Sukses

Waktu Datangnya Malam Lailatul Qadar dan Cara Meraihnya

Meraih malam lailatul qadar merupakan dambaan seluruh umat Islam yang tengah melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadan.

Liputan6.com, Cilacap - Meraih malam Lailatul Qadar merupakan dambaan seluruh umat Islam yang tengah melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Rasulullah SAW bersabda perihal keutamaan malam lailatul qadar ini dalam hadis berikut,

إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ.

Artinya, "Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi dari (meraih)nya, sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidak ada yang terhalangi (darinya), kecuali orang yang memang terhalangi dari kebaikan.” (HR Ibnu Majah)

Berdasarkan hadis di atas, bahwa seseorang yang terhalang dari meraih Lailatul Qadar termasuk orang yang merugi karena terhalang dari kebaikan-kebaikan yang lebih baik dari kebaikan selama seribu bulan.

Lantas, bagaimana caranya agar kita juga termasuk umat Rasulullah SAW yang mendapatkan malam yang lebih baik dari seribu bulan ini?

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Tidak Pernah Meninggalkan Ibadah Selama Bulan Ramadhan

Ketua PBNU Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrurrozi atau Gus Fahrur membagikan cara mudah untuk mendapatkan lailatul qadar. Menurutnya, caranya adalah tidak pernah ketinggalan dalam melaksanakan ibadah selama bulan suci Ramadhan.

"Maka cara termudah mendapatkan lailatul qadar ya setiap malam jangan tinggalkan Tarawih, setiap malam jangan tinggalkan tahajud. Kalau sebulan penuh kita menjalankan tarawih dan qiyamul lail maka dipastikan kita dapat lailatul qadar," jelas Gus Fahrur dikutip dari NU Online, Rabu (19/03/2024). 

Dijelaskannya, Allah sengaja merahasiakan waktu lailatul qadar agar umat Islam selalu semangat dalam melaksanakan puasa, tarawih, qiyamul lail dan ibadah lainnya. Jika tanggalnya ditentukan, hampir dipastikan sebagian umat Islam hanya akan semangat beribadah pada tanggal tertentu.

Ia mencontohkan, jika lailatul qadar ditentukan misalnya terjadi pada tanggal 27 Ramadhan, bisa jadi nanti ada orang yang ibadahnya hanya pada tanggal tersebut. Selain tanggal 27 Ramadhan akan diremehkan bahkan sama sekali tidak beribadah.

"Kan sudah dapat seribu bulan. Supaya tidak diremehkan maka sengaja Allah sembunyikan lailatul qadar itu. Di mana? Di bulan Ramadhan, di sepuluh malam terakhir, yang ganjil di 10 malam terakhir, itu yang paling kuat," ujar Gus Fahrur.  

 

3 dari 3 halaman

Waktu Datangnya Lailatul Qadar

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Bululawang, Malang, Jawa Timur itu mengungkapkan sejumlah pendapat mengenai waktu lailatul qadar, misalnya Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa lailatul qadar terjadi pada tanggal 27 Ramadhan.

"Atau Imam Ghazali itu berdasarkan awal, misal kemarin kita mulainya (1 Ramadhan) itu malam Kamis maka berarti malam lailatul qadar itu mungkin malam 25 (Ramadhan), itu cuma titen-titenan," jelasnya.

Gus Fahrur menegaskan, malam lailatul qadar tetap menjadi rahasia Allah. Namun jika mengacu pada petunjuk Rasulullah, lailatul qadar terjadi di malam 10 terakhir bulan Ramadhan. "Makanya Rasulullah saw itu menyuruh seluruh keluarganya untuk qiyamul lail di malam 10 terakhir bulan Ramadhan," imbuhnya.

Mengingat hal tersebut, Gus Fahrur mengajak kepada seluruh umat Islam untuk lebih bersemangat lagi dalam melaksanakan ibadah, apalagi di malam 10 terakhir bulan Ramadhan.   "Apabila ingin mendapatkan lailatul qadar, karena itu memang disembunyikan oleh Allah, ayo setiap malam jangan tinggalkan tarawih, setiap malam jangan lupa tadarus, setiap malam ayo kita qiyamul lail," ajaknya.  

Menurut Gus Fahrur, selain untuk memompa semangat ibadah, dirahasiakannya lailatul qadar juga menjadi pengingat kepada umat Islam untuk tidak melakukan maksiat, sebab jika melakukan maksiat di malam tersebut, dosanya akan berlipat ganda sebagaimana berlipatnya pahala 1.000 bulan.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul