Sukses

Bagaimana Nasib Al-Qur'an setelah Hari Kiamat, Benarkah Lenyap?

Benarkah kelak akan terjadi Islam akan pudar, dan Al-Qur'an akan hilang di hari kiamat?

Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur'an adalah kitab suci dan petunjuk utama bagi umat Islam. Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril selama periode 23 tahun di Makkah dan Madinah.

Al-Qur'an dianggap sebagai wahyu terakhir dan penyempurna ajaran sebelumnya yang diturunkan kepada para Nabi sebelumnya, seperti Nabi Musa dan Nabi Isa.

Al-Qur'an terdiri dari 114 surah (bab) yang berisi ayat-ayat yang diturunkan dalam bahasa Arab. Setiap surah memiliki keunikan tersendiri dan berisi petunjuk, perintah, larangan, dan cerita yang memberikan pedoman bagi kehidupan umat manusia.

Al-Qur'an dianggap sebagai sumber hukum utama dalam Islam dan menjadi pedoman bagi Muslim dalam segala aspek kehidupan, termasuk ibadah, moralitas, hubungan sosial, dan keadilan.

Selain sebagai petunjuk, Al-Qur'an juga dihargai sebagai karya sastra yang penuh keindahan bahasa. Ayat-ayatnya sering kali dihafal dan diresapi oleh Muslim di seluruh dunia sebagai bentuk ibadah dan peningkatan spiritualitas. Penghafalan Al-Qur'an menjadi tradisi penting dalam budaya Islam, dengan banyak umat Muslim yang menekuni memori dan memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Al-Qur'an juga dianggap sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Keajaiban bahasa dan kebenaran ilmiah yang terdapat di dalamnya telah menjadi bukti bagi kebenaran Islam dan ketuhanan Allah SWT. Dengan keberadaannya, Al-Qur'an menjadi sumber inspirasi, hikmah, dan kebijaksanaan bagi umat Muslim, serta menjadi pusat dari kehidupan rohani dan intelektual mereka.

Namun bagaimanakah kondisi Al-Quran setelah kiamat kelak?

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Apakah Al-Quran akan Hilang?

Mengutip dalamIslam.com, akan datang suatu masa, Al Qur’an yang memiliki keutamaan akan diangkat kembali ke langit sehingga tidak akan tersisa satu ayat pun di muka bumi.

Al-Qur’an akan hilang dari ingatan manusia dan lembaran-lembaran mushaf Al-Qur’an pun akan kosong. Peristiwa ini akan terjadi ketika ajaran Islam memudar secara perlahan hingga puncaknya, ritual ibadah seperti shalat, puasa, haji, dan sedekah tidak lagi dikenal orang, itulah saat hari kiamat, yakni Nasib Al Qur’an di Hari Kiamat.

Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang “Islam akan pudar secara perlahan seperti pudarnya sulaman baju sehingga puasa, shalat, haji, dan sedekah tidak lagi dikenal. Al-Qur’an juga akan diangkat dalam satu malam sehingga tidak ada satu ayat pun tersisa di muka bumi.

Orang-orang lanjut usia yang tersisa dari umat manusia akan berkata “Kami mendapati orang-orang tua kami mengucapkan kalimat “Laa ilaha illallah” maka kami pun ikut mengucapkannya”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

Ibnu Mas’ud menjelaskan bahwa ajaran agama yang pertama-tama hilang adalah amanah atau kejujuran, menyusul shalat, dan terakhir adalah Al Qur’an yang akan dicabut dari muka bumi. Terkait dengan hal ini, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah ditanya,

“Bagaimana mungkin Al-Qur’an akan dicabut dari manusia, sementara Allah telah menetapkannya di dalam hati mereka dan mereka pun telah menuliskannya di dalam mushaf?” Ibnu Mas’udmenjawab “Pada suatu malam, Al-Qur’an akan dihilangkan dari dalam hati atau ingatan dan akan dihapus dari dalam mushaf sehingga pada esok harinya orang-orang tidak lagi memilikinya sama sekali.”

Setelah menyampaikan hal ini, Ibnu Mas’ud membaca firman Allah “Dan sesungguhnya jika kami menghendaki,niscaya kami lenyapkan apa yang telah kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembelapun terhadap kami,”[QS. Al Israa’: 86] (HR. Ibnu Abi Syaibah).

3 dari 3 halaman

Bagaimanakah Pengangkatan Al-Qur'an Itu Terjadi?

Dengan demikian, jika kelak setelah Al-Qur’an diangkat kembali ke langit maka tak ada lagi yang tersisa di muka bumi. Orang-orang yang memiliki hafalan Al-Qur’an tak lagi memilikinya (hilang dari ingatannya), sementara kitab yang penuh dengan tulisan akan kosong (tak menyisakan satu huruf pun) di dalamnya. Wallahu a’lam.

Lalu bagaimana pengangkatan Al-Qur’an itu terjadi?

Tak ada keterangan bagaimana Al Qur’an itu kembali, apakah satu per satu hurufnya ditarik oleh Allah ke langit ataukah kalimat per kalimat atau langsung seluruh surah AlQur’an ditarik secara bersamaan. Wallahu a’lam.

Tidak ada keterangan yang menjelaskan proses pengangkatan itu. Tapi berdasarkan keterangan beberapa riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Al Qur’an itu diangkat kelangit di malam hari dan di pagi harinya seluruh Al Qur’an di muka bumi sudah menghilang.

Meski tak diketahui seperti apa pengangkatan Al Qur’an tapi sebuah riwayat dari Ibnu Umar menjelaskan bahwa pengangkatan Al Qur’an itu menimbulkan suara gemuruh yang terdengar di sekitar Arsy bagaikan suara kawanan lebah. Ibnu Umar radhiyallahu‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Al-Qur’an pulang kembali ke asalnya sehingga menimbulkan suara gemuruh di sekitar Arsy seperti suara lebah kemudian Allah subhanahu wa ta’alabertanya ”Ada apa denganmu?” Al-Qur’an menjawab “Dari-Mu aku keluar dan kepada-Mu aku kembali. Aku dibaca tapi tidak diamalkan.” Ketika itulah Al-Qur’an diangkat ke haribaan Allah.” (HR. Dailami)

Setelah Hudzaifahradhiyallahu ‘anhu menuturkan hadis tentang pengangkatan Al Qur’an di akhirzaman, orang-orang yang mendengarnya merasa heran lalu Shilah bin Zafar yangberada di tengah-tengah mereka bertanya “Wahai Hudzaifah, apa gunanya merekamengucap kalimat “Laa ilaha illallah” sedangkan mereka tidak mengenal lagi apa itu puasa, haji, dan sedekah?”

Mendengar pertanyaan ini Hudzaifah berpaling tak menjawab. Shilah pun mengulang kembali pertanyaan yang sama namun Hudzaifah tetap diam. Baru setelah diajukan tiga kali, Hudzaifah mengarahkan pandangannya kepada Shilah dan menjawab “Wahai Shilah, kalimat itu akan menyelamatkan mereka dari api neraka.” Hudzaifah menyebutkantiga kali. (HR. Hakim)

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul