Liputan6.com, Jakarta - Keyakinan terhadap hari kiamat merupakan bagian dari keimanan seorang muslim. Kita wajib meyakini bahwa dunia ini fana dan akan musnah.
Peristiwa mengenai kiamat bahkan sudah banyak disebutkan dalam Al-Qur’an maupun hadis. Kitab suci Al-Qur’an menjadi pedoman paling sempurna sebagai petunjuk terhadap kehancuran yang kelak akan terjadi.
Di antaranya disebutkan dalam surah Al-Ghasyiyah ayat 1-16. Sebagaimana karya oleh penulis buku Jalaluddin Rakhmat yang mengungkapkan isi gambaran mengenai keadaan manusia ketika menghadap Allah setelah semua dibangkitkan dari kematian di hari kiamat.
Advertisement
Baca Juga
"Dalam surah itu, digambarkan bahwa tidak semua wajah ketakutan. Ada wajah-wajah yang pada hari itu cerah ceria. Mereka merasa bahagia dikarenakan perilakunya di dunia. "Dia ditempatkan pada surga yang tinggi. Itulah kelompok orang yang di Hari Kiamat memperoleh kebahagiaan," tulis Jalaluddin dalam bukunya berjudul 'Renungan-Renungan Sufistik: Membuka Tirai Kegaiban' (Bandung, Mizan, 1995).
Mengenai wajah-wajah yang tampak ceria dan gembira di hari kiamat, Rasulullah pernah bersabda, "Semua mata akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga hal". Apa saja itu? Berikut ulasan selengkapnya mengutip dari laman dream.co.id.
Â
Saksikan Video Pilihan ini:
Mata yang Tak Akan Menangis di Hari Kiamat
Pertama, mata yang menangis karena takut kepada Allah SWT. Kedua, mata yang dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan Allah. Ketiga, mata yang tidak tidur karena mempertahankan agama Allah."
Dari uraian Jalaluddin Rakhmat berikut ini, mari kita melihat pada diri kita sendiri, apakah mata kita termasuk sepasang mata yang tidak menangis di hari kiamat kelak?
Dalam suatu riwayat, dahulu ada seorang yang kerjanya hanya mengejar-ngejar hawa nafsu, bergumul dan berkelana di tempat-tempat maksiat. Dia sering pulang larut malam dalam keadaan sempoyongan.
Satu malam ketika dalam perjalanan pulang, lelaki itu mendengar sayup-sayup seseorang membaca Al-Qur'an di salah satu rumah. Ayat yang dibaca itu berbunyi:
"Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang yang fasik." (QS. 57: 16).
Advertisement
Air Mata Penyesalan
Ketika sampai di rumah, lelaki itu mengulangi lagi bacaan tersebut di dalam hatinya sebelum tidur. Kemudian, tanpa terasa air mata mengalir di pipinya. Lelaki itu tiba-tiba merasakan ketakutan yang luar biasa.
Sejak itu, ia mengubah cara hidupnya. Ia mengisi hidupnya dengan mencari ilmu, beramal mulia dan beribadah kepada Allah SWT. Sehingga di abad kesebelas Hijriah, dia menjadi seorang ulama besar, seorang bintang di dunia tasawuf. Lelaki itu tidak lain adalah Fudhail bin Iyadh.
Orang ini kembali ke jalan yang benar karena mencucurkan air mata penyesalan atas kesalahannya di masa lampu lantaran takut kepada Allah SWT. Berbahagialah orang-orang yang pernah bersalah dalam hidupnya kemudian menyesali kesalahannya dengan cara membasahi matanya dengan air mata penyesalan. Mata seperti ini insya Allah termasuk mata yang tidak menangis di hari kiamat.
Mata yang Terjaga dan Tidak Tidur Sebab Membela Agama
Kedua, mata yang dipalingkan dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Rasulullah pernah bercerita tentang orang-orang yang akan dilindungi di hari kiamat ketika orang-orang lain tidak mendapatkan perlindungan.
Dari ketujuh golongan itu, salah satu di antaranya adalah seseorang yang diajak melakukan maksiat oleh perempuan, tetapi dia menolak ajakan itu dengan mengatakan, "Aku takut kepada Allah".
Nabi Yusuf as mewakili golongan ini. Seperti diketahui, Nabi Yusuf menolak ajakan maksiat majikan perempuannya.
Mata Nabi Yusuf termasuk mata yang tidak akan menangis di hari kiamat, lantaran matanya dipalingkan dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah SWT.
Ketiga, mata yang tidak tidur karena membela agama Allah. Seperti mata pejuang Islam yang selalu mempertahankan keutuhan agamanya, dan menegakkan tonggak Islam.
Advertisement