Sukses

Kisah Mualaf Muda Bertahan Puasa Ramadhan Pertama: Ternyata Mudah...

Mohammed Salah yang berusia 23 tahun, baru saja memeluk agama Islam pada bulan Januari lalu, pengalaman puasa pertamanya ternyata 'mudah'.

Liputan6.com, Dubai - Mohammed Salah yang berusia 23 tahun, baru saja memeluk agama Islam pada bulan Januari lalu, pengalaman puasa pertamanya ternyata 'mudah'.

Mengutip dari khaleejtimes.com, Sabtu (23/3/2024), Mohammed Salah, yang memiliki ayah Yahudi dan ibu beragama Kristen, mengatakan latar belakangnya memberikan 'perspektif unik tentang hidup berdampingan dalam agama'.

Salah mengibaratkan pengalaman itu dengan energi yang dirasakannya saat salat Subuh.

"Sholat Subuh adalah sesuatu yang belum pernah saya alami sebelumnya. Satu-satunya hal yang ada dalam pikiran saya sepanjang hari adalah saya tidak akan minum seteguk air pun," kata Salah.

“Sebelum memeluk Islam, saya selalu memikirkan bagaimana umat Islam bisa berpuasa sebulan. Itu adalah ketakutan ketika saya menerima Islam. Akhirnya saya berhasil dan semua Alhamdulillah lancar. Kesiapan mental adalah kuncinya," tambahnya lagi.

Perjalanan Salah masuk Islam bermula dari rasa penasaran yang mendalam yang dipicu oleh kejadian nahas yaitu penyerangan masjid yang tragis di Selandia Baru pada tahun 2019.

Sejak itu ia memulai upaya untuk memahami ajaran Islam, agama yang menganjurkan perdamaian dan persatuan.

Dipandu oleh rasa kasih sayang, Salah menemukan hiburan dalam ajaran yang ia temui selama penjelajahannya.

“Saya lahir dari ayah yang beragama Yahudi dan ibu yang menganut agama Kristen. Latar belakang keluarga saya yang beragam memberi saya perspektif unik tentang hidup berdampingan secara beragama. Saya telah membaca Alkitab dan Taurat, hal ini membantu saya memahami Al-Qur'an lebih awal dan lebih baik,” kata Salah.

2 dari 4 halaman

Memilih Nama Baru

Tiba di UEA tahun 2023 lalu, Salah menemukan komunitas suportif yang semakin mendorong perjalanan spiritualnya.

Percampuran budaya dan agama di Dubai memberinya sebuah lingkungan di mana orang-orang dari berbagai latar belakang hidup berdampingan secara harmonis.

Mohammed Salah memilih namanya dengan makna mendalam, menggabungkan unsur-unsur yang memiliki resonansi spiritual yang mendalam.

"Mohammed, nama yang dipuja karena kemurnian dan hubungannya dengan Nabi Muhammad, mencerminkan komitmen terhadap kehidupan yang benar dan berbudi luhur. Dipilihnya Salah di bagian kedua nama saya menunjukkan pentingnya doa dalam iman baru saya," kata Salah.

Bagi Salah, setiap kali dia mendengar namanya dipanggil, itu menjadi pengingat lembut akan kesucian sholat.

"Penamaan yang disengaja ini mencerminkan perjalanan pribadi yang menjalin identitas dan spiritualitas, menciptakan hubungan harmonis antara nama pilihan saya dan praktik spiritual yang telah menjadi bagian integral dalam hidup saya," tuturnya. 

 

3 dari 4 halaman

Kisah Mualaf Seorang Pendeta Ortodoks di Rusia

Serupa dengan Salah yang memutuskan untuk menjadi mualaf di usia ke-23, seorang pendeta Rusia bernama Vladimir Ugryumov masuk Islam setelah menghabiskan 15 tahun sebagai pendeta di Gereja Ortodoks, sebuah peristiwa terjadi padanya yang secara keseluruhan telah mengubah hidupnya.

Kisah Vladimir Ugryumov,  seorang pendeta di Gereja Ortodoks menjadi mualaf dimulai ketika seorang gadis Kristen masuk Islam. Seorang gadis yang dulu tinggal tak jauh dari tempat tinggal sang pendeta. 

Langkah mualaf sang gadis tak ayal menarik perhatian Vladimir Ugryumov. Sang pendeta pun mulai mempelajari Islam, untuk mengetahui alasan yang mendorong banyak orang meninggalkan Kristen dan memeluk Agama Islam.

Melansir dari islammessage.org, Senin (5/4/2023), Ugryumov mengaku menemukan banyak kesamaan antara Kristen dan Islam dalam perjalanannya mempelajari agama Islam. Ia mengatakan Muslim sama seperti orang Kristen yang mencintai dan menghormati Yesus Kristus dan Bunda Maria, serta percaya pada semua keajaiban yang dilakukan Yesus, mulai dari mempercayai Yesus bisa menyembuhkan orang sakit, mengobati orang yang tertekan, menyembuhkan penderita kusta, dan menghidupkan kembali orang mati.

Semua hal ini dia lakukan dengan izin Tuhan Yang Maha Esa, dan mereka percaya bahwa Tuhan mengangkatnya ke surga, dan dia (Yesus) akan kembali ke Bumi.

Baca selengkapnya di sini... 

4 dari 4 halaman

Kisah Mualaf Pastor AS, Hilarion Heagy, Lama Tertarik dengan Islam

Pastor ternama Amerika Serikat, Hilarion Heagy putuskan untuk menjadi mualaf. Setelah cukup lama tertarik pada Islam, Hilarion Haegy resmi masuk Islam pada 22 Februari 2023 lalu.

Pendeta Katolik AS yang sangat dihormati ini secara terbuka mengeksplorasi keyakinan dan pandangan religiusnya selama beberapa bulan terakhir. Dia menyatakan niatnya untuk pindah agama pada Oktober 2022.

Masuk Islam dan seperti merasa pulang ke rumah, Hilarion Heagy merasakan api Islam menyulut jiwanya sejak 20 tahun yang lalu. Perjalanannya masuk ke dalam Islam dimulai di sebuah pusat Islam kecil di sebuah kota universitas di sabuk karat Appalachia.

Mendapat sambutan hangat dari Umat Islam, Hilarion Heagy ungkap jika keramahtamahan dan kehangatan yang diterimanya setelah putuskan untuk memeluk Islam tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang kisah Hilarion Heagy Pastor Katolik ternama AS yang putuskan menjadi mualaf, Rabu (1/3/2023).

Setelah masuk Islam, Hilarion Heagy tidak lagi dikenal dengan nama lamanya. Dia sekarang dikenal sebagai Said Abdul Latif. Mantan pendeta ini juga mengungkapkan jika ia menerima panggilan dan pesan dari seluruh dunia, mayoritas dari mereka adalah orang-orang yang menanyakan alasan di balik keputusannya untuk meninggalkan Kristus dan memeluk Islam.