Liputan6.com, Cilacap - Kehancuran alam semesta langsung terjadi begitu Malaikat Israfil meniup terompet raksasa atau sangkakala di hari kiamat. Seluruh mahkluk mati, terkecuali yang dikehendaki-Nya.
Baca Juga
Advertisement
Ada perbedaan di kalangan para ulama perihal banyaknya tiupan sangkakala yang dilakukan malaikat Israfil ini. Ada yang mengatakan dua kali. Ada pula yang mengatakan tiga kali.
Lepas dari perbedaan tersebut, tiupan sangkakala yang terakhir ini berfungsi membangkitkan manusia dari alam kuburnya.
Setelah itu, mereka akan digiring menuju tanah lapang yang tentu saja sangat asing bagi mereka karena belum pernah dihuni sebelumnya oleh siapapun.
Tanah lapang itu ialah Padang Mahsyar yang tak bertepi. Al-Ghazali menyebut, tanah padang Mahsyar berwarna putih bersih karena memang belum penah diinjak oleh siapapun.
Hanya saja di padang Mahsyar ini sebagaimana informasi Rasulullah SAW, panasnya luar biasa karena ketika itu matahari berada pada posisi yang sangat dekat dengan manusia.
Simak Video Pilihan Ini:
Matahari Didekatkan
Di Padang Mahsyar, jarak antara manusia dan matahari sangat dekat. Oleh karena teriknya mentari, keringat bercucuran dengan amat deras sehingga merendam sebagian atau bahkan seluruh tubuh mereka.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَومَ القِيَامَةِ مِنَ الخَلْقِ حتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيل فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهمْ في العَرَقِ
“Pada Hari Kiamat, matahari didekatkan kepada seluruh makhluk hingga berjarak satu mil di atas kepala mereka, lalu seluruh manusia akan tergenang dalam peluh mereka berdasarkan kadar amalan mereka di dunia.” (HR Muslim).
Masa tunggu ini akan sangat menyiksa bagi orang-orang kafir. Namun, tidak demikian bagi mereka yang dikehendaki-Nya.
Rasulullah bersabda, “ Allah SWT berfirman:
يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ
“Pada hari manusia bangkit menghadap Allah Tuhan Semesta Alam.” (QS Al Muthaffifin: 6)
مِقْدَارَ نِصْفِ يَوْمٍ مِنْ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ فَيُهَوِّنُ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِ كَتَدَلِّي الشَّمْسِ لِلْغُرُوْبِ إِلىَ أَنْ تَغْرُبَ
“Pada hari manusia bangkit menghadap Allah Rabbul ‘alamin (Al Muthaffifin: 6), selama setengah hari (dari satu hari yang kadarnya) lima puluh ribu tahun. Maka diringankan bagi orang mukmin (sehingga lamanya) seperti matahari menjelang terbenam sampai terbenam.”
Advertisement
Naungan Allah
Namun bagi mereka yang mendapat naungan atau perlindungan dari Allah SWT, mereka tidak akan merasakan panas meskipun saat itu matahari didekatkan oleh Allah SWT.
Ada 7 golongan yang mendapatkan naungan Allah SWT berdasarkan hadis Nabi SAW berikut ini,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ: إِمامٌ عادِلٌ، وشابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّه تَعالى، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌفي المَسَاجِدِ، وَرَجُلانِ تَحَابَّا في اللَّه: اجتَمَعا عَلَيهِ، وتَفَرَّقَا عَلَيهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخافُ اللَّه، ورَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فأَخْفَاها، حتَّى لا تَعْلَمَ شِمالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينهُ، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Rasul SAW bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah dengan naungan 'Arsy-Nya pada hari di mana tak ada naungan kecuali naungan- Nya. (Yaitu) pemimpin yang adil; pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Tuhannya; orang yang hatinya terpaut pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah sehingga berkumpul dan berpisah karena Allah; lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang yang berkedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, 'Sungguh aku takut kepada Allah'; orang yang bersedekah lalu merahasiakannya hingga tangan kirinya tak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya; orang yang berzikir kepada Allah kala sunyi, lalu bercucuran air matanya (HR Bukhari).
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul