Liputan6.com, Jakarta Jargon "berbukalah dengan yang manis" menjadi populer setiap bulan Ramadan. Konsumsi makanan manis saat buka puasa memang dianjurkan untuk menggantikan kadar gula dalam darah yang berkurang selama berpuasa. Oleh sebab itu, sajian takjil manis selalu menjadi incaran saat berbuka puasa.
Baca Juga
Mulai dari kuah kolak dari santan dan gula merah yang memberikan rasa khas, hingga kurma yang manis alami, dan berbagai minuman dingin lainnya yang tak terlepas dari penggunaan gula sebagai salah satu bahan utamanya. Konsumsi makanan manis saat buka puasa bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan gula dalam tubuh yang menurun setelah seharian berpuasa, tetapi juga sebagai cara untuk mengembalikan energi dengan cepat.
Advertisement
Namun, penting juga untuk tetap menjaga keseimbangan dalam konsumsi makanan manis saat buka puasa. Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat berdampak negatif pada kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu seperti diabetes. Berikut ulasan lebih lanjut tentang anjuran makanan manis saat buka puasa yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (18/3/2024).
Kebiasaan Berbuka Puasa Rasulullah
Dalam ajaran Islam, tidak ada dalil yang secara eksplisit menganjrkan konsumsi makanan manis saat buka puasa. Namun, ada satu riwayat hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud yang menjelasakna bnagaimana Rasulullah berbuka puasa,
ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ
Artinya: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab). Jika tidak ada ruthab, maka berbuka dengan kurma kering (tamr). Jika tidak ada tamr, maka minum dengan satu tegukan air. (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Nabi mengonsumsi kurma dan air saat berbuka puasa, meskipun tidak secara langsung menganjurkan makanan manis. Beberapa ulama kemudian menganggap kurma sebagai simbol dari makanan manis, dan beberapa di antara mereka menafsirkan perintah berbuka dengan kurma bertujuan untuk memulihkan energi yang menurun akibat puasa.
Namun, penting untuk diingat bahwa umat Islam tetap diperbolehkan berbuka puasa dengan makanan manis meskipun tidak ada anjuran langsung dari sunah Nabi Muhammad SAW. Disarankan untuk mengonsumsi takjil manis dengan bijak, dalam porsi yang tidak berlebihan, karena terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Advertisement
Berapa Banyak Makanan Manis yang Sebaiknya Dikonsumsi saat Buka Puasa
Berapa banyak makanan manis yang sebaiknya dikonsumsi saat berbuka puasa merupakan pertanyaan penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi dan kesehatan tubuh. Saat berpuasa, simpanan gula dalam tubuh cenderung menurun karena aktivitas sehari-hari dan kurangnya asupan selama puasa.
Oleh karena itu, konsumsi konsumsi makanan manis saat buka puasa dapat membantu mengembalikan kadar gula darah yang turun, mencegah rasa lemas, dan mengatasi ngantuk akibat penurunan gula darah. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi makanan dan minuman manis juga harus dibatasi.
Secara umum orang dewasa dianjurkan untuk mengkonsumsi tidak lebih dari 4 sendok makan atau sekitar 50 gram gula dalam satu hari. Takaran ini termasuk gula meja, madu, sirup jagung, sukrosa, dan pemanis lainnya. Hal ini penting untuk menghindari peningkatan kadar gula darah yang berlebihan, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Makanan dan minuman manis lebih dianjurkan dikonsumsi saat berbuka puasa daripada saat sahur. Ini karena tubuh telah berpuasa selama kurang lebih 12 jam dan membutuhkan sumber energi yang cepat. Perlu diperhatikan juga kandungan gizi dan nutrisi dari makanan manis yang dikonsumsi, karena tidak semua hidangan manis memiliki nilai gizi yang cukup untuk menggantikan nutrisi yang hilang selama beraktivitas.
Untuk memenuhi kebutuhan asupan gula harian sekitar 4 sendok makan, sebaiknya atur dengan mengonsumsi 1–2 sendok saat sahur dan 2–3 sendok saat berbuka puasa. Prinsip dasarnya adalah menghindari konsumsi makanan manis berlebihan saat sahur, karena dapat membuat tubuh lebih mudah lapar dan mengganggu proses puasa.
Tips Menyeimbangkan Asupan Gula Saat Puasa
Menyeimbangkan asupan gula saat berpuasa merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan dan kelancaran ibadah. Berikut beberapa tipsnya.
1. Kurangi Asupan Gula Secara Bertahap
Salah satu cara efektif adalah dengan mengurangi asupan gula secara bertahap. Misalnya, jika biasanya kamu menambahkan 4 sendok gula, mulailah dengan menguranginya menjadi 2 sendok. Meskipun memerlukan usaha dan kedisiplinan, ini adalah langkah yang penting untuk membiasakan tubuh dengan asupan gula yang lebih rendah.
2. Ganti dengan Gula Alami
Sebagai alternatif, ganti asupan gula dengan sumber gula alami yang lebih sehat, seperti buah-buahan segar. Gula alami memiliki proses pencernaan yang lebih lambat, mencegah lonjakan gula darah yang drastis, dan memberikan energi yang bertahan lebih lama. Ini juga dapat membantu mengurangi rasa lapar yang cepat muncul.
3. Manfaatkan Rempah-Rempah
Rempah-rempah seperti pala, jahe, kayu manis, dan lainnya dapat digunakan untuk membuat makanan terasa enak tanpa harus menambahkan gula secara berlebihan. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Food menunjukkan bahwa rempah-rempah dapat membantu mengatur gula darah dan mengendalikan nafsu makan.
4. Perhatikan Label Nutrisi
Penting untuk membaca informasi nilai gizi dan komposisi yang tertera pada label makanan dan minuman kemasan. Ini membantu kamu mengendalikan konsumsi gula harian dan memilih produk dengan kandungan gula yang lebih rendah. Pilihlah makanan dan minuman yang lebih sehat dan rendah gula tambahan.
Advertisement