Sukses

Sahur Hanya dengan Makan Buah Saja, Aman atau Tidak untuk Kesehatan?

Mengonsumsi buah saja ketika makan sahur di bulan Ramadhan tidak mencukupi kebutuhan zat gizi tubuh.

Liputan6.com, Jakarta - Buah-buahan mengandung banyak vitamin, mineral dan serat. Memasukkan buah-buahan ke dalam menu sahur kerap disarankan ahli gizi. Namun, bagaimana jika hanya mengonsumsi buah saat makan sahur?

Ahli Gizi dari Universitas Diponegoro (Undip) Fahmi Arif Tsani mengatakan, mengonsumsi buah saja ketika makan sahur tidak mencukupi kebutuhan zat gizi tubuh.

"Buah-buahan pada intinya suatu makanan yang menyehatkan karena buah kaya akan vitamin, mineral dan serat. Tapi yang menjadi problem adalah kebutuhhan gizi atau zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh," kata Fahmi, Kamis (14/3), dilansir laman NU Online.

Zat gizi, jelas Fahmi, bukan hanya berasal dari vitamin, mineral dan serat saja sebagai komponen mikronutrien. Mikronutien yaitu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit namun punya peran sangat penting.

Meski demikian, ada zat gizi yang lebih besar dan esensial atau makronutrien berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Makronutrien inilah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar.

"Buah-buahan tidak bisa menyediakan ini," ungkapnya.

Makan sahur di bulan Ramadhan, kata Fahmi, menjeadi modal atau investasi konsumsi zat gizi yag akan digunakan selama satu hari penuh. Oleh karena itu idealnya, tidak hanya mikronutrien yang dikonsumsi, melainkan juga makronutrien.

Dengan begitu, kebutuhan akan gizi seimbang saat menjalankan puasa Ramadhan bisa terpenuhi saat sahur.

Fahmi mengatakan, jika ada sebagian individu yang mempraktikkan hanya makan buah saat sahur dan tidak mengalami dampak apapun melainkan turun berat badan, dia pun tak melarang.

"Kalau misalnya ada sebagian orang yang mempraktikkan konsumsi buah saja ketika sahur dan tidak berefek apa pun dan justru mempunyai benefit penurunan berat badan, ya monggo (silakan) saja. Bisa jadi orang tersebut sudah beradaptasi secara metabolik," tuturnya. 

 

2 dari 3 halaman

Tidak Disarankan bagi Ibu Hamil, Lansia, dan Anak-Anak

Meski ada individu yang mampu beradaptasi dengan konsumsi buah-buahan saja dan merasakan turun berat badan, Fahmi menekankan praktik tersebut tidak berlaku bagi lansia, ibu hamil, serta anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.

Menurutnya kelompok masyarakat tersebut memerlukan makronutrien guna memenuhi kebutuhan gizi selama puasa.

"Protein, karbohidrat, lemak sangat penting apalagi ketika mau puasa. Anak-anak remaja, kalau tidak makan sahur selain buah, itu kontraproduktif terhadap pemenuhan gizinya bagi masa pertumbuhan dan perkembangannya," jelas Fahmi.

Dia menambahkan, "Ibu menyusui, ibu hamil kasihan janinnya kalau sahur hanya dengan buah-buahan saja. Bagaimana menyusui bisa menghasilkan ASI berkualitas kalau hanya dari buah? Itu sangat tidak disarankan."

 

3 dari 3 halaman

Penting Memenuhi Asupan Gizi Seimbang Saat Sahur

Pada prinsipnya, wajib memenuhi gizi seimbang ketika sahur dengan karbohidrat dan lemak sesuai porsi. Selain buah, penting pula untuk mengonsumsi protein karena merupakan makronutrien yang berefek mengenyangkan lebih lama.

Meski serat pada buah-buahan juga memberi efek mengenyangkan lebih lama, tubuh tetap memerlukan asupan protein guna membentuk dan mengganti jaringan yang rusak.

"Sahur adalah investasi asupan harian ketika kita tidak bisa mengasup apa pun termasuk cairan di dalamnya selama puasa. Buah-buahan tetap dipertahankan tetapi ada tambahan yang lain," imbuhnya.

Konsumsi buah-buahan secara berlebihan juga akan memicu ketidaknyamanan pada penderita asam lambung. Oleh karena itu Fahmi mengingatkan pentingnya asupan gizi seimbang saat sahur.

"Buah-buahan yang menimbulkan efek tidak nyaman di perut, patut diperhatikan kalau saat sahur hanya mengasup buah-buahan saja," jelas Fahmi.