Sukses

Doa Puasa Syawal Dijalani Selama 6 Hari, Jaga Kesucian Hati Setelah Ramadhan Berakhir

Puasa syawal adalah puasa sunah yang dikerjakan selama enam hari setelah hari raya idulfitri.

Liputan6.com, Jakarta Doa puasa Syawal pada bulan Ramadhan adalah salah satu doa yang sangat dianjurkan. Dalam Islam, bulan Ramadhan dianggap sebagai bulan yang paling suci dan penuh berkah. Selama bulan ini, umat muslim menjalankan ibadah puasa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setelah bulan Ramadhan berakhir, umat muslim juga dianjurkan untuk menjalankan puasa Syawal yang berlangsung selama enam hari.

Puasa Syawal memiliki banyak manfaat dan ampunan bagi umat muslim. Dalam hadits, Rasulullah SAW mengatakan bahwa siapa pun yang berpuasa selama bulan Ramadhan dan kemudian melanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia akan mendapatkan pahala seperti berpuasa sepanjang tahun. Selain itu, doa puasa Syawal juga dapat membantu membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah dilakukan selama Ramadhan.

Dengan menjalankan puasa Syawal dan mendoakan ampunan, umat muslim diharapkan dapat terus memperbaiki diri dan menjaga kesucian hati setelah bulan Ramadhan berakhir. Dengan berdoa dan berpuasa, umat muslim akan merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan meraih berkah serta ampunan-Nya. Berikut ini doa puasa Syawal dan tata cara yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (3/20/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Doa Puasa Syawal

Doa puasa Syawal perlu diketahui setiap muslim. Setelah selesai menjalankan ibadah puasa Ramadan 2024, umat muslim dianjurkan untuk berpuasa lagi sehari setelah hari raya Idulfitri. Puasa ini dilakukan enam hari secara berturut-turut, mulai tanggal 2 sampai 7 Syawal.

Ada banyak sekali keutamaan puasa Syawal yang didapatkan oleh umat muslim. Setiap umat Islam yang menunaikan ibadah puasa ini, ia seakan puasa setahun penuh. Adapun doa puasa Syawal atau niatnya adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَةِ سِتَةٍ مِنْ شَوَالٍ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati sittatin min syawwalin lillahi ta’ala.

Arti doa puasa syawal:

“Aku niat puasa sunah Syawal di esok hari karena Allah SWT”

Doa Puasa Syawal di Pagi Hari

Sementara itu, bagi Anda yang mendadak ingin menjalankan ibadah puasa syawal di pagi hari, tentu diperbolehkan. Sebab, kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Berikut bacaan doa puasa syawal di pagi hari:

َوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Arti doa puasa syawal di pagi hari

"Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."

Waktu pelaksanaan doa puasa Syawal ini bisa dilafalkan, mulai masuk waktu Maghrib hingga sebelum salat Zuhur, selagi belum makan dan minum sejak terbit fajar di hari berpuasa tersebut.

Doa Puasa Syawal Berurutan

Doa puasa Syawal dibaca sebagai bacaan niat, untuk melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal. Puasa Syawal boleh dilaksanakan mulai tanggal 2 Syawal menurut penanggalan hijriyah. Jumlah puasa yang perlu ditunaikan berjumlah enam hari. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam rangka melaksanakan sunnah Rasulullah SAW ini. Salah satunya ialah tidak diperbolehkan puasa pada hari Jumat, apabila tidak diiringi puasa pada hari Kamis dan hari Sabtu. Sebab puasa di hari Jumat hukumnya makruh jika tidak diiringi puasa di hari Kamis atau Sabtu.

Berikut bacaan doa puasa Syawal yang dibaca sebelum puasa dijalankan sebagai niat untuk memantabkan hati. Doa ini dibaca apabila kamu berpuasa secara berurutan selama enam hari.

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﻏَﺪٍ ﻋَﻦْ ِﺳﺘَﺔٍ ِﻣﻦْ ﺷَﻮَﺍﻝٍ ﺳُﻨَﺔً ِﻟﻠَﻪ ﺗَﻌَﺎﻟَﻲ

Nawaitu shouma ghodin ‘an sittatin min syawaali sunnatan lillahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah enam hari di bulan Syawal karena Allah.”

 

3 dari 4 halaman

Tata Cara Puasa Syawal

1. Niat puasa syawal dijalankan selama enam hari

Sebagaimana yang sudah disebutkan dalam hadis, bahwa puasa syawal dilakukan selama enam hari. Berikut hadis yang disebutkan:

 “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari hadis tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464).

2. Diutamakan dikerjakan secara berurutan

Puasa syawal diutamakan dijalankan secara berurutan. Namun, jika tidak bisa dikerjakan secara berurutan, maka niat puasa syawal bisa dikerjakan secara terpisah-pisah.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata bahwa “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.”

3. Diutamakan untuk mengganti utang puasa Ramadan terlebih dahulu

Kalau kamu mempunyai utang puasa Ramadan, maka disarankan kamu untuk menggantinya terlebih dahulu (puasa qadha). Hal ini berdasarkan pada penjelasan dari Ibnu Hambali dalam kitabnya Lathoiful Ma’arif. Ibnu Rajab Al Hambali berkata:

“Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

Ia juga mengatakan bahwa:

“Siapa yang memulai qodho’ puasa Ramadhan terlebih dahulu dari puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah qodho’nya sempurna, maka itu lebih baik. Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal itu tidak bisa digapai jika menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal. Karena puasa enam hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 392).

4 dari 4 halaman

Keutamaan Puasa Syawal

1. Penyempurna Puasa Ramadan

Ibadah sunah memiliki peran penting sebagai penyempurna bagi ibadah wajib dalam agama Islam. Seperti halnya salat sunah rawatib yang menjadi pelengkap bagi salat fardhu, puasa sunah syawal juga dapat menjadi penyempurna bagi ibadah puasa Ramadan. Puasa syawal, yang dilakukan setelah selesai bulan Ramadan, merupakan salah satu ibadah sunah yang memiliki nilai tambah dalam menyelesaikan ibadah puasa wajib.

2. Pahala Puasa Satu Tahun

Dalam Al-Quran, surat Al-An’am ayat 160 menjelaskan bahwa setiap amal ibadah akan dibalas dengan pahala sepuluh kali lipatnya. Hal ini berarti bahwa pahala yang diperoleh dari ibadah puasa Ramadan, jika dikalikan dengan sepuluh, setara dengan puasa selama sepuluh bulan. Begitu pula dengan puasa sunah syawal selama enam hari, yang jika dikalikan dengan sepuluh, setara dengan puasa selama dua bulan. Dengan demikian, total pahala puasa Ramadan dan puasa syawal setara dengan pahala puasa selama satu tahun penuh.

3. Tanda Diterimanya Puasa Ramadan

Salah satu tanda diterimanya ibadah puasa Ramadan adalah adanya konsistensi dalam menjalankan ibadah setelahnya. Seorang yang berpuasa Ramadan yang diterima Allah akan melanjutkan ibadahnya dengan puasa sunah syawal. Hal ini menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan dalam beribadah serta menjadi bukti bahwa ibadah puasa Ramadan telah diterima oleh Allah SWT.

4. Sebagai Tanda Syukur

Puasa sunah syawal juga merupakan bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah selama bulan Ramadan. Selama bulan Ramadan, umat Islam diberikan kesempatan untuk mendapatkan ampunan dan meningkatkan ibadah. Dengan melaksanakan puasa syawal, seorang hamba menunjukkan rasa syukurnya atas anugerah dan ampunan yang diperolehnya selama bulan Ramadan. 

Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:

“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (dalam riwayat lain): “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Menjaga Konsistensi Ibadah

Setelah berakhirnya bulan Ramadan, penting bagi umat Islam untuk tetap menjaga konsistensi dalam beribadah. Salah satunya adalah dengan melaksanakan puasa sunah syawal. Puasa ini tidak hanya sebagai bentuk konsistensi dalam beribadah, tetapi juga sebagai wujud kesetiaan terhadap ibadah yang telah dilakukan selama bulan Ramadan.

6. Menjalankan Niat Puasa Syawal Sebelum Mengganti Puasa Ramadan

Meskipun banyak keutamaan dalam melaksanakan niat puasa syawal, muncul pertanyaan mengenai kebolehan menjalankannya sebelum mengqadha puasa Ramadan yang belum terlaksana. Para ulama berpendapat bahwa lebih baik mengutamakan mengqadha puasa Ramadan terlebih dahulu sebelum menjalankan puasa syawal. Hal ini dilakukan sebagai prioritas menyelesaikan kewajiban yang lebih utama sebelum melaksanakan ibadah sunah.

7. Dianjurkan Membayar Utang Puasa Ramadan

Terkait dengan urutan pelaksanaan puasa syawal dan mengqadha puasa Ramadan, para ulama memiliki pendapat berbeda. Namun, mayoritas ulama sepakat bahwa lebih baik mengqadha puasa Ramadan terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa syawal. Ini menunjukkan pentingnya menyelesaikan kewajiban yang lebih utama sebelum melaksanakan ibadah sunah.   

Di antara pendapat para ulama, Ibnu Hajar al-Haitami yang menjelaskan bahwa, “seseorang harus mengqada puasa Ramadan terlebih dahulu untuk mendapatkan keutamaan puasa Syawal, karena puasa Syawal beriringan dengan puasa Ramadan, yaitu keseluruhannya. Jika tidak demikian, maka tidak akan mendapatkan keutamaannya, yaitu seperti puasa sepanjang masa ( setahun puasa), jika dia tidak mengerjakan puasa karena uzur.” (Tuhfah al-Muhtaj, Jilid 3, hlm. 456).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.