disebutkan secara jelas di dalam Al-Qur'an. Simak penjelasannya!
Â
Saksikan Video Pilihan ini:
Dajjal Berarti Pembohong atau Penipu
Kata Dajjal berasal dari bahasa Arab, yakni Dajjala yang berarti menutupi (sesuatu). Dijelaskan dalam kamus Lisanul 'Arab, maksud dari kata menutupi bahwa Dajjal adalah sosok yang pembohong dan suka menutupi kebenaran dengan kepalsuan.
Sedangkan, di dunia ini tidak ada manusia yang mau disebut sebagai pembohong atau penipu. Padahal, mungkin saja orang tersebut adalah benar seorang pembohong.
Kelak, Dajjal akan muncul sebagai sosok yang ahli agama, bahkan cerdas di bidang ilmu pengetahuan. Hal itu lah yang kemudian membuat banyak orang tertipu oleh Dajjal dan menganggap dirinya sebagai Tuhan.
Selain itu, Dajjal juga memiliki beberapa pengikut. Pengikutnya yakni Yahudi, setan dan jin, kaum Khawarij, pengikut hawa nafsu, orang maksiat, dan perempuan akhir zaman.
Advertisement
Kenapa Dajjal Tidak Disebutkan dalam Al-Qur'an?
Nama Dajjal tidak disebutkan dalam Al-Qur'an secara jelas menjadi pertanyaan bagi sebagian besar umat Islam. Al-Qur'an hanya menyebutkan dengan jelas nama Ya'juj dan Ma'juj.Â
Hal ini tentu saja ada alasannya tersendiri. Yakni karena Dajjal adalah sosok pembohong dan penipu. Maknanya yang sangat buruk itulah yang membuatnya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an.
Sedangkan nama Abu Lahab yang dikenal sebagai ahli neraka ada di dalam Al-Qur'an karena peristiwanya sudah terjadi. Bahkan, orangnya pun sudah binasa. Sedangkan Dajjal baru akan muncul saat menjelang kiamat.
Alasan lainnya karena Dajjal menganggap dirinya sebagai Tuhan yang akan menguasai manusia di akhir zaman. Berbeda dengan Fir'aun yang juga mengaku sebagai Tuhan, namun kisah sudah berlalu dan orang pun sudah binasa.
Hikmah Tidak Menyebut Dajjal dalam Al-Quran
Al-Qur'an sebagai kitab suci memiliki susunan dan rangkaian kata yang sangat istimewa. Bahkan, tidak ada satu pun orang yang bisa meniru bahasa yang digunakan dalam Al-Qur'an. Setiap rangkaian katanya memiliki makna bahasa yang sangat luas dan dalam.
Meski di dalam Al-Qur'an tidak menyebutkan tentang nama Dajjal, namun Al-Qur'an menyebutkannya secara tersirat. Hal itu bisa sahabat Dream lihat dalam surat Al-An'an ayat 158:
"Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)." (QS. Al-An'am: 158)
Melalui ayat di atas menyebutkan ayat Tuhanmu sebagai tanda-tanda kiamat. Dalam hal ini, tanda kiamat itu juga termasuk Dajjal.
Hikmah dari tidak menyebutkan nama Dajjal di Al-Qur'an adalah karena hal tersebut sebagai bentuk penghinaan kepada Dajjal yang di akhir zaman mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Advertisement