Sukses

Cara Membuat Allah Gembira dan Masuk Surga-Nya Menurut Habib Umar bin Hafidz

Cara masuk surga menurut Habib Umar bin Hafidz, jangan malu bertobat. Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubatnya seorang muslim.

Liputan6.com, Jakarta - Harapan tiap mukmin adalah masuk surga. Namun, banyak di antara kita, ada yang galau atau bingung cara masuk surga.

Soal ini, ulama kharismatik asal Terim, Yaman, Habib Umar bin Hafidz membagikan caranya. Habib Umar merupakan pimpinan Sekolah Dar-al Musthafa dan berbagai sekolah lain yang telah dibangun di bawah manajemennya.

Sebenarnya keinginan masuk surga didorong oleh keyakinan yang mendalam akan kebahagiaan abadi dan keselamatan yang dijanjikan Allah bagi orang-orang yang taat dan beriman.

Alasannya, surga dipandang sebagai tempat di mana seseorang akan menemukan kenikmatan yang tidak terbatas, kebahagiaan yang sempurna, dan kebebasan dari segala macam penderitaan dan kesulitan dunia. Ini adalah tempat di mana semua impian dan keinginan yang baik terwujud, dimana seseorang akan hidup dalam kedamaian dan keberkahan yang tak terbatas bersama dengan orang-orang yang dicintainya.

Selain itu, orang-orang ,uslim ingin menjadi ahlul jannah karena percaya bahwa itu adalah puncak dari kesetiaan mereka kepada Allah.

Mereka memandang surga sebagai hadiah yang layak diperoleh bagi orang-orang yang menjalani kehidupan dengan taat, beribadah kepada Allah, dan mematuhi ajaran-Nya sepanjang hidup mereka.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Alasan Ingin Masuk Surga

Dalam Al-Qur'an, Allah menjanjikan surga kepada orang-orang yang berbuat baik dan bertaqwa, yang telah menjalani kehidupan dengan melakukan amal saleh dan menghindari perbuatan dosa.

Muslim ingin masuk surga karena keinginan mereka untuk bersatu dengan Allah dan menikmati kehadiran-Nya secara langsung.

Dalam pandangan Islam, surga adalah tempat di mana orang-orang yang mendapat ridha Allah akan menikmati kebersamaan dengan-Nya secara intim, merasakan cinta-Nya yang tak terhingga, dan merasakan kehadiran-Nya yang memenuhi hati dan jiwa dengan kebahagiaan yang abadi.

Oleh karena itu, keinginan untuk masuk surga dalam Islam tidak hanya didorong oleh keinginan akan kenikmatan, tetapi juga oleh keinginan akan kedekatan dengan Sang Pencipta dan kesempurnaan spiritual yang terkandung dalamnya.

Namun bingung dan galau caranya?

3 dari 3 halaman

Ini Cara Masuk Surga yang Disarankan Habib Umar

Menukil islami.co, dalam kajian bersama Habib Umar, seorang pemuda bertanya, “Saya baru memulai taubat, tapi masalahnya saya banyak disajikan dengan pengajian yang menjelek-jelakan satu sama lain di antara mereka. Ketika saya buka media sosial, banyak pula konten yang saling menjelekkan. Saya ingin masuk surga, tapi bingung caranya bagaimana?”

Habib umar bin Hafidz menjelaskan, kamu berpikir seperti itu adalah sebuah kiriman dari Allah SWT. Kiriman itu dapat ditamsilkan seperti cahaya dari Allah yang membuat kamu tertarik kepada-Nya. Karena itu kiriman dari Allah, jangan sampai kondisi seperti itu, maksudnya ketika dihadapi dengan pengajian dan konten yang saling menjelekkan, membuat kamu mundur dan telat bertaubat kepada Allah SWT. Teruslah berjalan untuk semakin dekat dengan Allah SWT.

Saat dihadapkan pada kondisi tersebut, ada dua pilihan yang bisa dilakukan. Pertama, membalas orang yang menjelekkan dengan ucapan yang sama seperti yang mereka katakan. Pilihan kedua, sabar sembari mengharap pahala dari Allah SWT, dan menghindar dari omongan atau orang yang menjelek-jelekan.

Jika bertemu dengan orang yang mencaci-maki, kembalilah kepada Allah SWT, dan bayangkan kondisi Nabi Muhammad dilempari batu dan diganggu ketika pulang dari Thaif. Tubuh Rasulullah berdarah dan babak belur, tapi beliau malah berkata, “Ya Allah, asalkan Engkau tidak murka kepadaku. Aku tidak peduli dengan gangguan mereka.”

Ambillah hikmah dalam hadis Nabi Muhammad SAW, di mana Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubatnya seorang muslim. Bahkan kegembiraan-Nya melebihi gembira orang yang mandul kemudian bisa melahirkan, orang tersesat dan akhirnya menemukan jalan pulang, dan orang yang kehabisan bekal di padang pasir dan kemudian menemukan bekal untuk bertahan hidup.”

Pada hakikatnya, Allah tidak perlu taubat kita. Namun Allah gembira dan ridha ketika ada hamba-Nya yang bertaubat. Padahal sebenarnya, yang paling diuntungkan ketika taubat adalah diri kita sendiri, bukan Allah SWT.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul