Sukses

Pasar Wadai Banjarmasin Tak Sekadar Jualan Takjil, Ada Unsur Budaya Banjar

Salah satu stand kue khas Banjar yakni di stand 041 Dapur Acil Joged, milik Riri Apriani merupakan pedagang yang tergabung di paguyuban pedagang pasar wadai kota Banjarmasin

Liputan6.com, Banjarmasin - Pasar Wadai, sebutan untuk pasar kue beserta makanan minuman lainnya, merupakan budaya bagi suku Banjar kala bulan Ramadan. Tahun-tahun sebelumnya selalu dilaksanakan di tempat yang berbeda.

Ramadan 1445 Hijriah kali ini, Pemerintah Kota Banjarmasin menggelarnya di depan Balai Kota jalan RE. Martadinata Kota Banjarmasin. Masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya kota Banjarmasin mengambil kesempatan untuk berburu takjil untuk kudapan buka puasa di Pasar Wadai tersebut.

Aneka makanan dan minuman dapat dijumpai, mulai dari makanan khas Banjar, hingga makanan daerah lain dan bahkan terdapat makanan khas luar negeri. Selain dari para pengunjungnya yang ramai, para pedagang juga banyak berjejer rapi di setiap pinggir jalan, di kawasan depan Pemko Banjarmasin. Tahun ini, terdapat 130 stand pedagang yang terdiri dari 89 stand tergabung dalam pagyuban pedagang Pasar Wadai dan 41 stand untuk UMKM Kota Banjarmasin.

Salah satu stand kue khas Banjar yakni di stand Dapur Acil Joged, milik Riri Apriani merupakan pedagang yang tergabung di paguyuban pedagan pasar wadai kota Banjarmasin. Ia menjajakan berbagai kue khas Banjar yang dikenal manis-manis, seperti Kue Putri Selat, Lapis India, Kue Lam, Bingka, Amparan Tatak Pisang, Ipau dan berbagai macam wadai khas lainnya.

"Ini lagi memasuki bulan Ramadan jadi, saya setiap tahun biasa memang berjualannya wadai khas Banjar karena ini yang diminati warga sekarang," ucap Riri, Kamis (14/03/2024).

Ia mengaku telah berjualan wadai selama kurang lebih 12 tahun, dan biasanya berjualan bersama almarhumah mamanya. Kini ia melanjutkan usaha orang tuanya bersama sang kakak.

Untuk harganya wadai, Riri menjualnya dengan harga mulai dari Rp12.000 sampai dengan Rp25.000. Bermacam-macam jenis wadai dan ini termasuk harga yang cukup terjangkau karena wadai ini dibuatannya sendiri.

Ia juga menyebutkan, hingga memasuki hari ketiga Ramadan 1445 hijriah, antusias pengunjung untuk berburu kudapan khas Banjar cukup banyak. Dagangannya laris manis sama dengan rasa kue-kuenya yang manis-manis.

"Alhamdulillah bagus saja untuk penjualan karena ini kan masih awal-awal jadi orang-orang masih banyak yang datang ke sini," tuturnya.

Riri menyebutkan jika dirinya tidak hanya berjualan kala bulan puasa saja, namun Ia juga menjual wadai dan makanan lainnya. Di luar Ramadan, Ia menggeluti bisnis Tahu Bakso yang dijualnya secara online.

Riri berharap, bersama dengan semua para pedagang yang ada, supaya semua dagangannya laris manis. Begitu juga dengan para pembeli semoga dapat berbelanja sebanyak-banyaknya.

"Walaupun banyak, tahun ini di pasar wadai kami masing-masing bersaing dan semoga dagangan kami semua ini laris manis semua," tutupnya.Â